Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Literasi Masa Kini
27 Desember 2021 17:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Desqiara Naftali R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda dimarahi seseorang saat browsing atau berkomentar di media sosial? Seperti "Sebelum memposting komentar, perhatikan literasi terlebih dahulu"? Apa sebenarnya literasi itu?
ADVERTISEMENT
Literasi adalah istilah yang umum digunakan dalam dunia pendidikan untuk menyebut kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan berhitung sebagai solusi yang muncul dalam kehidupan kita sehari-hari. Sederhananya, literasi adalah wawasan kita terhadap isu-isu yang dibahas. Lalu seberapa penting literasi?
Pentingnya Literasi.
Menurut data UNESCO, minat baca Indonesia masih kecil, hanya sekitar 0,0001% saja. Dengan kata lain, hanya satu dari 1.000 orang yang antusias membaca. Bayangkan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, ini cukup menyedihkan.
Pemerintah Indonesia sendiri sudah melaksanakan berbagai program pembelajaran untuk meningkatkan kualitas minat baca sesegera mungkin. Salah satu contohnya adalah saat pandemi COVID-19. Untuk menjaga kestabilan belajar, siswa diinstruksikan untuk belajar di rumah dan dapat terus belajar seperti biasa. Sayangnya, proses pembelajaran tidak berjalan seperti yang diharapkan.
ADVERTISEMENT
Siswa semakin malas belajar karena tidak adanya pengawasan secara langsung. Pendidikan adalah prioritas kesekian karena mereka lebih suka bermain mobile game dan menjelajahi media sosial. Menurut mereka, literasi, atau pemahaman yang tidak mereka minati merupakan hal yang rumit dan tidak menyenangkan. Sayangnya, mereka menganggapnya sepele, padahal literasi memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam bidang komunikasi.
Dampak dari Kurangnya Literasi.
Kurangnya literasi dapat menyebabkan orang salah memahami kalimat yang diucapkan. Memilih kata atau diksi yang tidak cocok untuk interaksi bisa membuat kita sulit memahami apa yang ingin kita sampaikan, atau bisa mengubah cara pandang orang lain. Oleh karena itu, informasi yang kita berikan berbeda dengan informasi yang diterima orang lain.
Kurangnya literasi dapat menyebabkan masalah yang sangat serius, terutama ketika mengekspresikan emosi di dunia maya. Sejumlah besar pengguna internet "menyerang" atau "menghakimi" berita yang beredar tanpa mengetahui masalahnya secara jelas karena kurangnya literasi dan mengarah pada konflik. Insiden seperti itu telah terjadi berkali-kali, dan bahkan akibat dari kesalahan ini dapat menyebabkan depresi, dan beberapa bahkan dapat menyebabkan bunuh diri. Kita harus belajar dari pengalaman beberapa idol di Korea Selatan. Salah satu contoh yaitu pada kasus Sulli. Ia adalah mantan anggota girl group F (x) yang bunuh diri pada 14 Desember 2019. Insiden itu dimulai dengan komentar buruk atau kebencian dari segelintir orang, diikuti dengan penistaan dan bahkan penghakiman.
ADVERTISEMENT
Sulli pernah mengatakan bahwa penistaan yang sering dideritanya berdampak sangat buruk pada dirinya. Bahkan, bukan hanya dirinya yang diserang, namun keluarganya juga menjadi korban serangan pengguna internet. Pada saat dia meninggal, Sulli sudah menunjukkan gejala depresi lalu tidak lama ditemukan bunuh diri.
Sulli telah menerima komentar buruk tidak hanya baru-baru ini, tetapi mungkin sudah sejak awal debutnya. Keluarganya yang ikut menjadi sasaran komentar buruk pengguna internet, semakin membuatnya tertekan. Selain itu, tampaknya Sulli juga memendam sendiri semua komentar buruk yang diterimanya. Sehingga, keluarga dan orang terdekat disekitarnya terlambat untuk menolong karena tidak mengetahui kondisi Sulli yang sebenarnya.
Bagaimana Menanganinya?
Menghindari kemalasan literasi sesegera mungkin merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak negatif dari permasalahan literasi. Juga, sebelum berkomentar, Anda perlu meninjau semua informasi terlebih dahulu untuk menghindari kesalahpahaman umum dan"serangan asal"akhir-akhir ini. Setiap orang memiliki cara berpikir yang berbeda, jadi berhati-hatilah dengan orang-orang di sekitar Anda. Apa yang kita anggap sederhana bukan berarti orang lain berpikiran sama. Terakhir, bijaklah dengan penggunaan internet karena Anda bisa membunuh seseorang hanya dengan komentar yang anda berikan.
ADVERTISEMENT