Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Dampak Inflasi terhadap Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan
16 April 2025 11:48 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Desi Susilawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Inflasi adalah fenomena ekonomi yang tak asing bagi masyarakat Indonesia. Ketika harga-harga kebutuhan pokok melonjak, daya beli masyarakat pun ikut tertekan. Namun, lebih dari sekadar kenaikan harga, inflasi menyimpan dampak sistemik yang lebih dalam, terutama terhadap kemiskinan dan distribusi pendapatan. Dua isu ini menjadi perhatian penting karena menyangkut keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Inflasi pada dasarnya memperlemah daya beli uang. Ketika inflasi tinggi, uang yang dimiliki masyarakat tidak lagi mampu membeli barang dan jasa dalam jumlah yang sama seperti sebelumnya. Dalam kondisi ini, kelompok berpendapatan rendah menjadi pihak yang paling rentan terdampak. Mengapa? Karena sebagian besar penghasilan mereka digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan energi komponen yang paling sering terdampak inflasi.
Sementara itu, kelompok berpendapatan tinggi cenderung lebih terlindungi. Mereka memiliki akses terhadap aset yang nilainya ikut naik saat inflasi, seperti properti, saham, atau logam mulia. Dengan kata lain, mereka justru bisa mendapatkan keuntungan dari situasi yang memperburuk kondisi ekonomi kelompok miskin. Di sinilah distribusi pendapatan mulai menjadi semakin timpang.
ADVERTISEMENT
Ketimpangan distribusi pendapatan bukan hanya menciptakan kecemburuan sosial, tetapi juga berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Inflasi yang tidak dikendalikan bisa menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus. Harga barang naik, pendapatan riil turun, dan akhirnya masyarakat miskin semakin sulit untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Lebih jauh lagi, inflasi juga dapat mempengaruhi ketidakstabilan sosial. Ketika rakyat merasa tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan dasar, kepercayaan terhadap pemerintah dan sistem ekonomi bisa menurun. Hal ini bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga ancaman terhadap stabilitas sosial dan politik.
Mengendalikan inflasi adalah tugas penting pemerintah dan Bank Indonesia. Namun, selain menjaga kestabilan harga, kebijakan ekonomi juga harus berpihak pada kelompok rentan. Subsidi yang tepat sasaran, bantuan sosial, serta program pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin perlu diperkuat.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga harus mendorong reformasi di sektor ketenagakerjaan dan pendidikan, agar masyarakat berpendapatan rendah memiliki kesempatan lebih besar untuk meningkatkan keterampilan dan pendapatannya. Distribusi pendapatan yang lebih adil hanya bisa dicapai jika setiap warga negara memiliki akses yang sama terhadap kesempatan ekonomi.
Inflasi bukan hanya persoalan angka di laporan keuangan negara. Ia adalah masalah nyata yang dirasakan langsung oleh rakyat, terutama kelompok miskin. Ketika inflasi tidak terkendali, dampaknya bisa menciptakan ketimpangan sosial yang mendalam dan memperburuk kemiskinan. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi yang inklusif, adil, dan berpihak pada kelompok rentan adalah kunci untuk memastikan inflasi tidak menjadi mimpi buruk bagi kesejahteraan bangsa.