Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Potensi Hospital Tourism dan Layanan Gizi Halal Di Rumah Sakit Indonesia
14 Mei 2025 10:06 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Deni Ismail tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah pesatnya perkembangan layanan kesehatan, tren hospital tourism atau wisata medis mulai menunjukkan geliatnya di Indonesia. Tidak hanya soal pengobatan yang mumpuni, pasien kini juga memperhatikan kenyamanan, kecepatan layanan, hingga aspek spiritual dan kultural seperti ketersediaan gizi halal. Artikel ini mengulas bagaimana rumah sakit di Indonesia mulai berbenah untuk merespons tren ini, dan bagaimana layanan berbasis nilai—seperti penyediaan makanan halal yang terjamin—dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pasien lokal maupun mancanegara.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh nyata datang dari RSUD Kota Mataram yang telah mengembangkan layanan hospital tourism dengan mengintegrasikan layanan medis modern dan nuansa budaya lokal. Dikutip dari laman web-nya (https://rsud.mataramkota.go.id/), RSUD ini tidak hanya memiliki layanan unggulan seperti laboratorium inseminasi intra uteri dan klinik jantung terpadu, tapi juga aktif mempromosikan paket pemeriksaan kesehatan bagi wisatawan mancanegara yang datang ke Lombok dan sekitarnya.
Salah satu faktor yang diperhatikan oleh pasien muslim, terutama dari negara lain, adalah kepastian makanan halal selama menjalani rawat inap. Begitu juga dengan RSU PKU Muhammadiyah Gamping di Yogyakarta, sebagai salah satu rumah sakit yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhammadiyah, sebuah organisasi yang berlandaskan keislaman, tentu aspek kehalalan suplai gizi menjadi perhatian. Tidak hanya dari zatnya, namun juga proses pembuatannya menentukan kehalalan suatu produk gizi. Proses produksinya sudah diawasi oleh ahli gizi. RS ini bahkan tidak hanya menyuplai produk gizi untuk internal RS, namun juga beberapa RS sekitar. Sebagai rumah sakit yang berada di kawasan destinasi wisata, baik lokal maupun mancanegara, tentu ini bisa menjadi peluang untuk rumah sakit agar bisa memanfaatkan potensi rumah sakit dan memadukannya dengan potensi daerah.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan field site teaching yang dilaksanakan di RSU PKU Muhammadiyah Gamping, saya berkesempatan mengunjungi Instalasi Gizi yang menjadi salah satu unit unggulan di rumah sakit tersebut. Kunjungan ini bertujuan untuk memahami lebih dalam sistem pengelolaan gizi rumah sakit, khususnya terkait penerapan prinsip-prinsip gizi halal yang telah diakui secara resmi melalui sertifikasi dari LPPOM MUI. Instalasi ini menjadi contoh nyata bagaimana rumah sakit dapat mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam pelayanan kesehatan, sekaligus menjamin keamanan dan kenyamanan pasien dalam aspek konsumsi makanan.
Selama kunjungan, kami mendapatkan penjelasan langsung dari kepala instalasi gizi mengenai alur penyediaan makanan mulai dari pemilihan bahan baku, proses penyimpanan, pengolahan, hingga distribusi kepada pasien. Setiap bahan makanan yang digunakan telah dipastikan memiliki label halal dan bebas dari unsur haram atau syubhat. Ruang pengolahan makanan dijaga dengan standar higienitas yang tinggi, serta dipisahkan antara area makanan mentah dan makanan matang untuk mencegah kontaminasi silang. Peralatan masak pun dipisahkan dengan jelas untuk jenis makanan tertentu sesuai kebutuhan diet pasien.
ADVERTISEMENT
Kunjungan ini memberikan informasi berharga bahwa penerapan gizi halal tidak hanya sebatas label atau simbol, tetapi merupakan bagian integral dari sistem mutu rumah sakit. RSU PKU Muhammadiyah Gamping telah menunjukkan komitmen kuat dalam menyediakan layanan yang tidak hanya sehat secara medis, tetapi juga sesuai dengan tuntunan agama. Hal ini sangat relevan dalam konteks rumah sakit Islam yang berupaya menjunjung tinggi prinsip syariah dalam semua lini pelayanan. Instalasi gizi di rumah sakit ini tidak hanya menjamin suplai gizi untuk internal saja, namun juga dipercaya untuk menyuplai ke beberapa rumah sakit sekitar.
Potensi hospital tourism di Indonesia sebenarnya sangat besar, mengingat kekayaan budaya, keramahan masyarakat, dan biaya pengobatan yang kompetitif dibandingkan negara tetangga. Namun, tantangannya adalah membangun kepercayaan internasional melalui kualitas layanan yang setara dengan standar global, termasuk dalam aspek non-medis seperti fasilitas pendukung, komunikasi, dan tentunya makanan yang aman dan sesuai keyakinan. Kolaborasi antara pemerintah, rumah sakit, dan pelaku pariwisata menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia sebagai destinasi wisata medis berkelas dunia yang juga menjunjung nilai-nilai halal dan inklusif.
ADVERTISEMENT
Dengan perkembangan ini, rumah sakit di Indonesia bukan hanya tempat untuk sembuh, tetapi juga bisa menjadi bagian dari pengalaman wisata yang menyenangkan dan bermakna. Ke depan, jika layanan terus ditingkatkan dan diferensiasi seperti gizi halal diperkuat, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi tujuan utama wisata medis, tidak hanya bagi pasien dari Asia Tenggara, tetapi juga dari Timur Tengah dan negara-negara Islam lainnya.