Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tradisi Pembagian Jadwal Imsakiyah Ternyata Datang dari Mesir
29 Mei 2017 11:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Lazimnya beberapa pekan sebelum bulan Ramadhan tiba, lembaran-lembaran imsakiyah bertebaran di tengah masyarakat. Lembaran ini dicari karena memuat jadwal salat, imsak dan berbuka puasa.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri lembaran imsakiyah telah jadi tradisi sejak puluhan tahun lalu. Namun jika merunut sejarahnya, pencetakan lembaran imsakiyah ternyata dimulai di Mesir ratusan tahun yang lalu.
Menurut Wassim Afifi, peneliti dan editor di situs Toraseyat yang dikutip Al Arabiya pekan ini, lembar imsakiyah muncul seiring kemajuan ilmu pengetahuan di Mesir.
Sebelum tahun 1789, Mesir tidak terlalu mengetahui perkembangan sains dunia. Barulah pada penjajahan Prancis, Mesir membentuk pusat sains di Al-Azhar.
Dari Prancis, Mesir belajar soal penelitian benda-benda bersejarah, salah satunya Batu Rosetta. Mesir juga belajar soal percetakan modern dari Prancis. Bahkan Prancis yang membuat pusat percetakan modern pertama di negara itu.
ADVERTISEMENT
Di masa kepemimpinan Muhammad Ali Pasha pada 1846, dua tahun sebelum dia meninggal dunia, percetakan Mesir mencetak lembaran imsakiyah.
Yang pertama mencetaknya adalah rumah cetak Bulaq dan lembarannya dikenal dengan nama Imsakiyah Wali al-Nuam. Jadwal imsakiyah pertama dicetak di atas kertas kuning seukuran 27cm x17cm.
Di lembaran itu tertulis hari pertama Ramadan yang jatuh pada Senin dan dijelaskan hilal telah terlihat di selatan selama 35 menit. Tertulis juga dalam tabel tersebut jadwal salat, puasa dan berbuka. Terdapat gambar Muhammad Ali Pasha dalam jadwal imsakiyah itu.
Lembaran imsakiyah itu kemudian dibagikan ke kantor-kantor pemerintahan. Tujuannya agar pegawai tahu jadwal salat sehingga tidak mengganggu pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Imsak sendiri dalam bahasa Arab bisa berarti "menahan diri" atau berpuasa. Jika masuk waktunya imsak, yang jatuh tepat pada azan Subuh, maka puasa dimulai.
Antara tahun 1920 hingga 1940, lembar imsakiyah mulai dicetak untuk tujuan promosi. Menurut Wassim, iklan pada lembar imsakiyah pertama kali dicetak oleh rumah cetak Egyptian Renaissance Statue pada 1929.
Seorang pengusaha Yahudi Daoud Adas, kata Wassim, mencetak lembar imsakiyah dengan iklan toko miliknya pada Ramadhan Agustus 1945. Selain menampilkan iklan tokonya, lembar imsakiyah Adas juga menampilkan dalil-dalil wajibnya puasa di bulan Ramadhan.
Lembaran imsakiyah Adas inilah yang kemudian menginspirasi jadwal imsak dan salat full-color yang saat ini beredar di seluruh dunia.
Menurut Wassim, jadwal imsakiyah Adas populer karena dibagikan di jalan-jalan kota dan di masjid-masjid.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia juga sama. Jadwal imsakiyah di negara ini biasanya sarat akan iklan produk atau organisasi kemasyarakatan.