Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tanda-Tanda Ibadah Ramadhan Membekas dalam Diri
4 Mei 2023 18:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Deni Darmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ramadhan telah berlalu, bukan berarti semua amalan yang kita lakukan saat Ramadhan telah usai. Justru, kesuksesan Ramadhan menjadi pembuktian selama 11 bulan ke depan yang begitu banyak godaan dan tantangan.
ADVERTISEMENT
Bagi orang beriman, Ramadhan ibarat training spiritual yang ampuh yang membekas dalam diri dalam membentuk insan beriman dan bertakwa. Setidaknya, pasca-Ramadhan kita berusaha sekuat mungkin untuk me-ramadhankan semua bulan.
Sukses atau tidaknya seseorang menjalani ibadah dan ketaatan selama Ramadhan bisa dilihat selama 11 bulan ke depan. Apakah ia tetap beribadah seperti di bulan Ramadhan, atau sebaliknya, gagal dengan kembali melakukan kemaksiatan dan kemungkaran.
Bahkan, sering kali kita mendengar pertanyaan, apa saja tanda-tanda orang yang berhasil menjalankan ibadah Ramadhan? Adakah tanda-tanda ibadah Ramadhan yang membekas dalam diri seseorang?
Minimal ada tiga tanda-tanda ibadah Ramadhan yang membekas dalam diri. Pertama, istiqomah beribadah. Kedua, peningkatan iman, ilmu dan amal. Ketiga, terus memperbaiki dan evaluasi diri.
ADVERTISEMENT
Istiqomah Beribadah
Tanda-tanda ibadah Ramadhan membekas dalam diri yaitu istiqomah dan konsisten beribadah. Ramadhan mengajarkan banyak hal, terutama menjalankan ibadah selama sebulan dengan istiqomah dan konsisten. Kita diajarkan disiplin menjalankan semua ibadah agar menjadi pembiasaan dan pembentukkan karakter.
Hal ini juga diungkap oleh seorang ulama, Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif, bahwa tanda-tanda ketaatan seseorang diterima oleh Allah adalah konsisten dalam ketaatannya beribadah setelah Ramadhan usai.
Jika di bulan Ramadhan ia mampu menjalankan semua amalan bulan Ramadhan, maka ia pasti mampu istiomah dan konsisten menjalankan ibadah pasca Ramadhan.
Istiqomah bukan lagi hal yang sulit jika kita mampu melatih diri di bulan Ramadhan. Istiqomah dalam iman tidak hanya di lisan, tapi juga di hati dan perbuatan. Istiqomah adalah perbuatan yang disukai dan cintai Allah SWT. Walaupun perbuatan itu kecil dan sedikit, tapi lebih disukai Allah ketimbang besar tapi tidak dilakukannya lagi.
ADVERTISEMENT
Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”
Membaca Alquran khatam di bulan Ramadhan, bukan berarti berhenti membaca Alquran di 11 bulan ke depan. Kita tetap istiqomah membaca Alquran walaupun hanya beberapa halaman saja, yang penting tidak putus.
Begitu juga dengan amalan lainnya seperti shalat sunnah, sedekah, puasa sunnah, tidak terhenti. Kenikmatan menjalankan ibadah saat Ramadhan dilanjutkan hingga 11 bulan ke depan.
Peningkatan Iman, Ilmu dan Amal
Tanda-tanda ibadah Ramadhan membekas dalam diri adalah meningkatnya iman, ilmu dan amal. Semangat dan motivasi yang digembleng di bulan Ramadhan menjadi energi yang besar untuk terus meningkatkan kualitas iman, ilmu dan amal.
ADVERTISEMENT
Setelah Ramadhan, kita melanjutkan dengan puasa syawal selama enam hari. Syawal berarti peningkatan. Keberhasilan bulan Ramadhan ditandai dengan peningkatan amal di bulan Syawal dan bulan-bulan selanjutnya. Peningkatan tidak hanya dari kuantitas tapi juga kualitas.
Jika selama ini kita hanya menunaikan shalat wajib, maka kita tingkatkan dengan mendirikan shalat sunnah. Jika sedekah hanya 10 ribu, kita tingkatkan menjadi 20 ribu dan seterusnya. Jika kita jarang ke majelis taklim, maka kita tingkatkan untuk duduk di majelis taklim. Jika kita sedikit berbagi, maka kita tingkatkan untuk selalu berbagi dan begitu seterusnya.
Jika Ramadhan tahun ini kita lebih baik dari segi peningkatan iman, ilmu dan amal dari Ramadhan tahun lalu, maka kita menjadi orang yang beruntung. Jika Ramadhan ini sama dengan Ramadhan tahun lalu, maka kita merugi. Jika Ramadhan ini tidak jauh lebih baik dari Ramadhan tahun lalu, maka kita celaka.
ADVERTISEMENT
Terus Memperbaiki dan Introspeksi Diri
Tanda-tanda ibadah Ramadhan membekas dalam diri adalah terus memperbaiki diri dan melakukan introspeksi. Ketika Ramadhan kita tidak lepas berdoa untuk memohon ampun kepada Allah dan introspeksi diri (habluminallah).
Ketika kita sudah mendapat ampunan-Nya, ketika Idul Fitri kita saling memaafkan antar sesama (habluminnas) agar bersih dari dosa. Jika hubungan dengan Allah dan manusia semakin baik, maka jangan dikotori lagi dengan perbuatan buruk dan kemaksiatan.
Ramadhan menjadi barometer kehidupan, apakah diri kita semakin baik atau sebaliknya. Maka, tanyakan dalam diri, apakah kali ini kita semakin baik atau buruk.
Ramadhan menjadi bulan untuk terus memperbaiki diri dan momen evaluasi diri secara keseluruhan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik lagi selama 11 bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
Manusia yang baik bukan bersih dari dosa, tapi manusia yang baik adalah, ketika melakukan perbuatan buruk dan kezaliman, kita langsung mengingat Allah memohon ampun atas dosa yang dilakukan dan berhenti melakukan hal tersebut.
“Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka mengetahui(-nya).” (Qs. Ali Imran : 135)
Semoga tanda-tanda ibadah Ramadhan yang membekas dalam diri tidak hilang dan menjadi modal untuk mengarungi 11 bulan ke depan sebagai pembuktian bahwa kita sukses dan berhasil setiap Ramadhan yang kita lalui.
ADVERTISEMENT