Konten dari Pengguna

Festival Layang-Layang Meriahkan Perayaan 17 Agustus di Desa Sukadamai

Dera Berliana
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, program studi Sastra Prancis yang sedang ber-KKN di Banyuasin, Sumatra Selatan
26 Agustus 2024 18:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dera Berliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, Desa Sukadamai di Kecamatan Tanjung Lago menyelenggarakan sebuah acara yang spektakuler dan penuh warna, yaitu Festival Layang-Layang. Acara ini berlangsung pada tanggal 17 Agustus, hari yang selalu dirayakan dengan penuh sukacita oleh seluruh rakyat Indonesia. Namun, di Desa Sukadamai, perayaan kemerdekaan tahun ini menjadi lebih istimewa dengan hadirnya festival yang berhasil menarik perhatian tidak hanya warga setempat tetapi juga pengunjung dari desa-desa tetangga. Mereka datang berbondong-bondong untuk menyaksikan keindahan layang-layang berwarna-warni yang menghiasi langit desa.
Festival ini dimulai pada pagi hari, ketika matahari baru saja terbit, membawa harapan baru bagi para peserta dan penonton. Parade layang-layang menjadi pembuka yang spektakuler, diikuti oleh anak-anak hingga orang dewasa dengan penuh semangat. Berbagai bentuk dan ukuran layang-layang diterbangkan, mulai dari layang-layang tradisional yang berbentuk wajik hingga yang lebih inovatif dengan desain yang kompleks. Peserta dari berbagai kelompok usia, termasuk keluarga dan komunitas lokal, berpartisipasi dengan antusias. Mereka merancang layang-layang dengan penuh kreativitas, menggunakan bahan-bahan yang beragam dan warna-warna cerah yang mencerminkan semangat kemerdekaan dan kebanggaan nasional.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Desa Sukadamai, Bapak Suryanto, dalam sambutannya di pembukaan acara, menyampaikan pesan yang penuh makna. Ia menegaskan bahwa festival ini bukan hanya sebuah ajang hiburan, tetapi juga memiliki tujuan yang lebih mendalam, yaitu melestarikan tradisi dan memperkuat rasa kebersamaan di antara warga. "Melalui festival ini, kita tidak hanya merayakan kemerdekaan, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga. Semangat gotong-royong dan persatuan yang ditunjukkan hari ini sangat menginspirasi," ujarnya. Kata-kata Bapak Suryanto ini disambut dengan tepuk tangan meriah dari hadirin, menandakan apresiasi dan dukungan mereka terhadap inisiatif ini.
Acara kemudian berlanjut dengan kompetisi layang-layang, di mana peserta berlomba-lomba menunjukkan keindahan dan ketahanan layang-layang mereka di udara. Kompetisi ini menjadi salah satu momen paling dinanti, terutama oleh para peserta yang telah bekerja keras mempersiapkan layang-layang terbaik mereka. Suara sorak-sorai penonton terdengar setiap kali sebuah layang-layang berhasil mencapai ketinggian maksimal atau melakukan manuver yang menakjubkan. Tidak hanya itu, suasana semakin meriah dengan adanya berbagai stan makanan tradisional yang disajikan oleh warga desa, menambah semaraknya festival.
ADVERTISEMENT
Menjelang sore hari, ketika matahari mulai condong ke barat, festival ini diwarnai dengan berbagai warna  lampu dari layang-layang yang sedang mengudara. Warna-warni layang-layang yang meledak di udara mengundang decak kagum dari penonton yang menyaksikannya. Undian tidak hanya menandai puncak acara, tetapi juga menjadi simbol perayaan kemerdekaan yang dirayakan dengan sukacita dan kebanggaan. Banyak warga yang mengabadikan momen ini dengan kamera ponsel mereka, mengingat setiap letupan kembang api sebagai bagian dari kenangan indah yang akan mereka bawa pulang.
Setelah pertunjukan layang-layang, warga Desa Sukadamai berkumpul di lapangan utama desa untuk mengikuti acara penutupan. Dalam suasana yang penuh keakraban, Bapak Suryanto kembali naik ke panggung untuk menyampaikan pidato penutup. Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung terselenggaranya festival ini, dari para peserta, panitia, hingga para donatur. Bapak Suryanto juga mengungkapkan harapannya agar Festival Layang-Layang ini dapat menjadi tradisi tahunan di Desa Sukadamai. “Festival ini adalah bentuk penghormatan kita terhadap perjuangan para pahlawan sekaligus sarana untuk melestarikan budaya lokal. Semoga di tahun-tahun mendatang, festival ini dapat semakin besar dan lebih meriah, membawa sukacita bagi kita semua,” tuturnya dengan penuh optimisme.
ADVERTISEMENT
Dengan berakhirnya acara, warga Desa Sukadamai pulang dengan hati yang penuh kegembiraan. Mereka membawa pulang kenangan manis dan cerita-cerita yang akan dibagikan dengan keluarga dan teman-teman. Bagi banyak orang, festival ini bukan hanya sekedar perayaan, tetapi juga sebuah simbol kebanggaan dan identitas masyarakat Desa Sukadamai. Festival Layang-Layang ini telah berhasil mengukir langit dengan warna-warni tradisi dan kebersamaan, menciptakan momen yang akan selalu diingat sebagai bagian dari perjalanan desa ini menuju masa depan yang lebih cerah dan bersatu. Dengan semangat kemerdekaan yang terus berkobar, Desa Sukadamai menunjukkan bahwa tradisi dan inovasi bisa berjalan beriringan, membawa desa ini ke arah kemajuan tanpa melupakan akar budaya dan nilai-nilai kebangsaan yang menjadi fondasi masyarakatnya.
ADVERTISEMENT