Santri El-Alamia Produktif Menulis Buku

Deni Darmawan
Standardisasi Dai MUI Angkatan ke-24 dan Penulis Buku Religi dan Literasi
Konten dari Pengguna
29 Mei 2022 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deni Darmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kiri : Deni Darmawan, Kiai Fulex (Dokpri)
zoom-in-whitePerbesar
Kiri : Deni Darmawan, Kiai Fulex (Dokpri)
ADVERTISEMENT
Oleh : Deni Darmawan, Penulis buku “Menulis itu Gampang"
Pagi terasa sejuk, sinar matahari pun masih agak redup, matahari seperti malu menampakkan wajahnya. Kicauan burung pun bernyanyi, mengiringi langkah saya menuju Pondok Pesantren El-Alamia, Bogor Jalan Abdul Fatah Kampung Ciangsana No.desa, Tapos I, Tenjolaya, Bogor, Jawa Barat pada Kamis (26/5/2022).
ADVERTISEMENT
Saya beserta tim akan menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Ponpes El-Alamia dengan judul “Menumbuhkan Kreativitas Menulis di Era Society 5.0”. Ini adalah tugas dosen yang harus dijalankan. Menyebarkan dan berbagi ilmu di tengah-tengah masyarakat.
Ponpes El-Alamia berbeda dengan ponpes lainnya. Hal yang membuat saya takjub dan jatuh hati dengan ponpes ini, karena para guru dan santri produktif menulis. Guru membimbing para santri hingga santri mempunyai karya tulis berupa buku.
Karya buku santri El-Alamia (Dokpri)
Sudah begitu banyak buku yang diterbitkan. Semua genre ada, fiksi dan non fiksi. Menulis dan menerbitkan buku sudah menjadi ciri khas ponpes ini. Jangan heran, setiap alumni ponpes ini sudah memiliki karya buku.
Rasa penasaran ini pun terobati, tatkala saya sampai di depan ponpes El-Alamia. Asri, sejuk dan alami, itulah kesan pertama yang bisa saya simpulkan ketika keliling di El-Alamia. Tempat belajarnya pun terbuka, tanpa dinding, seperti panggung, semua terbuat dari kayu dan bambu.
ADVERTISEMENT
Gemericik air, kicauan burung, ikan di kolam, menambah kesyahduan nyanyian alam. Ponpes ini seolah-olah ingin bercengkrama dengan alam. Menyatu dan bebas berkreasi tanpa batas. Suasana alam yang terbuka akan menambah inspirasi para guru dan santri untuk terus menghasilkan karya.
Dibalik suksesnya guru dan santri menulis buku, ada sosok Kiai Ahmad Fulex Bisyri yang bersahaja, sederhana, ramah dan visioner. Membangun ponpes bukanlah awal yang mudah. Tapi itulah bagian dari perjuangan. Ia ingin mempunyai ponpes yang berbeda dari biasanya.
Baginya, santri tidak hanya sekedar mondok, dan mempunyai dasar agama yang baik, tapi juga mempunyai karya berupa buku. Kiai Fulex pernah bercerita, ketika dicetuskannya ide menulis.
Awalnya, banyak santri yang suka mencoret-coret dinding. Alasannya pun beragam, dari mulai iseng dan ingin menuangkan kreasi.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Kiai Fulex membuat wadah untuk menampung kreasi para santri. Ia membuat program bil qalam. Outpuntnya, satu santri, satu buku. Agar program ini bisa terwujud, santri wajib mengikuti kegiatan ini, agar memperoleh bimbingan dan latihan agar bisa produktif menulis. Guru yang pernah menulis dan mempunyai buku, akan membimbing para santri hingga menerbitkan buku.
Bersama Kiai Fulex dan Dosen Unpam (dokpri)
Saya belajar banyak dari Kiai Fulex dan para guru. Bahwa dakwah bukan saja di podium atau di atas mimbar (bil kalam) tapi juga dengan tulisan (bil qalam). Menulis adalah bagian dari dakwah yang kurang mendapat perhatian.
Kendati kapasitas saya sebagai narasumber, tapi saya pun banyak belajar di ponpes El-Alamia. Ada satu hal yang selalu ternyiang-nyiang di telinga saya. Kiai Fulex selalu berkata kepada para guru dan santrinya. “Membacalah, maka engkau akan mengetahui. Menulislah, maka engkau akan diketahui”.
ADVERTISEMENT
Kiai Fulex juga sering mengingatkan kepada para santri. Bahwa orang itu jangan banyak gaya, tapi banyakin karya. Dengan karya, orang akan dikenal dan dikenang. Jika mati, maka karya itu akan bermanfaat untuk orang banyak.
Sebelum kami pulang, Kiai Fulex menyiapkan makanan yang serba alami dan nikmat sekali. Sebab, semua makanan yang diterhidang adalah hasil budi daya ponpes. Terima kasih Kiai, telah banyak memberikan inspirasi kepada kami.
Bersama para guru dan santri dalam kegiatan PKM bersama dosen Unpam (Dokpri)