Movie Review: 'Bebas' (2019), Surat Cinta untuk Generasi 90-an

Deny Oey
Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan nama @officialnomaden (IG) dan @deNocz (twitter).
Konten dari Pengguna
20 September 2019 12:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deny Oey tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Film Bebas | Sumber Foto: Twitter @milesfilms
zoom-in-whitePerbesar
Film Bebas | Sumber Foto: Twitter @milesfilms
ADVERTISEMENT
Bebas.. Lepas..
Kutinggalkan saja semua beban di hatiku..
Melayang ku melayang jauh..
ADVERTISEMENT
Melayang dan melayang..
Buat kalian yang lahir dan besar di tahun 90-an, pasti familiar dengan potongan lirik lagu di atas. Sebuah dendang yang dinyanyikan oleh Iwa K di atas mewakili hasrat masyarakat saat itu yang mencari 'kebebasan'.
Lagu ini pula yang menjadi inspirasi bagi Riri Riza dan Mira Lesmana ketika membesut film terbarunya yang diberi judul sama seperti lagu Iwa K, Bebas.
Bebas diadaptasi dari film box office hits Korea berjudul Sunny (2011). Lewat film ini, Indonesia menjadi negara ke-4 yang menerjemahkan drama komedi tersebut ke layar lebar.
Uniknya, CJ Entertainment selaku production house dari film orisinilnya memberi kebebasan pada Miles Films untuk membuat Bebas menjadi relate dengan kehidupan masyarakat dan se-'Indonesia' mungkin. Jadilah Bebas mengambil latar tahun 90-an, lengkap dengan dunia musik yang sedang berada di puncaknya dan kisruh politik yang mulai memanas pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Secara tidak langsung, film ini akan membawa penonton kembali ke masa 90-an, untuk bernostalgia. Lantas 'kebebasan' seperti apakah yang ingin disampaikan oleh Bebas? Simak ulasan saya berikut ini.
***
Geng Bebas di tahun 90-an | Sumber Foto: Twitter @milesfilms
Vina (Maizura), seorang remaja asal Sumedang, baru saja pindah ke Ibu Kota Jakarta. Di sekolah barunya, dia bertemu dengan, siswa-siswi yang tergabung ke dalam geng yang ditakuti di sana, yakni Kris (Sheryl Sheinafia), Jessica (Agatha Priscilla), Gina (Zulfa Maharani), Suci (Lutesha), dan Jojo (Baskara Mahendra).
Dengan cepat, Vina menjadi bagian dari kelompok yang menyebut diri mereka sebagai Geng Bebas. Namun, kebersamaan mereka harus berakhir karena suatu peristiwa tragis.
Bertahun-tahun kemudian, Vina dewasa (Marsha Timothy) tanpa sengaja bertemu kembali dengan Kris dewasa (Susan Bachtiar) di rumah sakit. Kris yang menderita sakit parah, divonis hidupnya tak akan lama lagi. Sebagai permintaan terakhir, dia meminta Vina untuk mengumpulkan Geng Bebas dan bertemu dengan mereka untuk terakhir kalinya.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan mencari kembali sahabatnya satu per satu, Vina menyadari bahwa mereka telah berubah. Jessica dewasa (Indy Barends) menjadi agen asuransi yang tertekan karena target penjualannya yang rendah, Jojo dewasa (Baim Wong) menjadi pengusaha yang, meski sukses, tetapi tidak merasa bahagia, sementara Gina dewasa (Widi Mulia) menjadi pekerja serabutan sambil merawat ibunya yang sakit.
Berhasilkah Vina mengumpulkan kembali sahabat-sahabatnya sebagai wasiat terakhir dari Kris sebelum dia meninggal?
***
Geng Bebas ketika dewasa | sumber: IG @milesfilms
Unik, lucu, dan mengharukan. Itulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan film Bebas yang menyatukan dua masa dalam satu film. Alur maju-mundur dengan flashback tahun 90-an dan masa kini membawa penonton pada nostalgia tentang kisah cinta, patah hati, keluarga, dan persahabatan.
ADVERTISEMENT
Keputusan Mira Lesmana dan Riri Riza mengubah latar cerita menjadi medio 90-an sangat tepat. Penonton seperti diajak untuk mengenang kembali masa-masa itu.
