Bagaimana Peran Keluarga dalam Mendidik Karakter Anak di Era Digital?

Denitanur (Denis,Qonitah,Nurul)
Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof Dr.HAMKA
Konten dari Pengguna
2 Januari 2023 17:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Denitanur (Denis,Qonitah,Nurul) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keluarga merupakan sumber yang pertama dan utama pendidikan seorang anak dalam membentuk dan membangun karakter anak pada era digital kala ini, seiring dengan pengaruh digitalisasi yang makin meluas. Melalui pendampingan orang tua kepada anak, khususnya saat anak menggunakan gadget, tentu hal tersebut merupakan bagian penting dalam meningkatkan peran keluarga dalam mendidik anak di era digital. Karena bagaimanapun juga dalam mendidik anak itu mesti disesuaikan pada zamannya tetapi tetap mengikuti pola pendidikan yang baik dan benar serta menjaga akhlak yang sesuai dengan nilai-nilai agama khususnya nilai-nilai Islam dan berpegang teguh pada Alquran.
Ilustrasi Keluarga. Sumber:Canva.com
Peran keluarga tentu sangat berpengaruh bagi pembentukan karakter, pola pikir dan mental anak dalam memahami segala perkembangan dan tantangan di era digital pada saat ini, agar anak dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan orang tua, agama dan bangsanya. Era digital pada satu sisi memberikan peluang untuk perkembangan yang lebih luas, tetapi di sisi lain membawa ancaman yang cukup serius bagi generasi penerus bangsa. Perkembangan teknologi yang semakin pesat menimbulkan kejutan yang luar biasa bagi manusia, adanya teknologi tentunya membawa dampak positif dan negatif. Dampak negatif yang sangat dirasakan yakni tingkah laku moral anak yang cukup memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam menentukan karakter anak dalam menyikapi perubahan di era digital saat ini. Dikutip dari jurnal yang berjudul Pendidikan Karakter (Sebuah Pendekatan Nilai) pendidikan karakter merupakan usaha untuk memahami, menjaga dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter yang mulia. Perkembangan karakter anak dipengaruhi bagaimana perlakuan keluarga terhadap anak tersebut.
Menurut opini penulis, karakter yang baik dan bertanggung jawab dari seorang anak mesti sudah terbentuk sejak dini, dalam hal ini pendidikan dalam keluarga sangat penting dan merupakan pilar pokok dalam pembangunan karakter seorang anak. Dengan adanya kemajuan teknologi, memberikan pengaruh signifikan terhadap ruang lingkup keluarga. Oleh karena itu, hadirnya teknologi memberikan dampak bagi tumbuh kembang anak.
ADVERTISEMENT
Teknologi digital salah satunya internet, menjadi aspek penting dalam faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Dengan demikian, orang tua pada era digital menghadapi lebih banyak tantangan dalam mendidik dan membentuk karakter anak. Pengasuhan anak di era digital menuntut para orang tua untuk lebih inovatif, kreatif, multidimensi, cerdas serta memahami dalam menyikapi pengaruh teknologi terhadap anak. Terdapat tiga dampak akibat perkembangan teknologi digital pada anak yakni:
Pertama : tumbuh kembang anak menjadi tidak optimal karena anak terlalu lama duduk asyik dengan gadget.
Kedua: mereka mengalami kesulitan dalam keterampilan interpersonal sebab terlalu banyak menghabiskan waktu dengan bermain gadget.
Ketiga : pikiran mereka menjadi terpolarisasi oleh informasi yang dilihat dan dibaca di media yang kurang bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana upaya yang dapat dilakukan para orang tua dalam mendidik anak di era digital saat ini?.
Salah satu upaya orang tua dalam memberikan pendidikan bagi anak di era digital yakni memberikan pengawasan yang cukup pada anak. Selain itu, diperlukan upaya orang tua untuk memberikan batasan waktu penggunaan gadget pada anak serta menanamkan pola asuh yang demokratis dan otoritatif. Pola asuh ini berupaya membantu anak bersikap kritis terhadap pengaruh negatif di era digital.
Pada hakikatnya pembentukan pola pikir dan karakter anak membutuhkan kerja sama peran orang tua secara konsisten dan berkesinambungan, melalui pembiasaan yang berulang-ulang dan membutuhkan proses yang lama agar menjadi karakter yang melekat pada diri anak. Dari rumahlah anak belajar dan bertumbuh. Sudah saatnya untuk tidak sekadar memberikan kebutuhan secara primer dan sekunder tetapi abai pada pendidikan karakter anak-anaknya.
ADVERTISEMENT