Pengebom Kereta Rusia Dikenal Baik dan Ramah

5 April 2017 10:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Seorang pria meletakkan bunga St. Petersburg. (Foto: REUTERS/Anton Vaganov )
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria meletakkan bunga St. Petersburg. (Foto: REUTERS/Anton Vaganov )
Pria pengebom kereta di kota St Petersburg di Rusia Senin lalu dikenal sebagai pria yang baik dan ramah. Tidak ada yang menyangka dia akan tega melakukan bom bunuh diri yang menewaskan 14 orang.
ADVERTISEMENT
Associated Press yang mengutip beberapa media lokal Rusia menemukan fakta bawa pelaku yang bernama Akbarzhon Jalilov pernah bekerja sebagai montir di bengkel mobil dan juru masak di sebuah restoran sushi di St Petersburg.
Pantauan dari media sosial miliknya, Jalilov kerap membagi pandangan soal Islam radikal dan olahraga tinju. Namun kebanyakan yang mengenalnya merasa tidak ada masalah dengan pria 22 tahun itu.
"Dia orang yang baik," kata seorang mantan rekan kerjanya di restoran sushi.
"Dia bukan orang yang senang berkonflik. Kami kaget mendengar berita hari ini," ujar dia lagi, yang menolak namanya disebut.
Kondisi lokasi ledakan di St Petersburg (Foto: AP Photo/DTP&ChP St. Peterburg via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi lokasi ledakan di St Petersburg (Foto: AP Photo/DTP&ChP St. Peterburg via AP)
Pernyataan yang sama disampaikan oleh para tetangganya di Kota Osh, kampung halaman Jalilov di Kirgizstan. Jalilov pulang ke Kirgizstan bulan lalu, dan sempat mampir ke Moskow sebelum kembali ke St Petersburg. Penyidik mencari kemungkinan ada pertemuan antara Jalilov dengan seseorang di Moskow.
ADVERTISEMENT
Dia kabur ke St Petersburg ketika terjadi konflik etnis di Kirgizstan yang menewaskan 400 orang pada 2010. Jalilov termasuk satu dari segelintir warga Kirgizstan yang beruntung bisa mendapatkan kewarganegaraan Rusia.
Jalilov termasuk dalam 14 orang yang tewas saat bom yang dibawanya meledak di dalam kereta di stasiun Sennaya Ploshchad. Sepuluh orang, termasuk Jalilov, langsung tewas ditempat, tiga lainnya meninggal dalam perawatan.
Penyidik tengah mencari kemungkinan adanya kaki tangan dalam peristiwa itu. Ini adalah serangan teror terbesar di St Petersburg sejak runtuhnya Uni Soviet.