Silaturahmi Virtual Menjadi Kultur Baru di Tengah Pandemi

Deni Darmawan
Standardisasi Dai MUI Angkatan ke-24 dan Penulis Buku Religi dan Literasi
Konten dari Pengguna
28 Mei 2021 19:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deni Darmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi foto: pixabay.xom/Alexandra_koch.
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi foto: pixabay.xom/Alexandra_koch.
ADVERTISEMENT
Silaturahmi merupakan perintah agama. Tujuannya agar terjalin kembali kasih sayang yang terputus dan muncul kembali rasa cinta persaudaraan antar sesama. Kegiatan silaturahmi bisa dilaksanakan dan digelar kapan saja, tanpa dibatasi waktu atau momen tertentu. Silaturahmi tidak harus bertemu tatap muka dan berjabat tangan, namun bisa dilakukan secara virtual dengan menggunakan berbagai teknologi komunikasi.
ADVERTISEMENT
Misalnya ketika hari raya Idul Fitri, kita dianjurkan menggelar silaturahmi virtual bersama keluarga. Hal ini merupakan upaya pemerintah menahan laju peningkatan penularan Covid-19 di tengah masyarakat sehingga mengeluarkan larangan mudik ke kampung halaman.
Di dalam Al-Quran dan hadist, bahwa orang yang suka melakukan silaturahmi merupakan karakteristik orang beriman dan bertakwa. (QS.4:1). Silaturahmi mempunyai keutamaan dan manfaat. Diantaranya diluaskan rizkinya, dipanjangkan umurnya, diampunkan segala dosanya dan bisa mengantarkan dirinya ke surga.
Karena begitu banyak manfaatnya. Maka, berbagai forum silaturahmi bisa pun digelar dan dimanfaatkan untuk saling memaafkan sehingga timbul kasih sayang, cinta dan persaudaraan yang mengantarkan kepada kehidupan yang harmonis.
Untuk urusan silaturahmi, sebenarnya masih banyak cara yang bisa kita lakukan tanpa harus bertemu fisik. Berbagai teknologi komunikasi dan platform digital yang begitu beragam bisa kita pilih sesuai kebutuhan. Ada beberapa kegiatan-kegiatan virtual yang sering digelar selepas lebaran yang intinya adalah kegiatan silaturahmi. Sehingga silaturahmi virtual akan menjadi kultur baru di tengah pandemi.
com-Ilustrasi wanita yang sedang melakukan online meeting. Foto: Shutterstock
Mudik Virtual
ADVERTISEMENT
Kebijakan Pemerintah melarang mudik mendorong masyarakat agar berlebaran secara virtual. Hal ini dilakukan agar lonjakan penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas seperti lebaran tahun lalu. Belajar dari pengalaman sebelumnya, maka Pemerintah gencar-gencarnya mengajak dan mensosialisasikan agar masyarakat tidak mudik dan berlebaran secara virtual sebagai kultur atau tradisi baru dalam menjalin silaturahmi dengan menggunakan berbagai macam platform digital yang disediakan.
Mudik memang sebuah tradisi yang khas di negeri ini. Walaupun Pemerintah sudah berupaya melarang mudik tahun ini, namun ada saja masyarakat yang mencari celah dan “main kucing-kucingan” dengan petugas bahkan nekat melakukan berbagai cara agar bisa pulang ke kampung halaman. Ini menandakan bahwa mudik memang sebuah tradisi yang mengakar kuat dan tidak bisa dihalang-halangi.
ADVERTISEMENT
Dua tahun sudah perayaan lebaran atau Idul Fitri di tengah pandemi berlangsung. Sebagian masyarakat sudah tidak mampu melepas rindu bertemu sanak famili dan suasana alam di kampung halaman. Hasratnya seperti tidak terbendung untuk bisa mudik walaupun risiko yang akan terjadi bisa menularkan sanak famili di kampung.
Akibat mudik yang dipaksakan akan muncul klaster di desa-desa, dan klaster perkampungan. Jangan heran jika ada satu Rukun Tetangga (RT) di lockdown karena akibat mudik, dan kegiatan silaturahmi lainnya selepas lebaran.
Sebagai warga negara yang baik, kita harus menyadari dan patuh terhadap aturan pemerintah agar penyebaran Covid-19 tidak semakin tinggi. Hampir semua masyarakat mempunyai gawai gadget yang bisa dimanfaatkan untuk hal-hal kebaikan. Lebaran masih bisa kita lakukan dengan berbagai macam media komunikasi untuk kumpul bersama secara virtual dengan sanak famili di kampung.
