Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Facebook Diancam Gara-gara Video Raja Thailand yang Memalukan
17 Mei 2017 14:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Sebuah video di Facebook membuat pemerintah Thailand murka dan mengancam akan menggugat media sosial tersebut. Video itu menampilkan Raja Thailand Vajilalongkorn dalam tampilan yang sangat memalukan.
ADVERTISEMENT
Video ramai dibagikan di Facebook, menampilkan Vajilalongkorn hanya berkutang kuning dan bercelana pendek di sebuah mal di Jerman. Pakaian itu membuat tato di seluruh tubuh pria 64 tahun itu terlihat jelas.
Di video berdurasi 44 detik itu, Vajilalongkorn tengah berjalan dengan seorang wanita yang diduga salah satu selirnya. Video itu diambil pada 2016, sebelum Vajilalongkorn diangkat menjadi raja setelah kematian ayahnya, Bhumibol Adulyadej, pada Oktober tahun lalu.
Menurut New York Times, video itu diposting pada April lalu oleh Somsak Jeamteerasakul, sejarawan dan pengkritik kerajaan Thailand yang saat ini tinggal di Prancis.
Postingan yang telah disaksikan 458 ribu kali dan diunggah di Youtube itu telah diblokir di Thailand.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya foto serupa - Vajilalongkorn berkutang dan bertato - telah beredar lama di internet, namun baru kali muncul rekaman videonya. Video ini sekaligus menguatkan rumor soal kebengalan dan gaya hidup mewah Vajilalongkorn sebelum menjabat raja.
Pemerintah Thailand mengancam Facebook untuk menghapus video itu dengan tenggat waktu pukul 10 pagi, Selasa (16/5), jika tidak ingin digugat. Kumparan (kumparan.com) tidak lagi menemukan video tersebut di akun Facebook Jeamteerasakul.
Pemerintah Thailand juga telah mengirimkan surat protes ke pendiri Facebook Mark Zuckerberg, meminta video-video yang menghina raja segera dicabut.
Menurut Takorn Tantasith, sekretaris jenderal Komisi Telekomunikasi dan Penyiaran Nasional Thailand, ada 309 postingan di Facebook yang diminta untuk dicabut.
Protes Thailand ini adalah bentuk dari penegakan hukum lese majeste di Thailand. Di bawah hukum ini, ada ancaman 15 tahun penjara bagi penghina raja dan keluarga kerajaan.
ADVERTISEMENT
Namun kritikus mengatakan, lese majeste digunakan oleh pemerintahan junta pimpinan Prayuth Chan-ocha yang memimpin sejak kudeta 2014 untuk memberangus suara oposisi.
Live Update