Contohnya, opening scene diiringi lagu 'Bidadari' milik Andre Hehanusa. Ada juga tembang lawas lain yang diputar sepanjang film, seperti 'Cerita Cinta' (Kahitna), 'Cukup Siti Nurbaya' (Dewa 19), 'Kebebasan' (Singiku), sampai 'Aku Makin Cinta' (Vina Panduwinata).
Selain itu, ada beberapa benda autentik yang muncul atau disebut dalam film, seperti gimbot, radio tape, majalah GADIS, komik Candy-Candy, pager, sampai majalah Tempo dan Detik yang diberedel pada masa itu. Sekadar info, film Sunny sendiri mengambil latar akhir tahun 80-an di versi flashback.
Bernostalgia dengan album kenangan | sumber: IG @milesfilms
Buat yang sudah menonton Sunny, kalian akan menyadari bahwa hampir semua adegan di film Bebas dibuat sama persis dan plek-plekan dari awal sampai akhir. Namun, Riri Riza sebagai sutradara membuat beberapa penyesuaian.
ADVERTISEMENT
Penyesuaian itu, misalnya mengganti sekolah putri (di film Sunny) menjadi sekolah umum, menghapus salah satu karakter atau lebih tepatnya menyatukannya dengan karakter lain (di Sunny 7 karakter, Bebas hanya 6 karakter), serta mengubah beberapa karakter dari wanita menjadi pria.
Sayangnya, keputusan mengikuti setiap pakem Sunny membuat Bebas seperti kehilangan taji, terutama bagi kalangan penonton awam. Alurnya di 20 menit pertama sangat 'ngegas', namun di tengah jalan pakemnya mengendur seperti kehabisan bensin. Konflik-konflik kecil yang dibangun terasa kurang menggigit.
Puncaknya, ending yang harusnya lebih 'nendang' malah menjadi hambar. Terkesan seperti "ya sudah, begitu saja".
Akan tetapi, Bebas masih memiliki 'taring' dari jajaran cast-nya yang ciamik. Sebut saja artis muda berbakat macam Maizura, Sheryl, dan Brandon Salim. Ada juga Amanda Rawless, Syifa Hadju, dan Giorgino Abraham yang berperan sebagai antagonis. Para artis senior juga menunjukkan kematangannya di film ini, seperti Marsha Timothy, Indy Barends, dan Susan Bachtiar.
Cinta pertama | sumber: IG @milesfilms
Jangan lupakan para cameo dan scene stealer, di antaranya Tika Panggabean, Sarah Sechan, Happy Salma, Irgi Fahrezi, Oka Antara, Cut Mini, Jefri Nichol, Darius Sinathrya, sampai Reza Rahadian yang meski tampil singkat, namun sangat membekas di benak penonton.
ADVERTISEMENT
Di akhir film, ada penampilan spesial dari para cast dan Iwa K yang menyanyikan lagu 'Bebas' versi baru, yang juga menjadi theme song film ini.
Sejatinya, Mira Lesmana dan Riri Riza mencoba membuat Bebas menjadi se-relate mungkin dengan kehidupan di masa 90-an dan terbukti berhasil. Sepanjang film, penonton akan menangis, menari, dan tertawa sambil mengenang masa mudanya dan bernostalgia. Dan sesungguhnya, Bebas seperti menjadi surat cinta untuk generasi 90-an.
Oh iya, ada beberapa scene yang membuat penonton teringat pada Ada Apa Dengan Cinta? (2002) karena sama-sama ber-setting anak SMA. Dan kisah pertemuan kembali setelah dewasa kurang lebih sama seperti ketika Geng Cinta bertemu kembali setelah dewasa di Ada Apa Dengan Cinta? 2 (2016). Cukup wajar, karena kedua film tersebut dibesut oleh orang yang sama.
Tertawa mengenang masa lalu | sumber: IG @milesfilms
Last but not least, film Bebas adalah tontonan untuk kalian yang ingin bernostalgia. Bereuni di bioskop dengan teman-teman masa SMA atau kuliah bisa menjadi opsi menarik untuk mengenang kembali masa lalu, di mana jiwamu merasa 'bebas', baik saat jatuh cinta maupun saat mencari jati diri. Jangan lupa, film Bebas bisa kamu saksikan di bioskop mulai tanggal 3 Oktober 2019.
ADVERTISEMENT
Selamat menonton dan selamat bernostalgia.