Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Survei: Jokowi-Ma'ruf Amin 47,42% vs Prabowo-Sandiaga Uno 32,58%
22 September 2018 21:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Denny Charter tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
IndexPolitica Indonesia melakukan riset penelitian berupa survei persepsi masyarakat menjelang Pilpres dan Pileg 2019. Survei menggunakan metode Multi Stage Random Sampling dengan jumlah responden sebanyak 1.600 orang, margin of error 2,5% dan tingkat kepercayaan 95%. Dengan melakukan wawancara tatap muka langsung dari tanggal 2 September sampai dengan 16 September 2018 di 32 provinsi di Indonesia.
Hasil dari survei tersebut didapatkan bahwa pada saat ini tingkat elektabilitas calon presiden petahanan Jokowi - Ma'ruf Amin berada di angka 47,42%, sedangkan penantang yakni Prabowo Subianto - Sandiaga S. Uno berada diangka 32,58%. Ada 16,75% responden menyatakan belum menentukan pilihan terhadap calon presiden dan 3,25% menyatakan telah memutuskan untuk tidak memilih (golput) pada Pilpres nanti.
ADVERTISEMENT
Jika melihat historical data trend elektabilitas kedua calon presiden, Jokowi dan Prabowo, sejak awal tahun 2018 ini terjadi penurunan pada calon petahana Jokowi - Ma'ruf Amin.
Survei bulan Agustus 2018 data dari LSI Denny JA, elektabilitas Jokowi - Ma'ruf Amin adalah 52,20%. Di bulan Mei 2018 berdasarkan hasil survei LIPI, elektabilitas Jokowi berada di angka 58,20%. Sebelumnya di bulan April 2018 berdasarkan data dari lembaga Charta Politika, elektabilitas Jokowi di kisaran 59,50%.
Artinya terjadi penurunan sebesar 12,08% dalam kurun waktu 6 bulan. Sebaliknya, calon presiden penantang yakni Prabowo berdasarkan data dari lembaga survei yang sama pada bulan April 2018 berada diangka 26,6% (Charta Politika), 27,50% bulan Mei 2018 (LIPI), 29,50% di bulan Agustus 2018 (LSI), dan 32,58% pada September 2018 (IndexPolitica).
ADVERTISEMENT
Artinya terjadi kenaikan elektabilitas sebesar 5,98% dalam jangka waktu 6 bulan terakhir. Jika melihat tren ini maka bisa dipastikan rematch antara Jokowi dan Prabowo pada Pilpres 2019 nanti akan berlangsung lebih sengit dibanding 4 tahun yang lalu dan peluang keduanya masih sangat terbuka.
Kembali ke data survei dari IndexPolitica, untuk pemetaan basis dukungan kedua calon di daerah maka pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin masih unggul di Pulau Jawa terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Sementara Prabowo - Sandiaga Uno unggul di Provinsi Banten.
Di Pulau Sumatera, calon petahana juga masih unggul hampir di semua provinsi di Sumatera kecuali Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau yang dikuasai oleh Prabowo - Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
Di Pulau Sulawesi, pemetaan dukungan relatif seimbang di mana Prabowo - Sandiaga Uno unggul di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo. Sedangkan Jokowi - Ma'ruf Amin unggul di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara.
Untuk basis pemilih berdasarkan kategori umur, 56,20% pemilih muda yang dalam kisaran umur 17 sampai 22 tahun lebih memilih Prabowo - Sandiaga Uno. Sementara Jokowi - Ma'ruf Amin unggul 50,65% pada pemilih di kisaran umur 41 sampai 55 tahun.
Ada 39,43% responden yang pada Pilpres 2014 memilih Jokowi - Jusuf Kalla akan beralih ke Prabowo - Sandiaga Uno, sebaliknya ada sekitar 35,07% responden yang pada Pilpres 2014 memilih Prabowo - Hatta Rajasa akan beralih memilih Jokowi - Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 nanti.
Untuk kinerja pemerintahan Jokowi - JK saat ini, 60,17% responden menyatakan puas dan 39,83% menyatakan tidak puas dengan kinerja pemerintah saat ini. Ketidakpuasan tertinggi ada pada masalah penanganan kemiskinan, masalah penanganan pengangguran, masalah ekonomi secara umum, dan penanganan masalah perumahan.
ADVERTISEMENT
Tingkat kepuasan tertinggi terhadap kinerja pemerintah ada pada penanganan masalah kesehatan, penanganan masalah pendidikan, dan penanganan masalah hukum.
Isu yang berhubungan dengan ekonomi dan kesejahteraan menjadi isu utama ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah. Isu suku, agama, dan ras, sebagaimana yang terjadi di Pilkada DKI dan beberapa Pilkada serentak yang menjadi ke khawatiran beberapa pihak sebelumnya, sepertinya tidak terlalu berpengaruh di Pilpres 2019 nanti. (dch)