Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Obama Sindir Donald Trump dalam Pidato Perpisahan
11 Januari 2017 11:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Isi pidato perpisahan Presiden Barack Obama seputar pencapaian, harapan dan visi Amerika Serikat di masa depan. Meski tidak menyebut nama, pidato Obama juga sarat akan sindiran bagi presiden AS berikutnya, Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Obama menyindir pandangan-pandangan Trump yang rasis dan mendiskreditkan kelompok minoritas di AS. Trump dalam kampanye tahun lalu bahkan mengancam akan mendeportasi seluruh warga pendatang ilegal di AS. Pandangan ini telah memecah belah masyarakat AS ke dalam dua kubu yang berbeda.
Dalam pidatonya, Obama mencoba menghapuskan sikap anti imigran dan diskriminasi yang digadang Trump.
"Saat kelompok minoritas menyuarakan keresahan, mereka tidak coba menghapuskan rasisme atau mempraktikkan politik yang sebenarnya, ketika mereka melancarkan protes damai, mereka tidak menuntut perlakuan khusus, tapi perlakuan setara yang dijanjikan para pendiri negara ini," kata Obama.
Obama dari atas mimbar di auditorium McCormick Place, Chicago, Selasa (10/1), coba meluruskan pemahaman yang selama ini beredar soal imigran. Menurut Obama, imigran tidak melemahkan Amerika, justru sebaliknya memperkuatnya.
ADVERTISEMENT
"Soal orang Irlandia, Italia, dan Polandia, yang dikatakan akan menghancurkan karakter dasar Amerika. Dan ternyata, Amerika tidak dilemahkan oleh kehadiran para pendatang baru ini, para pendatang ini menggenggam prinsip negara, dan negara semakin kuat," kata Obama.
Menyerukan persatuan, Obama mengatakan bahwa para imigran cinta dengan negara ini sama seperti warga asli. "Mereka menghargai kerja keras dan keluarga seperti kita, anak-anak mereka sama penasaran dan harapnya dan layak dicintai seperti anak-anak kita," kata Obama.
Donald Trump akan menjadi presiden baru AS pada 20 Januari mendatang. Obama telah menjabat presiden selama delapan tahun setelah menang pemilu dua kali.
Obama menjanjikan transisi kepemimpinan yang mulus dan damai dari dirinya kepada Trump. Pernyataan ini menjawab kekhawatiran masyarakat soal gejolak yang akan terjadi di Amerika dalam masa transisi.
ADVERTISEMENT
"Saya berkomitmen kepada Presiden terpilih Trump untuk memastikan transisi yang semulus mungkin, seperti yang dilakukan Presiden Bush kepada saya," kata Obama.