Menonton Pagelaran Wayang Golek yang Sudah Langka Keberadaannya

Dennira Prifta
Hallo! saya mahasiswa semester 5 jurnalistik (penerbitan) di Politeknik Negeri Jakarta.
Konten dari Pengguna
19 Juni 2022 22:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dennira Prifta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pagelaran Wayang Golek di Taman Mini Indonesia Indah (Sumber: Dok Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pagelaran Wayang Golek di Taman Mini Indonesia Indah (Sumber: Dok Pribadi)
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak kenal dengan kesenian Wayang Golek? salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Wayang golek terbuat dari kayu jenis mahoni atau albasia yang dibuat menyerupai bentuk manusia dengan cara diukir. Golek yang artinya kayu dan wayang yang menyerupai manusia karena itulah disebut wayang golek.
ADVERTISEMENT
Pernah saya beberapa kali menonton pagelaran wayang golek bersama keluarga. Itu dikarenakan ayah yang mengajak dan ia menyukai wayang golek serta beberapa kesenian lainnya dari Tanah Sunda.
Saat itu saya menonton wayang golek di Taman Mini Indonesia Indah, tepatnya di Anjungan Jawa Barat. Malam itu, terlihat jejeran mobil yang penuh hingga parkir di luar anjungan. Saya dan keluarga pun parkir di luar dan jalan untuk sampai ke lokasi.
Ternyata sudah banyak orang yang duduk di tempat yang disediakan dan banyak juga orang yang berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Akan tetapi, untungnya kami mendapat tempat duduk yang masih tersisa di depan panggung. Banyak juga pedagang asongan yang menjual air mineral, kopi, susu, mie seduh dll.
ADVERTISEMENT
Jejeran wayang golek sudah dipajang berdiri di samping kanan kiri dalang yang akan mementaskan wayang. Juga, terdapat nayaga di posisi belakang dalang, yaitu sekumpulan orang yang mempunyai keahlian untuk memainkan alat gamelan. Selain itu, terdapat beberapa sinden untuk melantunkan lagu. Kebetulan saat itu pagelaran wayang golek yang kami tonton didalangi oleh Bapak Wawan Dede Amung Sutarya.
Sebelum pagelaran wayang golek dimulai, terdapat beberapa tarian tradisional dari daerah Jawa Barat yang dipentaskan. Dengan balutan busana yang berwarna mencolok dan gerakannya yang lemah gemulai diiringi dengan irama musik sangat memanjakan mata penonton. Setelah tarian selesai, pagelaran wayang golek pun dimulai dengan lantunan nyanyian dari pesinden diiringi alat tabuh gamelan yang terdengar di sekitar anjungan ini.
ADVERTISEMENT
Selama pagelaran, saya menonton ditemani makanan ringan yang dibawa dari rumah. Walaupun terkadang saya tidak mengerti apa yang disampaikan dalang dengan bahasa sunda, tetapi saya selalu menikmati pagelaran wayang golek ini. Terkadang terdapat adegan dari wayang yang membuat guyonan dan pertikaian, membuat kami tidak jenuh untuk menonton dengan durasi wayang golek yang cukup lama.
Saya sendiri pun takjub kepada sang dalang yang mahir menggerakan wayang dari mulai bagian kepala sampai tangan yang dapat bergerak lincah. Tidak hanya itu, dalang pun dapat bersuara berbeda sesuai ciri khas pada setiap wayang yang ia mainkan.
Walaupun cerita wayang golek diambil dari kisah Mahabarata dan Ramayana yang dalam agama Buddha sebagai ajaran moral, tetapi terkadang sang dalang suka menyelipkan dakwahnya dalam cerita.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa jam berlalu, pagelaran wayang golek pun akhirnya selesai. Para penonton mulai beranjak dari kursi, ada yang lanngsung meninggalkan tempat, ada juga yang berfoto. Begitupun dengan orang tua saya yang sempat berfoto dengan dalang dan wayang-wayangnya. Setelah befoto kami langsung pulang ke rumah karena sudah larut malam.
Selama perjalanan, perasaan saya senang karena dapat mengenal kesenian tradisional dari tanah kelahiran saya, yaitu Jawa Barat dan mengambil pesan moral yang disampaikan pada kisah pewayangan tadi.
Akan tetapi, ada hal yang sangat disayangkan bahwa beberapa tahun terakhir ini langkanya pagelaran wayang golek diadakan. Semakin berkembangnya teknologi dan era globalisasi ini, sejumlah kesenian tradisional pun sudah langka karena imbas dari modernisasi.
Alangkah baiknya jika kesenian tradisional harus tetap eksis di antara perubahan perkembangan zaman saat ini. Sebab, kesenian tradisional merupakan salah satu budaya yang harus dilestarikan oleh Indonesia sampai kapan pun dan sampai anak cucu kita mengenal budayanya sendiri.
ADVERTISEMENT