Konten dari Pengguna

Trust Issue: Pengalaman Masa Lalu Membentuk Ketidakpercayaan Terhadap Orang Baru

Desi Siregar
Mahasiswi Program Studi Akuntansi S-1, Fakultas Ekonomi Dan Bisnsi, Universitas Pamulang
22 November 2024 18:48 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Desi Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi- Orang yang memiliki trust issu (DC studio-freepik)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi- Orang yang memiliki trust issu (DC studio-freepik)
ADVERTISEMENT
Rotter (dalam Van de Rijt & Buskens, 2006) mengartikan kepercayaan sebagai kecenderungan individu atas perasaan yakin dengan melalui kata ataupun perbuatan seseorang yang dapat dipercaya sehingga akan memenuhi kewajiban dalam timbal balik suatu hubungan. Dania Elisya dalam artikel berjudul "Trust Issue" menyampaikan konsep bahwa trust issue merujuk pada kesulitan yang dihadapi individu dalam mempercayai orang lain. Artinya, trust issue mencakup hambatan yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk menaruh kepercayaan penuh terhadap individu lainnya.Trust issue dapat muncul dari pengalaman traumatis, pengkhianatan, atau situasi lainnya yang menyebabkan keraguan dan ketidakpastian terhadap niat dan tindakan orang lain. Hal ini menciptakan suatu kondisi di mana individu cenderung sulit untuk membuka diri atau memberikan kepercayaan sepenuhnya pada orang lain.
ADVERTISEMENT
Pengalaman masa lalu yang buruk, terutama yang melibatkan pengkhianatan, kehilangan, atau trauma emosional, dapat meninggalkan bekas yang mendalam dalam diri seseorang. Ketidakpercayaan terhadap orang baru adalah salah satu dampak dari pengalaman tersebut. Salah satu pengalaman yang paling merusak kepercayaan adalah pengkhianatan. Misalnya, seseorang yang pernah diselingkuhi oleh pasangan atau dibohongi oleh teman dekatnya akan merasa sangat terluka. Pengkhianatan ini merusak pandangan mereka tentang hubungan, dan mereka mungkin mulai merasa bahwa tidak ada orang lain yang dapat dipercaya sepenuhnya di dunia ini. Hal ini akan menyebabkan orang baru sulit untuk masuk dalam kehidupan mereka, karena mereka merasa takut akan terulangnya pengkhianatan tersebut.
Seseorang yang sudah memiliki trust issue akibat pengalaman buruk di masa lalu, ketika orang baru datang dalam kehidupannya walaupun dengan niat yang baik dan tulus, mereka akan tetap meragukan orang baru tersebut. Seringkali Mereka mempertanyakan apakah orang baru itu tulus atau hanya berpura-pura baik. Rasa takut akan penghiatan ini mengarah pada kecemasan yang berlebihan, di mana seseorang enggan membiarkan orang baru masuk ke dalam hidup mereka sepenuhnya. Mereka mungkin merasakan ketidakamanan dan merasa sulit untuk membangun hubungan baru karena ketakutan bahwa mereka akan terluka lagi.
ADVERTISEMENT
Memulihkan kepercayaan setelah mengalami trauma memang tidak mudah, tetapi itu adalah hal yang sangat mungkin dilakukan. Dengan kesabaran serta tindakan yang konsisten, orang yang memiliki trauma masa lalu bisa mulai mempercayai orang baru. Walaupun dengan proses yang membutuhkan waktu dan kerja keras, namun dengan dukungan yang tepat dan tekad untuk sembuh, kepercayaan bisa dibangun kembali, dan hubungan baru yang sehat bisa tercipta. Jangan pernah menutup diri dengan hal baru/orang baru, karena bisa jadi kebahagianmu ada di hal baru/orang baru tersebut.
Desi Siregar, Mahasiswa Program Studi Akuntansi S-1, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Pamulang