Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
Menlu AS Tolak Adakan Tradisi Perayaan Idul Fitri
28 Mei 2017 10:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson menolak mengadakan resepsi Idul Fitri yang telah menjadi tradisi sejak 18 tahun lalu. Penolakan ini semakin memicu kritikan bahwa pemerintahan Donald Trump anti Islam.
ADVERTISEMENT
Dua pejabat AS yang tidak disebut namanya mengatakan kepada Reuters, Sabtu (27/5), bahwa Tillerson menolak permintaan dari Direktorat Hubungan Global dan Agama di Kementerian Luar Negeri AS untuk mengadakan resepsi Idul Fitri sebagai bagian dari peringatan Ramadhan.
Permintaan itu disampaikan melalui memo tertanggal 6 April. Dengan penolakan ini, berarti tidak akan ada acara Ramadhan apa pun yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri AS.
Padahal setiap Ramadhan sejak zaman Menlu Madeleine Albright di tahun 1999, Kemlu AS selalu mengadakan acara bagi umat Islam, baik berbuka bersama maupun resepsi Idul Fitri. Tidak hanya Idul Fitri, bahkan pada 2014 Menlu John Kerry mengadakan resepsi Idul Adha.
ADVERTISEMENT
Biasanya resepsi Idul Fitri diadakan di ruang Benjamin Franklin, sebuah balairung di Kemlu AS. Acara yang mengundang anggota Kongres, para diplomat dari negara-negara Muslim, para tokoh Islam dan pejabat tinggi ini adalah upaya AS merengkuh dunia Islam.
Pihak Kemlu AS mengatakan acara Ramadan di berbagai perwakilan mereka di seluruh dunia masih akan tetap dilaksanakan. Namun untuk resepsi di Kemlu, Tillerson belum memberikan jawaban.
"Kami masih meninjau berbagai opsi untuk acara Idul Fitri, yang mengakhiri bulan Ramadan. Para duta besar AS diminta merayakan Ramadan melalui berbagai aktivitas, yang setiap tahunnya digelar di seluruh dunia," kata juru bicara Kemlu AS.
ADVERTISEMENT
Sikap Tillerson ini semakin memicu tuduhan bahwa pemerintah Trump anti Islam. Sebelumnya, Trump menuai kecaman karena kebijakannya yang melarang warga dari negara-negara Muslim masuk AS.
Para pejabat di era Obama khawatir sikap Tillerson ini akan merusak upaya yang telah dibangun AS selama ini dalam mendekati masyarakat Muslim.
"Jika Tillerson tidak mengadakannya, maka dia akan memberi kesan bahwa merengkuh Muslim tidak penting bagi pemerintahan ini," ujar Farah Pandith, mantan diplomat AS di era Obama dan Bush yang sering membantu mengadakan acara Ramadhan di Gedung Putih dan Kemlu.