Konten dari Pengguna

E-Wallet Mengubah Konsumsi Gen Z di Era Kapitalisme

Desfia Ayu
mahasiswa universitas pamulang
21 Oktober 2024 13:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Desfia Ayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi E-Wallet (Sumber: Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi E-Wallet (Sumber: Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
E-wallet telah menjadi bagian penting dari sistem kapitalisme modern, terutama di kalangan generasi muda seperti Gen Z. Dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi yang pesat, e-wallet menawarkan solusi pembayaran yang praktis dan efisien. E-wallet, atau dompet digital, adalah aplikasi yang digunakan untuk menyimpan uang secara digital dan melakukan berbagai jenis transaksi finansial tanpa memerlukan uang tunai atau kartu fisik. Contoh dari e-wallet sendiri seperti Go-Pay, OVO, DANA, Paytren, LinkAja, Jenius, iSaku, Sakuku, ShopeePay, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Gen Z, yang dikenal sebagai generasi digital native, tumbuh di era di mana akses informasi dan layanan dapat dilakukan hanya dengan sentuhan jari. Kemudahan ini tentu sangat sesuai dengan gaya hidup Gen Z yang aktif dan cepat. Mereka cenderung menghargai efisiensi dan e-wallet memberikan solusi instan untuk memenuhi kebutuhan mereka, mulai dari pembelian makanan, tagihan bulanan hingga belanja fashion.
E-wallet sering kali menawarkan berbagai promo menarik dan cashback, yang sangat diminati oleh Gen Z. Dalam dunia kapitalisme, di mana persaingan antar perusahaan semakin ketat, penyedia e-wallet berusaha menarik perhatian konsumen dengan berbagai penawaran. Ini menciptakan motivasi bagi Gen Z untuk lebih sering berbelanja, mendorong perilaku konsumtif yang mungkin tidak terjadi jika mereka menggunakan metode pembayaran tradisional.
ADVERTISEMENT
E-wallet mendorong pola konsumsi yang lebih agresif, karena memudahkan konsumen untuk berbelanja kapan saja dan di mana saja. Promosi dan bonus yang sering ditawarkan oleh penyedia e-wallet juga membangkitkan pengeluaran konsumen. Dalam sistem kapitalisme, konsumsi merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi dan e-wallet berkontribusi pada peningkatan aktivitas konsumsi.
Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan tersendiri. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan e-wallet dapat mendorong perilaku konsumtif yang berlebihan di kalangan Gen Z. Dengan akses mudah ke dana dan berbagai promo, mereka cenderung menghabiskan lebih banyak uang tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan fungsi dari barang yang dibeli. Dalam konteks kapitalisme, ini menciptakan siklus konsumsi yang menguntungkan bagi perusahaan tetapi berpotensi merugikan individu dalam hal pengelolaan keuangan.
ADVERTISEMENT
Keamanan juga menjadi perhatian penting dalam penggunaan e-wallet. Isu keamanan dan privasi data menjadi perhatian serius. Akhir-akhir ini, sering terjadi pembobolan akun sehingga menyebabkan saldo yang ada di e-wallet kita jatuh kepada tangan orang lain. Gen Z, yang biasanya lebih sadar akan isu ini, harus tetap waspada terhadap potensi risiko yang bisa timbul dari penggunaan e-wallet. Meskipun banyak aplikasi e-wallet dilengkapi dengan fitur keamanan seperti enkripsi data dan verifikasi dua faktor, risiko pencurian data tetap ada.
Penggunaan e-wallet juga berdampak pada hubungan sosial dan kultural di kalangan Gen Z. Mereka cenderung membagikan pengalaman berbelanja mereka di media sosial, yang meningkatkan pengaruh peer-to-peer dalam pengambilan keputusan konsumsi. Namun, meskipun e-wallet menawarkan banyak keuntungan, ada tantangan yang perlu diperhatikan. Selain itu, penyedia e-wallet perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan transparan. Dengan regulasi yang tepat, inovasi dalam penggunaan e-wallet dapat berlanjut tanpa mengorbankan perlindungan konsumen.
ADVERTISEMENT