Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Eksistensi Radio di Masa Kini
8 Juni 2022 12:18 WIB
Tulisan dari Desiana Ika Kristanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Radio merupakan salah satu alat komunikasi serta sarana hiburan yang berkembang di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, radio memberikan siaran dengan output berupa suara dengan berbagai macam jenis acara. Namun, terkadang kita tidak mengetahui bagaimana sejarah berkembang radio di Indonesia dan eksistensinya pada saat ini.
ADVERTISEMENT
Sejarah Singkat
Radio ada di Indonesia dimulai sejak zaman kolonial Belanda. Pada tahun 1920, siaran radio pertama kali dilakukan di Indonesia oleh Radio Vereeniging. Lalu pada tahun 1925, didirikan Bataviase Radio serta Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) di Jakarta dengan mendapat izin penyiaran di tahun 1934. Pada tahun 1933, Raja Mangkunegara dari Solo juga memiliki inisiatif untuk mendirikan stasiun penyiaran radio dengan nama Solosche Radio Vereniging (SRV) yang menyiarkan acara dalam bahasa Jawa. Kemudian pada tahun 1937, radio-radio tersebut membuat himpunan dengan nama Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK). Seiring berjalannya waktu pada masa penjajahan Jepang, ketika proklamasi kemerdekaan dikumandangkan melalui siaran radio Hoso Kyoku, hasil penyelundupan para pemuda Indonesia menjadi awal mula terbentuknya Radio Republik Indonesia yang sering kita tau singkatan namanya yaitu RRI. Radio pemerintah ini resmi berdiri pada 11 September 1945 melalui rapat yang dilakukan 6 oleh utusan stasiun radio di kediaman Adang Kadarusman dan Abdurahman Saleh ditunjuk sebagai pimpinan pertama.
ADVERTISEMENT
Radio Indonesia Masa Kini
Pada era modern ini, rasanya radio sudah tidak memiliki eksistensi dan jadul. Namun, tidak kita ketahui bahwa radio tetap berkembang mengikuti zaman. Radio di zaman ini, di era serba digital ini sudah sangat mengalami kemajuan menyesuaikan perkembangan zaman. Acara yang disediakan pun sudah beragam dengan konten-konten yang lebih kreatif sesuai perkembangan zaman. Saluran radio pun saat ini banyak di setiap daerahnya.
Improvement
Radio awalnya menggunakan teknologi analog dengan antena sebagai penangkap sinyal dan batu baterai sebagai sumber energinya. Saluran radio pun juga hanya ada beberapa jenis. Pada saat itu, RRI masih menjadi radio tanpa pesaing. Kemudian seiring berjalannya waktu, teknologi radio berkembang dengan menggunakan tenaga listrik, bahkan kini radio sudah dapat digunakan secara wireless ataupun melalui gadget baik radio milik negara maupun radio swasta.
ADVERTISEMENT
I Wayan Kotaniartha dan Wanda Yustina Aja dalam jurnalnya yang berjudul Strategi Manajemen Radio Republik Indonesia dalam Membangun Eksistensi Sebagai Lembaga Penyiaran Republik yang terbit di Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi Vol. 20, No. 1 (2020) menyatakan bahwa bahkan ada fasilitas di smartphone android yaitu Radio Republik Indonesia yang bisa didengarkan di mana saja. Hal ini menunjukkan bagaimana radio terus bertahan di era banyaknya teknologi modern yang lebih canggih dan menyediakan hiburan yang lebih menarik. Pada saat ini, konten radio tidak hanya memutar playlist lagu, informasi arus lalu lintas, informasi promo, dsb. Namun, radio saat ini memberikan konten berupa podcast dengan topik-topik yang sedang relate dengan kondisi saat ini.
Eksistensinya
Pada era modern ini, radio sudah memiliki banyak saluran dengan jangkauan yang cukup jauh. Saluran radio yang terbentuk pun tidak hanya radio milik pemerintah atau swasta, tetapi juga ada banyak saluran radio komunitas yang terbentuk dan sudah berjalan cukup lama. Pada jurnal Sigit Tripambudi yang berjudul Radio Komunitas sebagai Media Alternatif untuk Pemberdayaan Masyarakat yang terbit di Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 9, No. 3 (2011) menyatakan bahwa sampai akhir tahun 2011, Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY) mencatat terdapat 68 radio komunitas diwilayah Yogyakarta, namun dari jumlah tersebut hanya 33 radio komunitas yang bergabung dalam JRKY. Eksistensi radio pada generasi Z juga memang sedikit. Kalaupun ada, mereka hanyalah orang yang sedang menempuh Pendidikan penyiaran.
ADVERTISEMENT
Jurnal Meilani Dhamayanti yang berjudul Pemanfaatan Media Radio Di Era digital yang terbit di Jurnal Ranah Komunikasi Vol 3 No.2 (2019) menyatakan bahwa pada Era digital, peminat radio masih kalangan generasi X dan Y. Generasi milenial yang menikmati radio sebatas untuk hiburan mendengarkan musik. Mereka lebih memilih media lain untuk mengakses informasi. Radio streaming tidak selalu dinikmati oleh semua kalangan. Kalangan generasi X dan Y masih memilih radio dari smartphone mereka. Dengan saran penelitian sebaiknya pengelola radio dapat memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dengan memanfaatkan internet serta program yang lebih inovatif. Program yang inovatif akan menambah daya tarik pemirsa menjadikan radio bukan sekedar media hiburan tetap juga media informasi.
Pada masa yang sudah serba modern dan teknologi canggih ini, generasi Z perlu lebih banyak edukasi dan ditingkatkan minatnya untuk mengembangkan radio mengikuti zaman. Karena jika tidak demikian, sewaktu-waktu dengan durasi yang lebih cepat radio hanya akan tinggal nama dan menjadi sejarah belaka.
ADVERTISEMENT