ADVERTISEMENT
Walaupun kita tidak sempat berjabat tangan, mencium kedua tangan orang tua dan sanak famili lainnya, hal itu bisa dimaklumi karena masa pandemi saat ini. Walaupun dilakukan secara virtual, namun niat kita akan tercatat sebagai amal kebaikan.
Open House Virtual
Tradisi Open house yang biasa dilakukan oleh pejabat pemerintah secara tatap muka pun berubah menjadi virtual. Kegiatan berkunjung dari rumah ke rumah atau open house sebuah tradisi yang sudah ada di Indonesia. Tradisi ini biasanya digelar oleh pejabat pemerintah agar silaturahmi tetap terjalin dengan warganya. Presiden Jokowi dan seluruh kabinetnya meminta kepada warganya untuk tetap di rumah dan menggelar open house atau silaturahmi secara virtual.
Open house merupakan kegiatan silaturahmi untuk terus terjalin kasih sayang dan keakraban antar sesama. Dalam kondisi darurat seperti ini, maka menggelar open house merupakan langkah yang tepat agar kegiatan open house bisa berjalan dengan baik.
Presiden Jokowi melakukan Silatuhrami Virtual dengan Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin ketika Lebaran/Idul Fitri 1442 H
Halal bi Halal Virtual
ADVERTISEMENT
Halal bi halal merupakan tradisi populer keagamaan Islam di Indonesia dan dikenal di Asia Tenggara. Tradisi halal bi halal biasanya digelar setelah beberapa hari lebaran. Tradisi ini digagas oleh para tokoh bangsa agar konflik antar tokoh saat itu menjadi redam, luluh, saling memaafkan, saling menghalalkan, saling merajut kasih sayang (silaturahmi) agar persatuan bangsa Indonesia semakin kokoh. Tradisi ini hanya ada di Indonesia dan menjadi khas Nusantara.
Halal bi halal juga menjadi kohesivitas antar warga untuk menguatkan identitas kita sebagai suatu bangsa untuk selalu menjaga budaya silaturahmi agar melepas segala ketegangan-ketegangan baik dari aspek politik maupun aspek lainnya. Dalil halal bi halal memang tidak secara khusus, namun begitu banyak dalil yang menunjukkan secara umum.
ADVERTISEMENT
Misalnya di dalam Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 10 yang artinya “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”.
Ayat ini merupakan anjuran untuk berdamai antar sesama mukmin dalam setiap perselisihan. Perdamaian yang diiringi dengan saling memaafkan menjadi wadah yang tepat pada acara halal bi halal. Pada ayat ini menunjukkan silaturahmi secara umum berdasarkan hubungan sesama manusia (hubungan seagama).
Silaturahmi Virtual
Silaturahmi tidak hanya secara khusus yaitu secara nasab atau hubungan kekerabatan karena keturunan. Namun, silaturahmi dalam artian umum dan luas yaitu menjalin kasih sayang terhadap sesama umat manusia. Bahkan kepada non muslim kita harus bisa saling menjaga hubungan persaudaraan sebangsa dan setanah air. Saling berbagi, berbuat baik, menghormati dan saling menghargai.
ADVERTISEMENT
Jangan sampai pandemi menjadi penghalang silaturahmi kita kepada keluarga dan sesama umat manusia. Silaturahmi virtual menjadi kultur baru di tengah pandemi dan di tengah era disrupsi saat ini. Menurut penulis, kegiatan virtual dalam bingkai silaturahmi akan terus berkembang dan banyak diadakan, baik dari berbagai sekolah, perguruan tinggi, dan kegiatan masyarakat lainnya.
Silaturahmi secara virtual tidak akan mengurangi niat baik dan mengurangi pahala kita. Kemudahan silaturahmi dengan menggunakan berbagai media, insyaAllah akan menjadi menghapus dosa kita, sebab silaturahmi merupakan perbuatan dan amal baik yang bisa menghapus perbuatan buruk (QS.11:114) dan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
-------------------------------------------------------------------------
Deni Darmawan, Dosen Agama Prodi Sekretari FEB Universitas Pamulang dan Penulis Website Lembaga Kajian Keagamaan (LKK) Unpam.
ADVERTISEMENT