London di Bawah Bayang Teror Penabrakan Mobil

19 Juni 2017 10:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban luka dibawa ke Jembatan Westminster. (Foto: REUTERS/Toby Melville)
zoom-in-whitePerbesar
Korban luka dibawa ke Jembatan Westminster. (Foto: REUTERS/Toby Melville)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penabrakan mobil kembali terjadi di London awal pekan ini. Insiden ini adalah penabrakan mobil ketiga yang terjadi di ibu kota Inggris tersebut dalam empat bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Korban dalam insiden pada Senin dini hari (19/6) adalah para jemaah Masjid Finsbury Park, London utara, yang baru kelar salat tarawih. Menurut laporan The Sun, 12 orang terluka, tiga di antaranya kritis.
Satu orang pelaku dibekuk warga, dua lainnya kabur. Pelaku disebut juga menikam korban.
Warga mengatakan penabrakan itu dilakukan dengan sengaja. Belum ada pernyataan resmi dari kepolisian ketika berita ini diturunkan, namun dalam dua insiden sebelumnya, aksi penabrakan di London selalu bermotifkan terorisme.
Polisi berjaga di dekat Finsbury Park, London. (Foto: REUTERS/Neil Hall)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi berjaga di dekat Finsbury Park, London. (Foto: REUTERS/Neil Hall)
Pada 22 Maret 2017, penabrakan dilakukan oleh Khalid Masood, 52, terhadap pejalan kaki di jembatan Westminster dekat gedung parlemen di London. Setelah itu, dia keluar dan menikam seorang polisi. Masood akhirnya tewas ditembak aparat.
ADVERTISEMENT
Total 6 orang tewas dalam peristiwa itu, termasuk pelaku. ISIS mengklaim berada di balik serangan ini. Masood disebut telah menjawab permintaan "jihad" dari ISIS melalui pesan singkat. ISIS mengatakan, serangan itu adalah pembalasan atas pengeboman Inggris di negara-negara Muslim.
Penabrakan kedua terjadi pada 3 Juni lalu di Jembatan London. Beberapa pelaku menabrakkan van yang dikendarainya ke arah pejalan kaki. Lalu tiga orang pelaku keluar van dan menyerang warga di Borough Market dengan pisau.
Delapan orang tewas, termasuk tiga pelaku yang mengenakan rompi bom palsu, dan 48 terluka dalam peristiwa itu. ISIS juga mengklaim serangan kali ini.
Van yang digunakan dalam serangan London Bridge. (Foto: Metropolitan Police London via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Van yang digunakan dalam serangan London Bridge. (Foto: Metropolitan Police London via AP)
Pola serangan ISIS
Belum diketahui motif penabrakan di Masjid Finsbury Park hari ini, namun polanya sama dengan yang dilakukan ISIS.
ADVERTISEMENT
Kelompok teroris ISIS dan al-Qaidah memang menyerukan para pendukungnya untuk menyerang dengan senjata apa pun, termasuk kendaraan dan pisau. Seruan ini disampaikan ISIS melalui media-media radikal, salah satunya Rumiyah atau Romawi.
Dalam salah tulisan di Rumiyah tahun lalu berjudul "Just Terror Tactics" dijabarkan bahwa serangan bisa melakukan apa saja, termasuk pistol, pisau, atau mobil.
"Walau menjadi bagian dari kehidupan modern, tidak banyak yang tahu kemampuan mematikan dan destruktif dari kendaraan bermotor dan kapasitasnya dalam menyebabkan banyak korban jiwa jika digunakan dengan benar," bunyi tulisan dalam artikel itu.
Insiden Penabarakan di Finsbury Park, London (Foto: REUTERS/Neil Hall)
zoom-in-whitePerbesar
Insiden Penabarakan di Finsbury Park, London (Foto: REUTERS/Neil Hall)
Serangan penabrakan terbesar oleh ISIS terjadi di Nice, Prancis, pada Juli tahun lalu, menewaskan 86 orang.
ADVERTISEMENT
Selain dengan mobil, ISIS juga mengimbau menggunakan pisau. Mobil dan pisau adalah dua senjata ISIS saat ini, mudah diperoleh.
"Kendaraan seperti pisau, sangat mudah diperoleh," lanjut artikel itu lagi.
Seruan ini juga disampaikan oleh juru bicara ISIS Abu Mohammad al-Adnani, dua kali pada 2014 dan 2015. Adnani tewas dalam serangan udara.
Dalam pernyataannya, Adnani menyerukan simpatisan ISIS untuk membunuh warga Amerika, Prancis, atau sekutunya, dengan "membenturkan kepala mereka ke batu, bunuh mereka dengan pisau, atau lindas mereka dengan mobil."
Para pelaku biasanya adalah simpatisan yang tidak pernah berperang di Suriah. Mereka teradikalisasi melalui internet, serangan dilakukan seorang diri tanpa komando terpusat. Mereka dikenal dengan nama "lone wolf".
ADVERTISEMENT
ISIS memang menyerukan para pendukungnya untuk tidak datang ke Suriah atau Irak, tapi melakukan serangan di kampung halaman masing-masing, terutama di Eropa. London menjadi salah satu sasaran serangan karena tergabung dalam koalisi tempur udara Amerika Serikat yang dibentuk untuk memusnahkan ISIS di Suriah dan Irak.
"Jika kalian tidak bisa datang ke Suriah atau Irak, maka buktikan kesetiaanmu di rumahmu sendiri," kata seorang anggota ISIS dalam video propaganda.