Konten dari Pengguna

Spirit Muharram dan Kemerdekaan

Deni Darmawan
Standardisasi Dai MUI Angkatan ke-24, Trainer Pojok Literasi Sekolah, Dosen Unpam, Tuton FKIP-UT, dan Guru Intercultural School.
23 Agustus 2020 5:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deni Darmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
foto: Deni Darmawan, Dosen Universitas Pamulang & Ketua Web Keagamaan LKK-UNPAM
Deni Darmawan, Dosen Agama FE Universitas Pamulang & Ketua Web Keagamaan LKK-UNPAM
ADVERTISEMENT
17 Agustus menjadi hari yang amat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hari tonggak lahirnya bangsa Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Pengorbanan para pahlawan, hingga nyawa dipertaruhkan agar Indonesia merdeka. Tidak hanya seruan merdeka, tapi juga seruan jihad ‘Allahuakbar’ bergelora pada dada sanubari para pahlawan kita.
Hanya berselang 2 hari saja dari hari kemerdekaan pada hari Senin tanggal 17 Agustus 2020, kemudian kita juga memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharam 1442 H pada hari Kamis, 20 Agustus 2020. Semangat kemerdekaan yang belum padam diiringi dengan semangat menyambut Tahun Baru Islam Hijriyah. Semangat ini juga yang dirasakan oleh para pejuang dalam membela dan mengusir penjajah walau nyawa taruhannya.
Suka cita masyarakat Indonesia lepas dari penjajah dan memperoleh kemerdekaan merupakan perjalanan yang amat panjang dari sebuah sejarah. Semangat kemerdekaan yang menggelora untuk bisa lepas dari segala bentuk penjajahan juga sebagai bentuk hijrah menuju Indonesia yang lebih baik lagi. Hijrah tidak hanya dimaknai perpindahan seseorang dari sebuah tempat ke tempat yang lain, tapi juga dimaknai perpindahan dan perubahan lahir-bathin yang lebih baik. Jika dulu hijrahnya Indonesia adalah lepas dari sebuah keadaan yang dijajah kemudian merdeka, maka hijrah saat ini harus dimaknai kemerdekaan yang tidak lagi dijajah baik lahir-bathin dari segala aspek baik aspek ekonomi, pendidikan, sosial, politik, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Jika saat ini pendidikan mengalami kejumudan (kebekuan/kemandekan) dari kreativitas dan inovatif, maka Kementerian Pendidian dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan program merdeka belajar, kampus merdeka, agar pendidikan kita tidak lagi jumud dan dijajah dengan sebuah sistem yang bisa mengukung kreativitas, produktivitas dan inovatif peserta didik, tenaga kependidikan dan lembaga pendidikan. Ini juga bisa disebut hijrah dalam kontek yang lebih luas.
Jika Indonesia saat ini masih merasa dijajah secara pemikiran, budaya, dan aspek lainnya, maka sudah saatnya kemerdekaan itu dimanifestasikan dalam bentuk kreativitas, inovatif dan kemandirian yang ke-indonesiaan sebagai identitas diri dalam segala aspek dan tidak bergantung pada negara lain.
Spirit Muharram dan kemerdekaan mengajarkan kepada kita sebgai bangsa Indonesia yang mayoritas umat Islam untuk selalu memperkuat ukhuwah islamiyah, wathoniyah, insaniyah, sebagai sebuah bangsa yang satu walaupun berbeda-beda agama, suku dan budaya. Spirit Muharam dan kemerdekaan mengajarkan kita agar umat Islam dan umat-umat beragama lainnya terus introspeksi dan evaluasi diri agar terus menjaga toleransi dan nilai-nilai persaudaraan sebagai anak bangsa. Spirit Muharram dan kemerdekaan menjadi daya dobrak untuk terus memperbaiki kualitas diri dan terus memupuk semangat kemerdekaan agar Indonesia mampu berdiri tegak dalam menghadapi segala tantangan dan perubahan jaman.
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah bangsa yang kuat dan mandiri, hal ini sudah dibuktikan Indonesia bisa merdeka dari penjajahan selama ratusan tahun. Para pahlawan kita telah membuktikan dengan segala jiwa-raga agar terus berjuang dan memompa semangat kemedekaan melawan penjajah. Teriakan ‘Allahuakbar’ Bung Tomo yang menggelegar melalui radio diharapkan bisa didengar dipelosok wilayah Indonesia hingga membangkitkan semangat juang masyarakat untuk bersama-sama melawan penjajah.
Spirit Muharram dan kemerdekaan hendaknya tidak membuat kita kendor dan tidak mudah menyerah dari setiap tantangan dan perubahan jaman saat ini. Problematika yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini harusnya membuat kita kuat dan bersatu untuk terus berikhtar menggapai ridho dan ampunan-Nya dan tidak patah semangat dalam mencari solusi, sebagaimana termaktub dalam surat Az-Zumar ayat 53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi, hendaknya spirit Muharram dan kemerdekaan menjadi daya dobrak bangsa Indonesia untuk bangkit bersatu melawan Covid-19. Jika para pejuang terdahulu memakai bambu kuning untuk melawan penjajah, maka saat pandemi korona ini kita lawan dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Hal itu yang yang bisa kita lakukan, agar menjadi pahlawan bagi diri-sendiri, keluarga dan orang lain.