Konten dari Pengguna

Cerpen: Perjalanan Menuju Titik Terang

Deni Maldini
Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Pamulang Tangerang Selatan, Banten, Indonesia.
4 Juli 2023 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deni Maldini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kebahagiaan Mahasiswa Setelah Wisuda, Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kebahagiaan Mahasiswa Setelah Wisuda, Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Seorang mahasiswa yang dilahirkan di Ciputat, Tangerang Selatan, kini sedang menjalani studi di Universitas Pamulang fakultas sastra; prodi sastra indonesia semester 2. Sebelum masuk ke dunia perkuliahan ia telah lulus dari Sman 10 kota Tangerang Selatan, lulus di tahun 2021 silam yang mana mengambil jurusan IPS. Awal masuk zona SMA niatnya adalah mencari jati diri, diiringi oleh pembelajaran yang sudah seharusnya diajarkan di sekolah seperti menghormati guru, menghargai teman, upacara setiap hari senin, mengerjakan tugas, mengerjakan pekerjaan rumah (PR), mengikuti aturan sekolah dengan seharusnya, dsb. Tidak sedikit pengalaman yang dirasakan ketika duduk di bangku SMA contoh kecilnya kenakalan masa remaja, di masa sekarang tidak sedikit remaja-remaja yang nakal akan perbuatannya melainkan sebagian besar remaja di indonesia kelakuannya adalah nakal. Sebab dari nakalnya tersebut dapat membuat ia dapat lebih bertanggungjawab, tetapi balik lagi ke diri nya sendiri dapat mengatasi nakalnya tersebut dengan bijak apa tidak.
ADVERTISEMENT
Sedikit contoh dialog kenakalan masa remaja:
Raya: ” Oi lih, ikut gue ayo kita belanja! “
Malih: “Buset, ikut belanja kemane lo? “
Raya: “Udeh ayo ikut aja gausah banyak tanya! “
Malih: “Yaudah ayo! “
Ilustrasi Remaja SMA, Sumber: pixabay.com
Alih-alih ikut belanja ke pasar sebenarnya si Raya ini mengajak si Malih membeli minuman beralkohol namun sayangnya si Malih tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, Raya dan Malih pun telah sampai di tempat yang menjual minuman beralkohol tersebut. Contoh dialog diatas dapat kita arti kan bahwa kenakalan masa remaja pasti dilalui seiring berjalan nya waktu, namun menjalani hidup tak selalu mengikuti arus melainkan harus melawan nya atau bahasa halus nya adalah menghadapi nya.
Ilustrasi Bangun Tidur Di Pagi Hari, Sumber: pixabay.com
Aktifitas sehari-hariku setelah bangun tidur ialah duduk santai di depan teras rumah sambil meminum teh hangat, kicauan burung peliharaan ayahku menemani seolah mengajak berkomunikasi dengan alam. Selain itu melihat ibuku yang pagi-pagi sudah repot berbelanja sayuran dan bahan-bahan makanan untuk dimasak serta disantap oleh keluarga. Ayahku bergegas untuk berangkat kerja dan mengantar adikku sekolah, adikku yang pertama seorang laki-laki bernama Yuandika Alfarezy atau yang biasa dipanggil Yuan, ia masih duduk dibangku Sekolah Dasar kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri 04 Ciputat. Sedangkan adikku yang kedua seorang perempuan bernama Vianka Trie Destanti atau yang biasa dipanggil Vivi yang masih berumur 4 tahun. Seiring waktu berjalan, aku juga membantu ibuku membersihkan seisi rumah hampir disetiap sore hari ketika ku libur kuliah. Orang tuaku memiliki suku yang sama yaitu suku betawi, mereka menikah dan dikaruniai 3 orang anak, 2 laki-laki dan 1 perempuan. Keluarga kami hidup bahagia dengan kesederhanaan, harapan orang tuaku adalah supaya diriku lulus S1 tepat waktu. Tentu harapan yang sangat besar mereka rasakan terhadap anak-anaknya sehingga mereka berusaha dengan sangat keras. Senda gurau pun mewarnai kehidupan kami,
ADVERTISEMENT
Contoh kecil dialog keluarga kami ketika sedang dirumah saat pagi hari:
Bapak : “ Yuan, bangun… udah jam 5 waktu nya sekolah “
Mamah : “ Bangun wan, jangan susah lu kalo dibangunin “
Yuan : “ Iya mah, ini aku udah bangun “
Setiap hari dari hari Senin sampai Sabtu ayah dan ibu selalu membangunkan Yuan untuk pergi ke sekolah.
Dialog diatas merupakan salah satu contoh dialog keluarga ku, ayah dan ibu juga membangunkan ku untuk pergi ke kampus. Sebelum berangkat, biasanya kami menyantap sarapan pagi bersama-sama. Adik ku berangkat ke sekolah diantar oleh bapak, sedangkan aku berangkat naik motor milik pribadi. Adik ku masuk jam 7 sampai jam 10 pagi, dijemput oleh mamah ku dan adik ku yang perempuan juga ikut menjemput. Sedangkan diriku berbeda-beda jam masuk nya, masuk kuliah dalam 1 minggu cuma 3 hari yaitu hari selasa, rabu, dan jum’at. Hari Selasa masuk jam 08.50 pagi sampai jam 16.20 sore, diawali dengan mata kuliah Sastra Populer yang diajarkan oleh Ibu Siti Maemunah dari jam 08.50-10.30 WIB, dilanjut mata kuliah Telaah & Apresiasi Puisi yang diajarkan oleh pakde Suyatno dari jam 10.30-12.10 WIB, dan diakhiri mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan oleh Bapak Budi Mulia dari jam 14.40-16.20 WIB. Sedangkan hari Rabu masuk jam 07.10 pagi sampai jam 16.20 sore, diawali dengan mata kuliah Penulisan Kreatif yang diajarkan oleh Ibu Dewi Rani Gustiasari dari jam 07.10-08.50 WIB, dilanjut mata kuliah Intermediate Academic English yang diajarkan oleh Mr. Adam Muhammad Nur dari jam 08.50-10.30 WIB, dilanjut lagi jam 13.00-14.40 WIB dengan mata kuliah Bahasa Indonesia yang diajarkan oleh Ibu Desi Karolina Saragih, dan diakhiri dengan mata kuliah Filsafat Bahasa yang diajarkan oleh Bapak Nugroho Widhi Pratomo dari jam 14.40-16.20 WIB. Kemudian di hari jum’at masuk jam 07.10 pagi sampai jam 14.40 siang, diawali dengan mata kuliah Fonologi Bahasa Indonesia yang diajarkan oleh Bapak Rai Bagus Triadi dari jam 07.10-08.50 WIB, dilanjut dengan mata kuliah Sastra Lisan yang diajarkan oleh Ibu Rerin Maulinda dari jam 10.30-12.10 WIB, dan diakhiri dengan mata kuliah Sastra Lama yang diajarkan oleh Ibu Velayati Khairiah Akbar dari jam 13.00-14.40 WIB. Ini adalah cerita pendek yang menceritakan bagaimana proses perjalanan seorang mahasiswa yang menuju kesuksesan nya, mahasiswa yang dimaksud ini bernama Deni Maldini, ya, itu saya sendiri.
ADVERTISEMENT