Pancasila Reborn

Deni Darmawan
Standardisasi Dai MUI Angkatan ke-24 dan Penulis Buku Religi dan Literasi
Konten dari Pengguna
1 Juni 2023 18:24 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deni Darmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warga membawa lambang Garuda Pancasila saat Kirab Pancasila pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (28/5/2023).  Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga membawa lambang Garuda Pancasila saat Kirab Pancasila pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (28/5/2023). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lahirnya pancasila pada tanggal 1 Juni seolah-olah sepi tanpa makna. Diperlukan terobosan-terobosan, gebrakan, cara-cara baru (Reborn) agar lahirnya pancasila bisa dimaknai secara utuh sebagai dasar, ideologi dan falsafah bernegara. Diperlukan kolaborasi antar anak bangsa agar generasi masa kini “melek” akan lahirnya pancasila.
ADVERTISEMENT
Pada masa lahirnya Pancasila, upaya pembudayaan dan pewarisan nilai-nilai Pancasila secara konsisten dilakukan sejak awal kemerdekaan. Untuk memperkenalkan Pancasila sekaligus pembudayaan dan pewarisan nilai-nilai Pancasila dilakukan dalam bentuk pidato-pidato para tokoh bangsa, digelar rapat-rapat akbar yang disiarkan secara langsung melalui radio dan diterbitkan di surat kabar.
Bahkan, Bung Karno menulis dan menerbitkan sebuah buku yang berisikan pidatonya tentang Lahirnya Pancasila. Buku ini menjadi lebih lengkap karena disertai kata pengantar dari Dr. K.R.T Radjiman Wedyoningrat. Beliau menjadi ketua Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia disingkat BPUPKI)
Sebagai anak bangsa kita bisa gotong royong dengan melakukan terobosan-terobosan dan gebrakan yang lebih kekinian agar lahirnya Pancasila dijadikan refleksi dan pedoman dalam berpikir, bertindak dan penuntun dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Memperingati lahirnya Pancasila tidak hanya sekadar diperingati setiap tahun. Tapi dengan diperingati lahirnya Pancasila diharapkan agar nilai-nilai pancasila bisa tertanam kuat dalam diri anak bangsa yang bisa memberikan kontribusi yang konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan mengacu kepada nilai-nilai pancasila.
Perwujudan karakter Profil Pelajar Pancasila diperlukan kolaborasi dan upaya yang terus menerus antar anak bangsa. Terbentuknya karakter Profil Pelajar Pancasila diharapkan bisa mengaktualisasikan enam nilai-nilai seperti beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak Mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Urgensi memperingati 1 Juni sebagai tonggak lahirnya Pancasila untuk memperkokoh jiwa kebangsaan dan akar budaya yang kuat yang tidak mudah terpengaruh dengan paham asing yang negatif. Makin hari nilai-nilai Pancasila kian tergerus dalam kehidupan masyarakat. Misalnya masalah korupsi yang membudaya, dekadensi moral, maraknya narkoba, dan terorisme. Jika hal ini dibiarkan akan mengakibatkan disintegrasi bangsa.
ADVERTISEMENT
Hidup di era digital seperti ini dibutuhkan kolaborasi dan gotong royong dalam membumikan nilai-nilai Pancasila yang diwujudkan dalam konten kreatif berupa video, meme, flyer, poster dan kreativitas digital lainnya agar generasi saat ini bisa memaknai pancasila seutuhnya sebagai dasar, ideologi dan falsafah negara.
Membumikan dan memviralkan nilai-nilai pancasila bukan hanya digelar secara seremonial dengan berbagai seminar dan kajian saja, tapi juga berbagai kegiatan yang menarik dengan menyesuaikan zaman dan era saat ini. Sehingga pesan yang ingin disampaikan pada semua anak bangsa bisa memaknai Pancasila sebagai pandangan hidup dalam bermasyarakat dan bernegara.
Dinamika pancasila dari masa ke masa memang mempunyai tantangan tersendiri. Jika generasi saat ini tidak bisa memaknai pancasila dan buta akan sejarah, maka Pancasila hanya sebagai simbol semata maka tidak mempunyai kesaktian dan nilai apa-apa.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa alasan jika Bung Karno mengatakan tentang Jas Merah (Jangan sekali-sekali melupakan sejarah). Jika sejarah lahirnya Pancasila saja dilupakan dan tidak ada kreativitas anak bangsa dalam membuat kegiatan yang menarik sebagai upaya untuk menggugah minat anak bangsa agar sepenuhnya bisa memaknai nilai-nilai Pancasila, maka generasi saat ini akan akan kehilangan karakter dan identitas diri sebagai bangsa yang kuat.
Begitu banyak dinamika dan tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh anak bangsa. Pancasila menjadi jalan dan pedoman atas semua solusi dalam menghadapi segala dinamika dan tantangan tersebut. Jangan ada lagi anak bangsa yang tidak mampu menyebutkan butir-butir Pancasila secara lengkap. Jangan ada lagi anak bangsa yang tidak tahu akan sejarah Pancasila.
ADVERTISEMENT

