Serang Suriah, AS Akan Berhadapan dengan Rusia dan Iran

7 April 2017 9:28 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi kapal perang meluncurkan rudal tomahawk. (Foto: wikimedia commons)
Kapal perang Amerika Serikat menembakkan puluhan rudal ke pangkalan udara Suriah. Serangan yang pertama kali dilakukan AS ini adalah respons dari tembakan senjata kimia rezim Bashar al-Assad yang menewaskan puluhan rakyat sipil, termasuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
Agresi militer sebelumnya pernah juga akan dilakukan oleh Barack Obama tahun 2013, setelah Assad menembak senjata kimia ke Ghouta yang menewaskan sedikit 1.500 orang. Namun Obama urung menyerang Suriah setelah Assad yang dibekingi Rusia berjanji memusnahkan senjata kimia mereka, sebanyak 1.300 ton.
Walau berjanji tidak akan mengulangi serangan serupa lagi, namun beberapa kali muncul laporan bahwa Assad masih gunakan senjata kimia, termasuk racun syaraf yang dilarang dalam hukum internasional.
Presiden AS Donald Trump. (Foto: Reuters)
Dalam pidatonya pada Kamis (6/3) usai kapal perang AS di Mediterania menembakkan sekitar 60 rudal tomahawk ke pangkalan udara Suriah, Presiden Donald Trump mementahkan bantahan Rusia dan Suriah soal penggunaan senjata kimia itu.
"Tidak diragukan lagi Suriah menggunakan senjata kimia terlarang, melanggar kewajiban di bawah konvensi senjata kimia dan mengabaikan desakan Dewan Keamanan PBB," kata Trump dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
Dengan menyerang Suriah, AS sebenarnya tidak hanya berhadapan dengan Assad semata, tapi juga negara-negara di belakangnya, yaitu Rusia dan Iran. Sejak tahun 2015, Vladimir Putin membantu perjuangan Suriah dengan dalih memberantas ISIS, salah satunya dengan merebut Aleppo.
Rusia adalah negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang kerap melancarkan veto setiap kali Suriah coba dikecam. Dengan bantuan pasukan Rusia juga, Suriah berhasil memperoleh kemenangan di beberapa kota, di saat tentara mereka kewalahan menghadapi perlawanan kubu oposisi bersenjata.
Korban serangan kimia di Suriah. (Foto: AP)
Selain Rusia, Suriah juga dibekingi oleh Iran. Sejak awal perang sipil pecah di Suriah pada 2011, Iran mengirim banyak bantuan, termasuk militan Syiah dan persenjataan.
ADVERTISEMENT
Sejak berita ini diturunkan, belum ada respons dari Rusia dan Iran terkait serangan AS. Tapi sudah bisa dipastikan Rusia dan Iran akan berang.
Sebagai catatan, AS dan Rusia adalah negara nomor satu dan dua dengan militer terkuat di dunia. Sedangkan Iran, diduga memiliki senjata nuklir dan memang sejak lama berseteru dengan AS.