Memahami Bahaya Kebocoran Data di Era Digital

Desryo Adi
Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman
Konten dari Pengguna
13 September 2021 11:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Desryo Adi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. (Sumber: Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. (Sumber: Freepik)
ADVERTISEMENT
Saat ini, dunia telah memasuki era serba digital. Dengan pesatnya kemajuan teknologi membuat masyarakat sangat bergantung pada teknologi dalam semua aspek. Seiring kemajuan teknologi yang pesat tidak menutup kemungkinan akan maraknya kejahatan yang muncul. Dapat kita lihat beberapa waktu kebelakang banyak sekali kejahatan-kejahatan di era digital diantaranya adalah "Data Leakage" atau Kebocoran Data yang tidak hanya menyerang pribadi namun juga sebuah perusahaan ataupun instansi pemerintah.
ADVERTISEMENT
Kebocoran data mengacu pada situasi di mana data sensitif secara tidak sengaja terekspos atau diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Ancaman dapat terjadi melalui situs web, email, hard drive, atau laptop. Kebocoran data berbeda dengan pembobolan data, yang mana kebocoran data tidak dilakukan dengan sengaja namun dapat terjadi begitu saja jika tidak ada kesadaran mengenai keamanan data tersebut.
Lemahnya proteksi data pribadi merupakan salah satu penyebab maraknya tingkat kebocoran data. Selama proses pengelolaan masih tingginya tingkat abai akan aspek keamanan maka kebocoran data pribadi ini akan tetap dan terus terjadi. Data pribadi berisi informasi mengenai identitas seseorang. Bocornya data pribadi seperti email, hingga nomor kependudukan dapat digunakan untuk melakukan kejahatan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Jojonomic, ada beberapa hal yang dapat menghindari terjadinya kebocoran data oleh sebuah instansi. Pertama, setiap instansi harus membuat kebijakan keamanan. Misalnya menerapkan aturan setiap karyawan tidak boleh berbagi akun dengan kolega lain, dll. Kedua, mengontrol isi email dengan memberikan filter untuk mengklasifikasikan email ke dalam kategori yang berbeda seperti spam, virus, penipuan dan lainnya. Ketiga, menerapkan endpoint protection yang merupakan mengamankan endpoint pengguna atau end user device agar terlindungi dari eksploitasi dari kejahatan siber. Terakhir, meningkatkan keamanan data dengan penetration testing ataupun menggunakan bantuan dari perusahaan IT yang menawarkan jasa perlindungan data.
Ilustrasi. (Sumber: Freepik)
Di sisi lain, keamanan data pribadi juga diperlukan dengan cara meningkatkan kecurigaan sebagai bentuk kewaspadaan. Selanjutnya jangan memberitahukan password serta kode OTP kepada pihak yang tidak berwenang serta jangan mengumbar data diri yang dapat merugikan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Setiap instansi swasta dan pemerintah serta pribadi masing-masing harus meningkatkan kesadaran akan kebocoran data pribadi ini. Karena, kebocoran data selain memiliki kerugian secara financial juga dapat merugikan nyawa manusia. Peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya yang akan terjadi ini perlu juga peran aktif dari pemerintah serta lembaga yang memiliki pengaruh untuk sama sama memberikan keamanan untuk kesejahteraan bersama.
Sumber Rujukan: