Turki Tangkap 1.000 Imam Gulenis yang Menyusup di Kepolisian

27 April 2017 10:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anggota kepolisian Turki. (Foto: REUTERS/Murad Sezer)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota kepolisian Turki. (Foto: REUTERS/Murad Sezer)
Aparat Turki menahan lebih dari 1.000 orang pemuka agama yang dituduh menyusup ke kepolisian untuk menyebarkan ajaran Fethullah Gulen, tokoh yang disebut sebagai dalang kudeta militer tahun lalu. Turki juga membebastugaskan lebih dari 9.000 polisi yang diduga pro-Gulen.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu, Rabu (26/4), penangkapan 1.009 imam dilakukan dalam semalam setelah penyelidikan selama berbulan-bulan. Para pemuka agama yang disebut Soylu sebagai "imam rahasia" ini dituduh menyusup dan meracuni kepolisian Turki dengan paham Gulen.
"1.009 imam rahasia sejauh ini telah ditahan di 72 provinsi, dan operasi ini masih terus berjalan," kata Soylu seperti dikutip Reuters di Ankara.
Fethullah Gulen, tokoh agama asal Turki. (Foto: Reuters/Charles Mostoller)
zoom-in-whitePerbesar
Fethullah Gulen, tokoh agama asal Turki. (Foto: Reuters/Charles Mostoller)
Pada Rabu juga, kepolisian Turki membebastugaskan 9.103 personel yang dituduh Gulenis, atau orang-orang yang menganut paham Gulen.
Ini adalah bagian dari kampanye panjang Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam membersihkan pemerintahannya dari orang-orang Gulen. Sejauh ini, Turki telah menahan 40 ribu orang dan memecat 120 ribu lainnya, termasuk tentara, polisi, dosen dan pegawai negeri, karena dituduh terlibat gerakan Gulen.
ADVERTISEMENT
Gerakan Gulen atau yang biasa disebut Hizmet dianggap sebagai organisasi teroris di Turki. Fethullah Gulen yang saat ini berada di Amerika Serikat dituduh sebagai dalang kudeta militer yang gagal pada Juli 2016 lalu. Gulen membantah keras tuduhan tersebut.
Penangkapan terbaru ini terjadi selang 10 hari setelah Turki menggelar referendum yang memenangkan amandemen konstitusi. Kubu oposisi mengatakan, amandemen akan semakin mengokohkan kepemimpinan Erdogan yang kian otoriter.
Erdogan menyapa rakyat Turki. (Foto: REUTERS/Murad Sezer)
zoom-in-whitePerbesar
Erdogan menyapa rakyat Turki. (Foto: REUTERS/Murad Sezer)
Sementara Erdogan mengatakan, amandemen akan menguatkan stabilitas dan keamanan dalam negeri, terutama dalam menghadapi ancaman terorisme.
Hizmet yang oleh Turki disebut FETO (Organisasi teror Gulenis), dianggap memiliki ancaman yang sama dengan ISIS dan militan Kurdi. "Di Turki, ada upaya kudeta dengan tujuan menggulingkan pemerintahan dan merusak negara," kata Erdogan dalam wawancara dengan Reuters Selasa lalu.
ADVERTISEMENT
"Kami mencoba membersihkan anggota FETO di kemiliteran, pengadilan dan kepolisian," lanjut Erdogan lagi.