Konten dari Pengguna

Penduduk Miskin Indonesia: Polemik Terhadap Migrasi Internasional Malaysia

Desak Diah
Mahasiswa S1 Hubungan Internasional di Universitas Udayana, Bali
19 Desember 2023 10:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Desak Diah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penduduk Miskin Indonesia: Polemik Terhadap Migrasi Internasional Malaysia.
Migrasi internasional menjadi tonggak penting dalam upaya mengurangi kemiskinan dan sebagai ajang dalam memberikan kesempatan kerja bagi para migran. Malaysia menjadi salah satu negara tujuan bagi para migran mancanegara, terdapat populasi migran yang signifikan, seperti yang disorot oleh data Departemen Statistik Malaysia tahun 2021, mencatat bahwa terdapat 2,69 juta migran berada di negara ini. Angka ini mampu menggambarkan sekitar 8,2% dari keseluruhan populasi Malaysia.
ADVERTISEMENT
Pulau Jawa menjadi penyumbang migran cukup tinggi yang berasal dari Indonesia di Malaysia. Keadaan Pulau Jawa sebagai wilayah yang cukup maju dari pada wilayah lainnya menyebabkan Pulau Jawa dipandang sebagai target dalam mencari kerja dan sebagai tempat menetap sehingga memicu ledakan penduduk yang kemudian berdampak terhadap terciptanya persaingan kerja yang sangat tinggi. Hal ini tentu berimbas pada peningkatan angka pengangguran dan lonjakan angka kemiskinan.
Sumber: Pixabay.com
Penduduk Miskin Indonesia: Polemik Terhadap Migrasi Internasional Malaysia.
Berdasarkan data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), penduduk pulau cukup banyak melakukan migrasi internasional ke negara lain untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan. Tahun 20212 – 2018 tercatat jumlah pekerja migran Indonesia dari Pulau Jawa mencapai 1.352.453 jiwa. Data tersebut menunjukkan bahwa Pulau Jawa menjadi wilayah tertinggi yang berkontribusi dalam proses migrasi internasional dibandingkan pulau – pulau lain di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kebijakan penempatan buruh migran Indonesia ke luar negeri menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Dalam perkembangannya, buruh migran Indonesia berhasil mendatangkan devisa dan mengurangi tingkat kemiskinan melalui uang ataupun barang yang mereka kirimkan ke daerah asal (remittances). Melalui konteks tersebut, remitan mempunyai nilai sosial ekonomi yang signifikan terhadap para penerima dan pemerataan pembangunan suatu daerah.
Sumber: Pixabay.com
Penduduk Miskin Indonesia: Polemik Terhadap Migrasi Internasional Malaysia.
Malaysia sebagai negara tujuan turut memberikan respon positif. Kehadiran para migran ini dirasa dapat mengisi segmen-segmen lapangan kerja yang sudah ditinggalkan oleh penduduk setempat dikarenakan tingkat kemakmuran negara tersebut terus mengalami peningkatan. Lapangan pekerjaan tersebut seperti sektor perkebunan, buruh bangunan, konstruksi, dan pekerjaan domestik lainnya yang banyak digantikan oleh para pekerja migran dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melalui hal tersebut, pekerja migran Indonesia mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara Malaysia. Respon Malaysia terhadap migran Indonesia juga terlihat dengan kebijakan imigrasi dan penempatan tenaga kerja yang diatur oleh hukum dan regulasi yang telah dibuat negara. Malaysia juga telah berupaya untuk memastikan bahwa pekerja migran mendapatkan perlindungan hukum dan hak-hak yang setara dengan pekerja lokal negaranya melalui “Akta Perlindungan Pekerja Asing 1955 (Employment Act 1955)” mencakup hak dan kewajiban pekerja asing di Malaysia.
Referensi
Muslihatinningsih, F., Sinaga, J. P., & Istiyani, N. (2020). Migrasi Internasional Penduduk Pulau Jawa Menjadi Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 9(2), 106-115.
Primawati, A. (2011). Remitan sebagai dampak migrasi pekerja ke Malaysia. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 16(2), 209-222.
ADVERTISEMENT