Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Kebiasaan Ngaret Menjadi Hal Lumrah di Indonesia?
19 Juni 2022 16:33 WIB
Tulisan dari Dennira Prifta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekarang ini, datang terlambat atau yang kerap kita kenal dengan ngaret adalah hal yang biasa. Ngaret menjadi kebiasaan dan sudah menjadi budaya orang indonesia. Kamu juga pernah mengalaminya, bukan?
ADVERTISEMENT
Sebenarnya hal ini memberikan dampak negatif, terutama untuk orang yang selalu datang tepat waktu. Keterlambatan waktu karena ngaret akan mengganggu jadwal atau rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
Peribahasa mengatakan “Waktu adalah uang” menunjukkan betapa penting dan berharganya waktu di kehidupan kita. Sebaiknya, kita menghargai waktu yang ada, karena waktu tidak dapat terulang kembali dan terus berjalan selama kita hidup.
Pernah saya membuat pertemuan dengan teman di salah satu pusat perbelanjaan di Depok. Saya sudah bergegas untuk menepati jam pertemuan kami, tetapi setelah puluhan menit saya menunggu, dia mengabari dengan mengatakan "Baru kelar mandi, sebentar."
Apalah daya, saya harus tetap menunggunya. Detik berubah menit, menit berubah jam, dan akhirnya saya menunggu selama dua jam. Bisa bayangkan betapa lamanya itu? Saya hanya menunggu duduk terdiam, sambil melihat orang berlalu-lalang di hadapan saya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, teman saya pun datang dengan terburu-buru dan mengungkapkan alasan dia telat. Dua jam terbuang sia-sia hanya karena menunggunya yang datang tidak tepat waktu.
Ya, memang, itulah kebiasaan orang Indonesia dengan ngaretnya. Itulah pengalaman saya sebab menunggu teman yang datang terlambat. Masih banyak ngaret-ngaret lainnya yang pernah saya alami, tetapi masih bisa dimaklumi.
Akan tetapi, kebiasaan datang terlambat atau kebiasaan ngaret ini dapat diubah atas kemauan dari diri sendiri. Kita dapat membudayakan tepat waktu, menghargai waktu orang lain serta diri sendiri, selagi kita sadar betapa berharganya waktu kita.
(Dennira Prifta B/Politeknik Negeri Jakarta)