Melalui Surat, Korut Minta Australia Tinggalkan Donald Trump

20 Oktober 2017 11:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kim Jong Un saksikan latihan militer Korut (Foto: KCNA via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kim Jong Un saksikan latihan militer Korut (Foto: KCNA via Reuters)
ADVERTISEMENT
Korea Utara mengirimkan surat untuk parlemen Australia, mendesak negara itu agar mengabaikan Donald Trump yang ingin memicu perang nuklir. Kepada Australia, Korut juga menegaskan tidak takut ancaman Trump.
ADVERTISEMENT
"Jika Trump berpikir dia bisa membuat DPRK, negara berkekuatan nuklir, berlutut dengan ancaman nuklir, maka itu adalah kesalahan kalkulasi besar dan bentuk kebodohan," ujar Korut dalam faks yang dirilis media Sydney Morning Herald dan dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Australia, diberitakan Reuters, Jumat (20/10).
DPRK atau Republik Rakyat Demokratik Korea adalah nama resmi Korut. Juru bicara Kemlu Australia mengatakan surat itu dikirim pada 28 September lalu.
"Trump mengancam akan menghancurkan DPRK sepenuhnya, itu adalah tindakan ekstrem yang mengancam menghancurkan seluruh dunia," lanjut surat Korut itu.
Donald Trump (Foto: AFP/Mandel Ngan)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump (Foto: AFP/Mandel Ngan)
Berjudul "Surat Terbuka untuk Parlemen Negara-negara Lain", faks itu dikirimkan melalui Kedutaan Korut di Jakarta ke Kedutaan Australia di kota yang sama. Surat ini juga dikirimkan ke negara-negara lainnya, tapi tidak disebutkan negara mana saja.
ADVERTISEMENT
Surat ini disampaikan di tengah ketegangan dan saling berbalas ancaman antara Kim Jong Un dan Donald Trump. Bulan lalu dalam pidatonya di PBB, Trump mengancam akan "menghancurkan sepenuhnya" Korut jika diperlukan.
Dalam surat itu Korut juga menyerukan "negara-negara yang cinta kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan" untuk mengabaikan dan menentang "tindakan gegabah dan mengerikan Trump yang mencoba memicu bencana nuklir di dunia."
Dalam konferensi pers di Sydney, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan cara komunikasi Korut ini tidak biasa dalam korespondensi internasional.
"Ini bukan cara yang biasa digunakan untuk mempublikasi pesan global. Strategi bersama dengan tekanan ekonomi dan diplomasi melalui sanksi terhadap Korea Utara telah berhasil," ujar Bishop.