Uu Minta Pengrajin Tahu Tempe Jangan Tergantung Kedelai Impor

Konten dari Pengguna
21 Mei 2018 19:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dens Zuko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Uu Minta Pengrajin Tahu Tempe Jangan Tergantung Kedelai Impor
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bandung, -- Sejak awal tahun 2018, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat terus melemah. Dimana data dari Bank Indonesia menunjukan bahwa year to date hingga April 2018, secara point to point rupiah mengalami depresiasi sebesar 2,08 persen.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan hal itu, sejumlah komoditi yang mengandalkan impor dari luar negeri khususnya Amerika Serikat (AS) juga mengalami kenaikan harga, satu diantaranya adalah kacang kedelai untuk bahan baku pembuatan Tahu dan Tempe.
“Sekarang mereka tercekik oleh tingginya harga kedelai yang merupakan bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe” Ujar Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum (Uu) saat menyambangi pengrajin Tahu dan Tempe di wilayah Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Hal itu, sambungnya, karena mereka menggunakan kedelai impor dari amerika sehingga terimbas oleh naiknya nilai tukar Dolar terhadap Rupiah. Mereka mengeluhkan harga kedelai yang tinggi, sedangkan harga temped an tahu sulit untuk naik.
“Kedepan bisa dilakukan pemetaan terhadap lahan pertanian, solusinya pertanian, harus menanam sendiri jangan mengandalkan impor” Tegasnya.
ADVERTISEMENT
Uu mengaku saat menjabat sebagai Bupati Tasikmala, dirinya menginstruksikan pamanfaatan sawah tadah hujan untuk ditanami kedelai. “disaat tidak ada hujan, sawah kan mengering, disitulah ditanam kedelai, ini sudah dilakukan di kabupaten tasikmalaya dengan menggandeng TNI” Terangnya.
Uu menambahkan, pemerintah provinsi bisa meminta bantuan dari pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan inventarisasi sawah tadah hujan di wilayahnya untuk dimanfaatkan menaman kedelai begitupun dengan komoditas pertanian lainnya. “Harus ada perhatian dan peran yang besar dari pemerintah kepada masyarakat dipedesaan, karena menjadi pemimpin itu harus sering turun ke daerah” Pungkasnya.