Dentuman Misterius, Mungkinkah Petir?

Deni Septiadi
Peneliti Petir dan Atmosfer BMKG
Konten dari Pengguna
12 April 2020 13:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deni Septiadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
llustrasi petir megaflash Foto: Journal Nature
zoom-in-whitePerbesar
llustrasi petir megaflash Foto: Journal Nature
ADVERTISEMENT
Sabtu dini hari 11 April 2020, sekitar pukul 02.00 WIB dinihari, warga di sekitar Jakarta, Depok, Bogor, hingga Bekasi dikejutkan dengan suara dentuman misterius. PVMBG bahkan telah membantah apabila suara dentuman dikaitkan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau yang kebetulan juga menunjukkan aktivitasnya yang sangat aktif. Berdasarkan pantauan citra satelit “letusan magmatik” dengan kepulan asap mampu mencapai ketinggian 15 km.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini informasi tentang dentuman masih belum koheren merujuk pada sumber bunyi. Beberapa peneliti juga mengaitkan bunyi tersebut sebagai petir yang berasal dari pesisir selatan Lampung dan sekitarnya yang dianggap dekat dengan Gunung Anak Krakatau atau sekitar JABOTABEK, mungkinkah petir?
Secara definisi petir merupakan lepasnya muatan listrik (discharge) tinggi dalam waktu singkat yang dapat terjadi di dalam satu awan (Intra Cloud, IC), antara awan dengan awan (Cloud to Cloud, CC) ataupun dari awan ke permukaan tanah (Cloud to Ground, CG) yang diikuti oleh proses pemanasan dan pemuaian udara sepanjang luah listrik sehingga terdengar gelombang suara sebagai guruh (thunder).
Jika merujuk pada mekanisme elekrifikasi baik secara Induksi maupun Termoelektrik, maka proses petir membutuhkan triger pembentuk yang terjadi dalam awan, melibatkan partikel awan (tetes kelewat dingin dan kristal es) dan partikel presipitasi (Hailstone). Artinya, wilayah Benua Martim Indonesia (BMI) yang sebagian besar konveksi terjadi secara termal cukup mudah untuk membentuk awan-awan konvektif penghasil petir terutama setelah insolasi optimum (di atas jam 13.00 siang hari).
ADVERTISEMENT
Dini hari menjelang pagi secara umum di BMI, petir lebih sering terkonsentrasi di daerah pesisir. Namun apakah memungkinkan petir tersebut terdengar sebagai dentuman di beberapa wilayah secara atau relatif bersamaan?
Apa yang terjadi ketika di awan telah terkonsentrasi muatan listrik kemudian diinduksi oleh awan atau atmosfer sehingga terjadi loncatan listrik? Petir terbentuk dalam suatu fase suksesif dengan proses awal berada dalam wilayah awan dengan medan listrik yang cukup.
Proses pelepasan muatan ini hampir terlihat (stepped leader) bergerak menuju bumi. Loncatan listrik yang mendekati permukaan akan disambut oleh listrik yang mengarah ke atas yang dilepaskan dari objek tinggi dekat permukaan dan mendekati gelombang petir. Inisiasi ini memindahkan muatan antara permukaan dan awan sekitar 10 kA, dengan panas mencapai 30.000 K.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini (return stroke) menghasilkan cahaya kilat, dengan durasi kilatan secara normal kurang dari satu detik serta interval return stroke kurang dari 100 mikro detik. Lepasnya muatan listrik dalam awan akan diikuti oleh proses pemanasan dan pemuaian udara sepanjang luah listrik sehingga terdengar gelombang suara sebagai guruh (thunder). Bunyi guruh ini tentu sangat khas yang orang awampun akan mudah membedakannya.
Dalam kondisi atmosfer bulan April di BMI dengan temperatur antara 20-30 °C kecepatan suara guruh mencapai sekitar 343 m/s. Jika dianggap kilatan petir mencapai 20 detik (asumsi petir cukup kuat), maka jarak sumber bunyi petir dapat dihitung sekitar 6,9 km. Bahkan dalam beberapa literatur telah disebutkan, pada kondisi atmosfer yang mendukung pun (ideal) suara guruh paling jauh dapat terdengar 16-25 km.
ADVERTISEMENT
Dengan jarak jangkauan dengar sedemikian, tentu sangat sulit apabila dikatakan bahwa petir yang sama terjadi didengar oleh warga di sekitar Jakarta, Depok, Bogor bahkan Bekasi yang jaraknya mencapai 170 km lebih dari pusat suara (sekitar Krakatau dan lampung). Perlu waktu hampir 10 menit kilatan secara kontinu apabila suara dentuman terdengar hingga ke Bekasi! Tentu saja mustahil, meskipun rambatan suara petir mengalami amplifikasi (penguatan) gelombang sekalipun.
Penjelasan singkat fisis tersebut di atas mudah-mudahan dapat memberikan gambaran riil dan menjawab tentang asumsi suara dentuman yang berasal dari petir. Selamat bekerja di rumah tetap waspada dan jaga alam.