Pembelajaran Yang Menarik

Pada tahun ajaran 2022/2023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan agar mata pelajaran Pendidikan Pancasila masuk ke dalam Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan di semua satuan pendidikan mulai dari PAUD, Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Tinggi di seluruh Indonesia.
Kemendikbudristek juga berkolaborasi dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dengan menyiapkan 15 bahan ajar mulai dari PAUD hingga ke Perguruan Tinggi. Jika bahan ajar Pendidikan Pancasila hanya disampaikan dalam bahasa teks saja, maka kurang menarik.
Guru atau dosen tidak hanya menguasai materi Pendidikan Pancasila dengan baik, tapi juga menguasai berbagai macam metode pengajaran. Proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dengan mengajak peserta didik (karya wisata) mengunjungi ke tempat lokasi seperti ke museum Kesaktian Pancasila akan terasa lebih nyata dalam menjelaskan, berdiskusi dan bertanya.
ADVERTISEMENT
Selain museum, siswa bisa berkunjung ke tempat-tempat sejarah kemerdekaan Indonesia lainnya seperti Monumen Nasional (Monas), Gedung Joang 45, Tugu Proklamasi, Gedung Sumpah Pemuda, Gedung Kebangkitan Nasional dan sebagainya.
Saat pembelajaran Pendidikan Pancasila, guru dan siswa bisa memperkenalkan dan menyanyikan lagu-lagu nasional seperti lagu Garuda Pancasila karangan Sudharnoto atau lagu yang kekinian yang berjudul Profil Pelajar Pancasila yang diaransemen oleh komposer kenamaan Eka Gustinawa dan dinyanyikan oleh Kikan Namara.
Cuplikan film kemerdekaan dengan durasi yang pendek bisa menjadi alternatif lain sebagai bahan diskusi dan kajian antara guru dan siswa.
Menyanyikan lagu-lagu tersebut dan melihat cuplikan film kemerdekaan sebagai upaya mengapresiasi pejuang para pahlawan dan menumbuhkan semangat bagi generasi muda agar nilai-nilai Pancasila bisa tertanam dalam diri dan mencintai Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dari proses pembelajaran dan kolaborasi Pendidikan Pancasila antara guru dan siswa diharapkan bisa menghasilkan beberapa produk pancasila dari proses kreativitas masing-masing siswa. Dengan begitu, Pendidikan Pancasila menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan.
Memperingati lahirnya Pancasila harus dengan cara-cara yang baru, unik, menarik, kreatif, agar semua anak bangsa bisa kembali menghayati nilai-nilai Pancasila serta membangkitkan kembali semangat dan cita-cita Pancasila sebagai dasar, ideologi dan falsafah negara. Pancasila sudah final, namun perlu cara baru agar nilai-nilai Pancasila tidak hilang ditelan zaman dan setiap generasi.