Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Penyu Pemakan Ratusan Koin Itu Akhirnya Mati
22 Maret 2017 13:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT

Masih ingat penyu di Thailand yang dioperasi karena ada ratusan koin di perutnya? Hewan malang itu akhirnya mati.
ADVERTISEMENT
Penyu hijau yang dijuluki "celengan" itu mati pada Selasa (22/3), dua pekan setelah dia menjalani operasi.
Menurut Dr. Roongroje Thanawongnuwech, dekan di fakultas kedokteran hewan di Chulalongkorn University, Bangkok, penyu berusia 25 tahun itu mati karena penyumbatan usus yang menghambat masuknya protein.
Racun dalam logam koin juga merusak sistem imun penyu tersebut sehingga menyebabkan gangguan pada darah.

Dr. Nantarika Chansue yang memimpin operasi pada 6 Maret lalu mengatakan hewan itu mati setelah menjalani operasi kedua yang berlangsung selama 2,5 jam. Operasi kedua dilakukan setelah ditemukan masalah pada ususnya.
Usai operasi, penyu itu tidak pernah lagi bangun dan dinyatakan mati pada Selasa pagi. "Setidaknya dia punya kesempatan berenang bebas dan makan dengan gembira sebelum mati," kata Chansue.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, tim dokter berhasil mengeluarkan 915 koin logam seberat 5 kg dari perut penyu hijau tersebut. Operasi penyu yang pertama kalinya dilakukan di dunia ini berlangsung selama tujuh jam.

Operasi dilakukan setelah petugas penangkaran melihat kejanggalan dari tingkah laku penyu yang tinggal di pusat penangkaran Sriracha, Chonburi, itu. Penyu betina seberat 59 kg itu terlihat sulit berenang akibat perutnya yang penuh dengan logam.
Logam-logam itu dilemparkan oleh para pengunjung yang meyakini tindakan itu membawa keberuntungan. Tidak diketahui nilai total koin logam tersebut, beberapa di antaranya adalah koin dari negara lain, banyak yang sudah berkarat.
Kisah penyu ini menuai perhatian internasional dengan pemberitaan oleh berbagai media di seluruh dunia. Masyarakat Thailand juga urunan mengumpulkan uang sebesar 15 ribu baht (Rp5,7 juta) untuk membantu operasinya.
ADVERTISEMENT