Bangladesh Usir Rohingya yang Lari dari Pembantaian di Myanmar

29 Agustus 2017 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengungsi Rohingya (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Rohingya (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ribuan etnis Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh setelah mereka terancam dibantai oleh operasi militer Myanmar. Di Bangladesh kondisi mereka sama menderitanya, diusir oleh tentara kembali ke Myanmar.
ADVERTISEMENT
Diperkirakan ada sekitar 5.000 warga Rohingya di Rakhine yang berjalan kaki ke Bangladesh setelah ketegangan terjadi pada akhir pekan. Mereka kebanyakan menyelinap masuk perbatasan pada malam hari, lewat desa Gumdhum di Bangladesh, seperti dikutip Reuters, Selasa (29/8).
Mereka mengungsi karena khawatir menjadi sasaran pembunuhan tentara Myanmar yang tengah memberantas militan Rohingya. Jumat pekan lalu, militan Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA) menyerang pos-pos militer dengan senapan atau pisau.
Dalam video yang dirilis Senin, pemimpin ARSA Ata Ullah memperingatkan Myanmar agar tidak menindas Rohingya. ARSA yang ditetapkan sebagai organisasi teroris juga bersumpah akan membela Rohingya dari kekejaman tentara Myanmar.
Akibat serangan itu, tentara Myanmar melancarkan operasi perburuan militan besar-besaran. Sedikitnya 109 orang tewas dalam operasi ini, termasuk di antaranya warga sipil, militan, dan tentara.
Pengungsi Rohingya (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Rohingya (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
ADVERTISEMENT
Ribuan orang Rohingya mengungsi dengan berjalan kaki, menyeberangi sungai menuju Bangladesh. Pemerintah Bangladesh sendiri mengaku kewalahan karena sudah menampung 400 ribu warga Rohingya sejak konflik di awal 1990-an.
Bangladesh menegaskan tidak akan menerima lagi pengungsi Rohingya, tidak peduli seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk perlindungan Rohingya. Di perbatasan, tentara Bangladesh mencegah Rohingya masuk. Mereka dikumpulkan lalu dikirim kembali ke Myanmar.
Rohingya adalah warga keturunan Bangladesh yang tidak diakui kewarganegaraannya oleh Myanmar kendati telah tinggal beberapa generasi di negara itu. Di Bangladesh, mereka juga tidak diakui, menjadikan Rohingya etnis paling tertindas di dunia.
Sejak senin, seorang tentara perbatasan mengaku kepada Reuters telah mencegah masuk 550 orang Rohingya yang melintas melalui sungai Nav.
Petugas keamanan Bangladesh berjaga di perbatasan (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas keamanan Bangladesh berjaga di perbatasan (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
Menyeberang melalui Sungai Nav tidak mudah, banyak yang sakit. Relawan kemanusiaan mengatakan ada enam warga Rohingya yang meninggal dalam perjalanan ke Bangladesh.
ADVERTISEMENT
"Banyak Rohingya yang sakit. Ini karena mereka tertahan di perbatasan, kebanyakan wanita dan anak-anak," kata seorang relawan yang enggan menyebut nama dan organisasinya.
Pemerintah Aung San Suu Kyi menyalahkan militan atas ketegangan yang terjadi sepekan terakhir. Menurut pemerintah, militan membakar desa-desa. Namun tidak demikian yang dituturkan oleh warga Rohingya.
Amena Khatun, 31, mengatakan mereka ditembaki oleh tentara Myanmar ketika hendak mengungsi pada Minggu lalu. Menurut dia, tentara Myanmar mengamuk setelah menemukan mayat tiga warga Buddha dekat desa Rohingya.
"Mereka datang di tengah malam dan mulai membakar pondok jerami kami. Kami lari ke bukit untuk menyelamatkan diri," kata Khatun kepada CNN.