Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Apa Kabar Pastor Terry Jones, Si Pembakar Al-Quran di AS?
9 Februari 2017 15:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Masih ingat Pastor Terry Jones? Jika lupa, kami ingatkan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2010, pastor sebuah gereja kecil di Gainesville, Florida, Amerika Serikat, ini mengejutkan dunia dengan rencananya membakar Al-Quran. Protes besar di mana-mana, terutama di negara mayoritas Muslim, salah satunya Indonesia. Di beberapa tempat, aksi protes terhadap Jones berujung kematian diplomat, staf PBB dan warga.
Apa kabar dia sekarang? Tidak begitu baik ternyata.
Jones baru saja dipecat dari Uber setelah perusahaan taksi online itu menyadari salah satu sopir mereka adalah seorang rasis dan anti-Islam nomor wahid.
Sejak memicu kontroversi dengan aksi anti-Islamnya yang diprotes seluruh dunia, termasuk presiden AS saat itu Barack Obama dan umat Kristiani Amerika, Jones melarat. Pria 65 tahun ini telah pindah rumah ke Bradenton, masih di Florida, sekitar 260 km dari Gainesville.
ADVERTISEMENT
Di kota ini Jones ini sempat membuka gerai kentang goreng dengan nama "Fry Guys" pada awal 2015 di sebuah mal kecil. Di bulan Juni tahun yang sama, harian lokal Bradenton Herald memberitakan bahwa gerai itu sudah ditutup tanpa alasan yang jelas.
Sejak itu kegiatannya tidak diketahui dengan pasti, sampai Washington Post pekan ini memberitakannya. Jones dalam tulisan Washington Post dilaporkan baru dipecat Uber setelah menjadi sopir selama beberapa pekan.
Pemecatan dilakukan setelah Washington Post mengonfirmasi kepada Uber ihwal pekerjaan Jones. Ternyata Uber sendiri kaget. Lantaran sebelumnya tidak melakukan pengecekan latar belakang.
"Panduan komunitas Uber jelas, kami memiliki kebijakan nol-toleransi terhadap diskriminasi. Kami berharap sopir dan penumpang memperlakukan satu sama lain dengan hormat," ujar pernyataan Uber soal Jones.
ADVERTISEMENT
Kepada Washington Post, Jones sendiri mengaku kaget bisa diterima kerja sebagai sopir Uber. "Mereka tidak bertanya," kata pria yang kepalanya dihargai 2 juta dolar AS ini.
Pria yang masuk daftar 10 orang anti-Muslim terbesar AS versi lembaga Southern Poverty Law Center ini telah menjadi sopir Uber sejak bulan lalu. Trayeknya antara Bradenton, Sarasota dan Tampa Bay.
Dia mengaku mendapatkan cukup uang menjadi sopir Uber. Pekan lalu dia dapat 400 dolar AS untuk kerja 50 jam dalam sepekan.
Pria dengan kumis khas yang menyambung ke cambang ini mengaku masih memegang paham anti-Islam. Dia tidak segan berbagi pandangannya itu kepada para penumpang di mobilnya.
Selain itu, pastor di gereja Dove World Outreach Center yang telah ditutup itu membawa pistol 9mm setiap mengemudi, sebuah pelanggaran peraturan Uber. Untuk membela diri, kata dia.
ADVERTISEMENT
"Jika Anda mengantar banyak orang, tidak ada salahnya membawa senjata pertahanan," kata Jones yang mengaku tidak tahu ada larangan membawa senjata dalam Uber.
Penumpang Uber mengaku ketakutan ketika tahu sopirnya adalah Jones. Betapa tidak, Jones adalah buronan Al-Qaidah, divonis mati secara in absentia di Iran dan Mesir, dan mendapat ratusan ancaman pembunuhan.
"Penumpang yang tidak berdosa bisa terjebak dalam kegilaan itu. Ini bukan situasi yang baik, saya sudah tidak percaya Uber," kata seorang penumpang Uber yang pernah naik mobil Jones.
Menganggur, Jones pekan lalu melamar menjadi sopir di jasa taksi online lainnya, Lyft. Berbeda dengan Uber, Lyft lebih ketat menyeleksi supirnya. Ada syarat bagi sopir terpilih, yaitu harus diiringi "mentor" selama beberapa waktu dan pemeriksaan latar belakang.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, dia belum mendapat panggilan dari Lyft.