Pukulan Telak Sang Terminator untuk Donald Trump

3 Februari 2017 9:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Arnold Schwarzenegger. (Foto: Twetter/@Schwarzenegger)
zoom-in-whitePerbesar
Arnold Schwarzenegger. (Foto: Twetter/@Schwarzenegger)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah membuat kesal banyak orang di seluruh dunia dengan kebijakannya yang kontroversial. Namun kali ini dia memilih musuh yang salah: Sang Terminator.
ADVERTISEMENT
Trump menabuh genderang perang dengan Arnold Schwarzenegger dengan pernyataannya dalam acara National Prayer Breakfast, Kamis (2/2). Trump mengkritik kinerja Schwarzenegger yang menggantikan dirinya sebagai pembawa acara ""The Celebrity Apprentice."
Menurut Trump, sejak acara itu dibawakan oleh Schwarzenegger ratingnya terus turun jauh dibanding saat dipimpin oleh dirinya.
"Mereka menyewa bintang film besar, Arnold Schwarzenegger, menggantikan saya, dan kita tahu bagaimana hasilnya," kata Trump dalam pernyataannya itu.
Presiden Donald Trump (Foto: Reuters/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Donald Trump (Foto: Reuters/Carlos Barria)
"Ratingnya turun hingga ke dasar. Ini benar-benar bencana. Dan saya ingin berdoa untuk Arnold, jika kita bisa, untuk rating itu,' lanjut Trump lagi.
Tidak perlu menunggu lama, Schwarzenegger langsung melancarkan balasan. Komentar Schwarzenegger dalam video yang diunggah di Twitter dan Instragram ini sangat menohok.
ADVERTISEMENT
Berikut kalimat pemeran tokoh utama dalam film Terminator untuk Trump:
"Hei Donald. Saya punya ide bagus. Bagaimana jika kita tukar pekerjaan? Kau ambil alih TV karena kau sangat ahli dalam rating. Saya ambil alih pekerjaanmu dan masyarakat akhirnya bisa tidur dengan nyaman lagi".
Belum ada tanggapan dari Gedung Putih terkait pernyataan Schwarzenegger tersebut. Namun ibarat pukulan, pernyataan mantan gubernur California selama dua periode itu tepat menghujam di ulu hati.
Trump saat ini tengah menuai hujatan dari masyarakat AS dan dunia terkait kebijakannya yang kontroversial, salah satunya larangan masuk warga dari tujuh negara mayoritas Muslim ke Amerika.