Soal Serangan Kimia Suriah, AS Siap Bertindak Jika di PBB Buntu

6 April 2017 12:05 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nikki Haley memperlihatkan foto korban di Suriah. (Foto: AP Photo/Bebeto Matthews)
Amerika Serikat menegaskan siap bertindak tegas sendirian jika solusi di Dewan Keamanan untuk menghentikan serangan kimia Suriah tidak juga dihasilkan. Bersama beberapa negara, AS mendorong resolusi DK PBB untuk mengecam serangan kimia di Khan Sheikhoun yang menewaskan lebih dari 100 orang.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley jelang voting Dewan Keamanan PBB pada Rabu (5/4). AS bersama dengan Inggris dan Prancis -tiga anggota tetap DK PBB- memprakarsai voting resolusi untuk mengecam Suriah.
"Ada kalanya PBB tidak bisa mengambil tindakan. Jika PBB terus gagal, maka ada kalanya juga kami mengambil tindakan sendiri," kata Haley.
"Demi para korban, saya harap anggota DK lainnya melakukan hal yang sama," lanjut dia lagi.
Sebelumnya Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa tindakan Suriah telah jauh "melampaui batas". Trump mengatakan pandangannya soal Suriah dan Assad telah berubah, dan akan mengambil tindakan secepatnya.
Dua anak korban serangan kimia di Suriah. (Foto: AP)
Voting resolusi DK PBB soal konflik Suriah dikhawatirkan akan berakhir buntu seperti sebelumnya karena mendapat veto dari Rusia. Pemerintah Rusia membantah Suriah telah menyerang dengan senjata kimia.
ADVERTISEMENT
Menurut Rusia, gas beracun itu keluar dari gudang senjata pemberontak yang hancur dihantam serangan roket Suriah. Bantahan ini dimentahkan oleh negara-negara Barat.
"Kami ada banyak bukti bahwa ini adalah serangan berkelanjutan dengan pesawat tempur selama beberapa jam. Kami melihat bukti-bukti serangan dengan racun syaraf yang bisa membunuh lebih dari 100 orang dan melukai ratusan lainnya," ujar Matthew Rycroft, Dubes Inggris untuk PBB.
Sambil memegang foto-foto para korban, Haley menuding Rusia telah mengadang setiap solusi mengatasi konflik Suriah dan tutup mata atas kekejaman rezim Bashar al-Assad.
"Kenyataannya adalah Assad, Rusia dan Iran tidak ingin perdamaian. Pemerintah Suriah yang tidak sah, dipimpin oleh pria yang tidak waras, telah melakukan kekejaman terhadap rakyatnya selama enam tahun," kata Haley.
ADVERTISEMENT
Assad tetap menolak lengser kendati kematian akibat konflik di negaranya sejak 2011 sejak mencapai sekitar 400 ribu orang. Dibekingi Rusia dan Iran, Assad semakin mendapat angin untuk bertahan di tampuk pimpinan.
"Jika Rusia memang punya pengaruh terhadap Suriah seperti yang selama ini mereka klaim, kami perlu melihatnya. Kita harus menghentikan tindakan mengerikan ini. Harus berapa banyak lagi anak-anak yang tewas sebelum Rusia peduli?" tegas Haley lagi.