Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kenapa Tesla Memilih Malaysia Dibandingkan Indonesia
27 Oktober 2024 3:02 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Desak Gede Putri Satyawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Investasi asing di Indonesia melesat naik sejak masa pemerintahan Jokowi, termasuk sejak tahun 2020 yang merupakan tahun saat Omnibus Law 2020, yakni hukum yang memberikan kemudahan terhadap investasi asing, ditetapkan. Buktinya, target investasi asing pada 2020 yakni Rp817.2 triliun berhasil dicapai dengan hasil 101.1% (Kementerian Komunikasi dan Digital, 2021), hal yang sama terjadi dengan target investasi asing tahun 2021 yang juga berhasil melebihi target (Kementerian Investasi dan Hilirisasi, 2022). Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, mengatakan pada Agustus 2024, bahwa memang investasi asing sudah meningkat pesat dari sejak 3-4 tahun terakhir (Liman, 2024). Namun, masih ada kasus tentang gagalnya investor asing masuk ke Indonesia dalam pemerintahan Jokowi periode ke-2. Contohnya adalah saat Tesla gagal masuk ke Indonesia dan beberapa perusahaan yang gagal investasi di Cina, tidak memilih Indonesia (Rahayu, 2021). Pada artikel ini akan dibahas mengenai upaya dalam pemerintahan Jokowi yang masih gagal menarik investasi asing dari perusahaan Tesla padahal sudah ada keringanan regulasi investasi asing dengan Omnibus Law 2020.
ADVERTISEMENT
Tesla adalah perusahaan otomotif mobil listrik Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 2003 oleh Elon Musk. Pada tahun 2020 yang lalu, perusahaan ini kabarnya akan berinvestasi di Indonesia tetapi hal tersebut tidak terealisasikan hingga akhirnya tahun 2023 lalu Tesla membangun perusahaannya di Malaysia yang berarti Tesla lebih memilih Malaysia diabndingkan Indonesia untuk berinvestasi. Hal ini menarik pertanyaan karena Indonesia sudah melonggarkan regulasi penanaman modal asingnya berkali-kali, puncaknya adalah dengan Omnibus Law yang disahkan pada tahun 2020 lalu. Omnibus Law adalah aturan baru yang dirancang tahun 2019 yang mengatur tentang penanaman modal asing di Indonesia, seperti penurunan jumlah minimal investasi yang tadinya Rp100 milyar menjadi Rp10 milyar, kemudian investor dapat mengajukan investasi dengan Online Single Submission (OSS), hingga adanya penurunan pajak. Intinya, Omnibus Law 2020 mempermudah jalannya investor asing untuk melakukan investasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Banyak usaha pemerintah Indonesia untuk melobi Tesla agar mau berinvestasi di Indonesia. Menteri Perindustrian Indonesia, Agus Gumiwang, pada tahun 2020 mengatakan bahwa Tesla akan mendapatkan pembebasan pajak sepanjang 5 sampai 20 tahun apabila mau berinvestasi di Indonesia (Sandi, 2023). Kemudian, pada 2023, saat pertemuan Jokowi dengan Elon Musk, pemilik Tesla, pun dikatakan bahwa Jokowi akan memberikan Tesla konsesi atas nikel apabila mau berinvestasi di Indonesia (Kurniawan & Ferdian, 2023). Namun, tentunya, sampai saat ini, Tesla belum juga berinvestasi di Indonesia. Padahal, perlu diingat bahwa Indonesia sudah menetapkan Omnibus Law yang artinya regulasi untuk investor asing sudah dipermudah. Namun, Omnibus Law ini sepertinya belum cukup untuk membuat beberapa investor asing, seperti Tesla, untuk investasi di Indonesia. Sebenarnya, apa alasan Tesla belum berinvestasi di Indonesia?
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa dijawab setelah mengetahui alasan Tesla malah berinvestasi di Malaysia pada tahun 2023 lalu. Menteri Investasi, Perdagangan Internasional, dan Industri Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, mengatakan bahwa alasan Tesla berinvestasi di Malaysia adalah karena Malaysia memiliki infrastruktur dan ekosistem yang besar pada sektor elektronik yang sudah berjalan selama lebih dari 50 tahun (CNBC Indonesia, 2023) Dengan kata lain, rantai pasok mobil tersedia di Malaysia seperti banyak bagian-bagian dalam produksi Tesla yang datang dari pabrik Malaysia. Selain itu, Tengku Zafrul Aziz juga mengatakan bahwa di Indonesia belum tersedia banyak stasiun untuk mengisi daya mobil listrik.
