Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mayat Anak-anak Suriah Kembali Bergelimpangan Akibat Senjata Kimia
5 April 2017 15:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Pemandangan memilukan kembali disaksikan di Suriah, saat mayat anak-anak yang tidak berdosa bergelimpangan. Rezim Bashar al-Assad melancarkan serangan senjata kimia lagi, menewaskan puluhan warga sipil.
ADVERTISEMENT
Menurut Mounzer Khalil, kepala otoritas kesehatan Idlib, rumah sakit di provinsi itu kewalahan menampung dan merawat para korban. Dikutip Reuters, Khalil mengatakan korban berjatuhan setelah serangan dilancarkan oleh jet tempur Suriah, Selasa (4/4), di kota Khan Sheikhoun.
"Pagi ini, pukul 6.30 pagi, jet tempur mengincarkan Khan Sheikhoun dengan gas, diduga sarin dan klorin," kata Khalil.
Dalam berbagai foto yang tersebar di media sosial dan beberapa kantor berita, terlihat anak-anak hanya bercelana dalam meregang nyawa. Mereka dibuka bajunya, disiram air dengan selang untuk meminimalisir dampak gas klorin yang bisa membakar kulit dan paru-paru.
Anak-anak ini lunglai saat dilarikan menuju rumah sakit. Tidak diketahui apakah nafas mereka masih berhembus atau tidak. Foto lainnya -terlalu mengerikan untuk ditampilkan- memperlihatkan mayat anak-anak yang bertumpukan, tidak berbaju, wajah mereka pucat dan mulut mereka berbusa.
ADVERTISEMENT
Menurut lembaga pemantau konflik Suriah yang berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights, sedikitnya 58 orang tewas mengenaskan, termasuk 11 anak-anak.
Hussein Kayal, fotografer dari Idlib Media Center, mengaku terkejut dengan suara ledakan bom di pagi hari kemarin. Dia langsung berlari ke arah suara tersebut dan melihat kengerian dengan matanya sendiri.
Satu keluarga dalam sebuah rumah tidak bisa bergerak sama sekali, mata mereka terbelalak dan pupil mereka mengecil. Kayal langsung memakai masker dan membawa para korban ke rumah sakit. Dia merasakan sensasi terbakar di jari-jarinya saat menggendong para korban.
Abu Hamdu, petugas penyelamat di Khan Sheikhoun, mengatakan banyak orang yang mencari anggota keluarga mereka, bahkan 12 jam setelah serangan terjadi. "Masih banyak orang yang kehilangan anggota keluarganya," ujar Hamdu, dikutip Associated Press.
ADVERTISEMENT
Abdulhaj Tennari, dokter spesialis pulmonologi, yang merawat para korban mengatakan serangan itu lebih mematikan ketimbang gas klorin. Menurut dia, kebanyakan korban meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Jika mereka sampai ke rumah sakit, kami bisa merawatnya," ujar Tennari.
Selain itu, kata dia, tim medis mulai kehabisan penawar racun gas kimia, yaitu Pralidoxem.
Pemandangan yang terjadi di Khan Sheikhoun mengulang kembali mimpi buruk anak-anak Suriah pada tahun 2013.
Saat itu Assad melancarkan serangan senjata kimia ke wilayah Ghouta di pinggiran Damaskus, menewaskan 1.300 orang, sebagian besar anak-anak.