Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Thailand Rengkuh Pasar Wisata Halal yang Kian Menggiurkan
19 Maret 2017 15:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Thailand kian mematut diri untuk menarik perhatian para wisatawan dari negara mayoritas Muslim. Hotel Islami hingga makanan halal semakin mudah ditemui di negara itu. Tidak heran, jumlah wisatawan Muslim semakin banyak, sangat menggiurkan bagi pasar wisata negara itu.
ADVERTISEMENT
Di Bangkok sendiri telah berdiri hotel bintang lima, Al Meroz, yang mengkhususkan diri untuk para wisatawan Muslim. Melabeli diri sebagai hotel halal, Al Meroz tidak menjual minuman beralkohol dan makanan-makanan mengandung babi.
Hotel ini juga mengatur jam-jam tertentu di kolam renang dan gym untuk tamu wanita dan pria. Selain itu, sabun dan shampo di kamar mandi hotel juga disesuaikan, tidak menggunakan lemak hewan, dan telah memiliki label halal.
Al Meroz yang baru dibuka setahun lalu juga menjadi tempat favorit warga Muslim Thailand mengadakan resepsi pernikahan. Hotel ini telah menjadi perubahan wajah Thailand, dari negara tujuan para hedonis pecinta pesta, PSK, dan ganja murah, menjadi lokasi wisata syariah.
"Mengingat ada 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia, saya kira ini adalah pasar yang bagus," kata Sanya Saenboon, manajer pelaksana Hotel Al Meroz, dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
Negara mayoritas beragama Buddha ini memang mengalami pasang surut keamanan dan politik, tapi jumlah wisatawan relatif stabil. Tahun lalu, 32,5 juta wisatawan mengunjungi Thailand, rekor tertinggi. Wisatawan terbanyak berasal dari China, sebanyak 8,7 juta pengunjung pada 2016.
Jumlah wisatawan Muslim dari Timur Tengah dan Asia juga terus meningkat jumlahnya ke Thailand, dari 2,63 juta pada tahun 2006 menjadi 6,03 juta pada tahun 2016.
Menurut Fazal Baharden, pendiri lembaga perating wisata Muslim Crescent Rating, pasar wisata Muslim adalah sektor yang paling pesat peningkatannya, terutama karena banyak penerbangan murah dan peningkatan kelas menengah Muslim.
Baharden memperkirakan jumlah wisatawan Muslim meningkat dari sekitar 25 juta orang pada tahun 2000 menjadi 117 juta di tahun 2015. Thailand, lanjut Baharden, pandai betul memanfaatkan fenomena ini.
ADVERTISEMENT
"Thailand menyadari pasar konsumen Muslim sangat bernilai untuk dimasuki," kata Baharden.
Selain di sektor wisata, Thailand juga mulai menggunakan pelabelan halal untuk produk-produk ekspor andalan mereka, seperti makanan kalengan.
Salah satunya yang mulai beralih ke metode halal adalah perusahaan raksasa Thailand KCG Corporation. CEO perusahaan itu, Lalana Thiranusornkij, seorang warga Thailand beragama Buddha, mengatakan mereka telah mengubah tiga pabrik KCG untuk memproduksi produk-produk halal demi menembus pasar Indonesia, Malaysia dan negara-negara Teluk.
Demi mendapat label halal, kata Lalana, KCG harus putar otak mengganti bahan baku mereka. Contohnya, kini mereka tidak lagi menggunakan gelatin berbahan dasar babi untuk membuat jeli.
"Dulu kami menggunakan gelatin dari babi, tapi sekarang kami mengubah gelatin dari bahan babi menjadi bahan rumput laut," ujar Lalana.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Thailand sendiri telah menargetkan menjadi lima besar negara pengekspor produk halal pada 2020.
Menurut Dr Winai Dahlan, pendiri lembaga Pusat Penelitian Halal di Chulalongkorn University, Bangkok, 15 tahun lalu hanya ada 500 pabrik bersertifikasi halal di Thailand, kini jumlahnya 6.000 pabrik.
Di periode yang sama, lanjut Winai, produk halal buatan Thailand meningkat dari 10 ribu menjadi 160 ribu produk. Pemerintah Thailand memperkirakan, industri ini akan mengisi pundi negara hingga 6 miliar dolar AS per tahun.