Perusahaan multinasional tentunya memiliki beberapa pertimbangan untuk memilih negara yang akan dituju sebagai investasinya. Beberapa hal umum yang diperhitungan adalah kesediaan sumber daya atau alat penunjang produksi perusahaan dan kemudahan dalam regulasi. Dari pernyataan Menteri Investasi, Perdagangan Internasional, dan Industri Malaysia tadi, dapat dikatakan bahwa Indonesia kurang dalam hal penunjang produksi mobil listrik seperti belum adanya infrastruktur berupa charging station yang banyak dan ekosistem atau rantai pasok mobilnya belum berkembang seperti Malaysia. Namun, memang Indonesia memiliki kelebihan dibandingkan Malaysia di bidang nikel karena kendaraan listrik memerlukan nikel untuk bahan produksinya, ditambah lagi Indonesia dalam proses untuk melakukan hilirisasi nikel yang artinya ekosistem rantai pasok produksi kendaraan listrik seharusnya menjadi lebih mudah, tetapi hilirisasi ini masih dalam proses yang artinya belum matang.
ADVERTISEMENT
Kemudian, dalam hal regulasi, walaupun Indonesia sudah memiliki regulasi yang longgar untuk Tesla (tadi, berupa pembebasan pajak dan konsesi nikel), tetapi Malaysia juga melonggarkan regulasi penanaman modal asingnya untuk Tesla seperti Tesla dapat menjual kendaraannya di Malaysia tanpa tarif impor dan dibebaskan dari aturan untuk memiliki partner lokal dengan minimum 30% kepemilikan perusahaan adalah bumiputera (The Edge Malaysia, 2024). Setelah mempertimbangkan aspek-aspek ini dan beberapa aspek tambahan, akhirnya manajemen Tesla memutuskan untuk berinvestasi di Malaysia dibandingkan Indonesia walaupun pemerintah sudah mengeluarkan regulasi Omnibus Law 2020 dan usaha-usaha melobi.
Daftar Pustaka
CNBC Indonesia. (2023). Mendag Malaysia Ungkap Strategi Gaet Investasi Tesla. https://youtu.be/U1R0rAk--QY?si=2rFz4O8jkggxxQOk
Kementerian Investasi dan Hilirisasi. (2022). Realisasi Investasi 2021 Lampaui Target, Kementerian Investasi/BKPM Optimis Kejar Target 1.200 Triliun Tahun ini. https://www.bkpm.go.id/id/info/siaran-pers/realisasi-investasi-2021-lampaui-target-kementerian-investasi-bkpm-optimis-kejar-target-1-200-triliun-tahun-ini
ADVERTISEMENT
Kementerian Komunikasi dan Digital. (2021). Meski di Tengah Pandemi, Target Investasi Tahun 2020 Tercapai. https://www.kominfo.go.id/berita/berita-pemerintahan/detail/meski-di-tengah-pandemi-target-investasi-tahun-2020-tercapai
Kurniawan, R., & Ferdian, A. (2023). Soal Investasi, Jokowi Beri Penawaran Khusus buat Tesla Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Soal Investasi, Jokowi Beri Penawaran Khusus buat Tesla”, Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/03/134439715/soal-investasi-jokowi-beri-penawaran-khusus-buat-tesla. Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6 Download aplikasi: https://kmp.im/app6. Kompas. https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/03/134439715/soal-investasi-jokowi-beri-penawaran-khusus-buat-tesla
Liman, U. S. (2024). Kemenkeu mencatat investasi naik dua kali lipat sejak kuartal I-2020. ANTARA. https://www.antaranews.com/berita/4268151/kemenkeu-mencatat-investasi-naik-dua-kali-lipat-sejak-kuartal-i-2020
Rahayu, I. D. (2021). Investor Asing Gagal Masuk Indonesia Bikin Jokowi Gregetan . Kompas. https://www.kompasiana.com/indah91983/60335cb78ede48430052c302/investor-asing-gagal-masuk-indonesia-bikin-jokowi-gregetan
Sandi, F. (2023). Tarik Ulur Investasi Tesla di RI, Ini Kata 2 Menteri Jokowi. CNBCIndonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20230810123851-4-461817/tarik-ulur-investasi-tesla-di-ri-ini-kata-2-menteri-jokowi
ADVERTISEMENT
The Edge Malaysia. (2024). Tesla shelves plan to set up factories in Malaysia and Southeast Asia, Thai news portal reports. The Edge Malaysia. https://theedgemalaysia.com/node/722018