Konten dari Pengguna

Anak Magang dan Fresh Graduate: Wajar Belum Berpengalaman, Salahkah Belajar?

Deswinta
Mahasiswa Universitas Pamulang Program Studi Sastra Indonesia
20 Januari 2025 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deswinta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
                            Sumber: Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, media sosial diramaikan dengan perdebatan soal kinerja anak intern (magang) dan fresh graduate di dunia kerja. Banyak senior yang mengeluhkan perilaku atau kinerja generasi ini, mulai dari dianggap kurang profesional, tidak tahan tekanan, hingga dianggap "tidak serius".
ADVERTISEMENT
Tapi, mari kita berhenti sejenak dan bertanya: Apakah adil memberikan ekspektasi tinggi kepada anak intern atau fresh graduate yang jelas-jelas baru memulai perjalanan kariernya?

Wajar Belum Sempurna!

Ketika seseorang memulai karier, wajar jika mereka masih banyak belajar. Intern atau fresh graduate, khususnya dari Gen Z, tentu belum punya pengalaman yang matang. Mereka mungkin baru saja lulus kuliah atau bahkan masih kuliah! Memberikan ekspektasi yang sama dengan karyawan senior jelas tidak masuk akal.
Intern atau fresh graduate biasanya belum punya pengalaman memadai karena mereka baru saja lulus kuliah atau bahkan masih kuliah! Memberikan ekspektasi tinggi kepada mereka sama saja seperti menuntut seorang pelajar langsung jadi ahli.
Alih-alih mencap "kerjanya gak bener", bukankah lebih bijak jika kita memandang magang sebagai ruang belajar? Bukankah tugas seorang mentor adalah membimbing, bukan menghakimi?
ADVERTISEMENT

Masalah Batas Usia dan Standar Kerja Tinggi

Ironisnya, masalah ini semakin diperparah dengan tingginya standar yang sering diterapkan dalam lowongan pekerjaan. Banyak perusahaan yang mencari pelamar usia muda, tetapi menuntut pengalaman kerja 2–5 tahun.
Pernahkah kita bertanya: Bagaimana mereka bisa mendapatkan pengalaman kerja jika peluang untuk belajar saja dibatasi?
Batas usia sering menjadi penghalang utama bagi banyak orang muda. Di satu sisi, mereka diminta menjadi "multitasking dan berpengalaman", tapi di sisi lain, sistem tidak memberikan ruang yang memadai untuk mereka mengembangkan diri sejak dini.
Jika dunia kerja terus memberikan ekspektasi yang tidak realistis tanpa membuka peluang belajar, bagaimana mereka bisa berkembang?

Apa yang Fresh Graduate Butuhkan di Dunia Kerja?

Anak intern atau fresh graduate tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga pengalaman, bimbingan, dan peluang untuk mengembangkan diri. Mereka datang dengan semangat baru, keterbukaan terhadap teknologi, dan ide-ide kreatif.
ADVERTISEMENT
Namun, ini bukan berarti mereka bisa langsung beradaptasi tanpa kesulitan. Mereka tetap butuh waktu untuk memahami ritme kerja, etika profesional, dan tanggung jawab baru. Tugas senior atau mentor adalah mendukung proses ini, bukan menjatuhkan dengan

Solusi: Jadikan Dunia Kerja Ruang Bertumbuh

Daripada terus mengeluhkan kinerja anak intern atau fresh graduate, bagaimana jika kita menciptakan lingkungan kerja yang mendukung?
ADVERTISEMENT
Mengkritik tanpa solusi tidak akan membawa perubahan. Anak magang dan fresh graduate memang belum berpengalaman, tapi bukan berarti mereka tidak punya potensi. Masa awal karier adalah waktu untuk belajar, beradaptasi, dan bertumbuh.
Jadi, apakah kita akan terus menghakimi mereka yang baru memulai perjalanan kariernya? Atau, kita justru ingin menjadi bagian dari perjalanan mereka untuk meraih potensi terbaik?