Konten dari Pengguna

Walikota Tebing Tinggi masih Melantik Figur dan Jaringan Orang Lama

Tebing Tinggi Post
Tebing Tinggi Post merupakan realtime news Kota Tebing Tinggi. Kami mengumpulkan data dan fakta menjadi sebuah berita dengan perspektif yang baru.
22 Maret 2018 12:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tebing Tinggi Post tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Walikota Tebing Tinggi masih Melantik Figur dan Jaringan Orang Lama
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kultur birokrasi di Indonesia masih terjebak dalam pola birokrasi patron yang kuat. Dari pola seperti ini bisa dilihat bahwa jejaring orang yang dekat dengan kepala daerah cenderung menjadi lingkar kekuasaan penopang yang loyal dan kuat. Tebing Tinggi Post mewancarai Direktur Eksekutif Depublica Institute Teddy Firman Supardi terkait dengan rotasi dan pelantikan 112 pejabat eselon yang menduduki jabatan di beberapa OPD.
ADVERTISEMENT
Di ruang kantor Depublica Institute, Teddy mengatakan "tidak ada figur baru pada jabatan OPD strategis" , hampir semuanya orang dekat. Padahal pada akhir tahun lalu, ada 13 jabatan dilelang, tapi tetap tidak bisa memunculkan figur-figur baru yang menurut kami harus memiliki kapasitas memahami kebijakan strategis yang memadai. Teddy menjelaskan, sebagai contoh, untuk Jabatan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sekarang dijabat oleh Rusmiati Harahap yang sebelumnya menjabat Dinas Pertamanan dan Kebersihan. Selanjutnya, ada nama Nanang Fitra Aulia, sebelumnya Direktur RSUD Kumpulan Pane sekarang menjadi Dinas Kesehatan, Gul Bakhri Siregar yang dulu menjabat Kepala Bappeda sekarang menjadi Kadis Perdagangan, dan jabatan Kepala Bappeda diisi oleh Erwin Suheri Damanik. "Kita semua memahami permasalahan Kota Tebing Tinggi, dan jalan keluarnya pun tinggal komitmen dan keberpihakan kebijakan" -- Walikota sering mengatakan menuju Smart City dan MICE City. Seharunya dari sisi kebutuhan kebijakan, pos jabatan OPD juga harus diisi oleh pejabat yang memiliki kapasitas yang mendukung kebijakan tersebut. Walikota Tebing Tinggi masih terjebak "inner circle trap (jebakan orang dekat)" Ia lebih suka memilih orang lama dan jaringan lama. Ini sulit dijelaskan dengan pendekatan teori apapun.
ADVERTISEMENT
Positioning kota ini dalam dinamika kebijakan antar wilayah juga harus dikedepankan, ujar Teddy". Kita selalu merayakan hal-hal yang bersifat formalisasi, tetapi selalu lupa membangun subtansi dan sinkronisasi pembangunan. Depublica Institute mengingatkan bahwa hal-hal strategis sudah menunggu didepan mata. Roda birokrasi menjadi penentu bagaimana implementasi kebijakan pembangunan dapat berjalan dengan baik di Kota Tebing Tinggi. "Kami menantang pejabat yang baru dilantik memberikan komitmen dan keberpihakannya, tambah Teddy".