Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penggunaan Alat Kontrasepsi Menjadi Pemicu Munculnya Kanker Serviks
20 Oktober 2021 21:42 WIB
Tulisan dari Destri Evi Safitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kanker serviks merupakan sebuah penyakit yang dialami oleh sebagian wanita yang menyerang organ reproduksinya ditandai dengan adanya sel-sel yang muncul di dinding rahim dan bersifat abnormal karena adanya paparan Human Papilloma Virus (HPV) dan menyebabkan kerusakan sel disekitarnya. Kanker serviks ditandai dengan adanya pendarahan pada vagina, siklus menstruasi yang tidak teratur, keputihan yang tidak normal, nyeri pada panggul, dan nyeri saat berhubungan seks. (Hapsari, 2021)
ADVERTISEMENT
Menurut data Infodatin Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, proporsi wanita mengidap kanker serviks sebesar 19,12%. Angka tersebut menunjukkan tingginya risiko terkena kanker serviks untuk para wanita. Kanker ini menyerang wanita yang memiliki faktor risiko terhadap paparan HPV, salah satu faktor risikonya yaitu penggunaan alat kontrasepsi hormonal. (Pangribowo, 2019)
Alat kontrasepsi merupakan suatu upaya untuk mecegah terjadinya pembuahan sehingga meminimalisir risiko kehamilan. Terdapat beberapa jenis alat kontrasepsi yang termasuk ke dalam jenis alat kontrasepsi hormonal diantaranya yaitu ada yang berbentuk pil, impan, dan suntik yang terdiri dari gabungan hormon progestin dan estrogen serta ada juga yang hanya mengandung hormon progesteron. Alat kontrasepsi ini akan menyebabkan penebalan lendir pada leher rahim dan penipisan pada endometrium rahim sehingga akan menghambat pertemuan antara sel telur dan sperma sehingga otomatis akan mencegah terjadinya pembuahan. Namun, siapa sangka jika penggunaan alat kontrasepsi hormonal akan menjadi pemicu terpapar HPV yang menyebabkan kanker serviks?
ADVERTISEMENT
Hubungan Alat Kontrasepsi Hormonal dengan Kanker Serviks
Penggunaan alat kontrasepsi hormonal dalam waktu yang relatif lama tentunya akan menimbulkan ketidakseimbangan hormon esterogen dalam tubuh dan menyebabkan sel yang mulanya normal menjadi abnormal dengan begitu akan menimbulkan ketidakseimbangan hormon yang menjadi salah satu faktor pendukung dalam replikasi DNA HPV. Hal tersebut diperkirakan karena regulasi trasnkrip DNA virus dapat mengidentifikasi hormon yang terkandung pada kontrasepsi hormonal tersebut, sehingga meningkatkan peluang terbentuknya DNA virus. Sehingga alat kontrasepsi hormonal menjadi salah satu pemicu timbulnya kanker serviks. (Prasistyami, 2018)
Dalam kasus ini, yang menjadi permasalahan adalah waktu penggunaan alat kontrasepsi. Sebab, penggunaan alat kontrasepsi akan menjadi pemicu timbulnya Human Papilloma Virus (HPV) apabila digunakan dalam waktu yang lama, yaitu 4-5 tahun atau bahkan lebih. Sehingga tujuan alat kontrasepsi yang mulanya mencegah kehamilan, justru menjadi faktor pendukung munculnya HPV yang menyebabkan kanker serviks. Oleh karena itu, sebaiknya kita memperhatikan waktu penggunaan alat kontrasepsi agar tidak menimbulkan kanker serviks. Sebagai salah satu pertimbangan terhadap upaya dalam pencegahan timbulnya kanker serviks karena penggunaan alat kontrasepsi hormonal yaitu para wanita dapat menggunakan alat kontrasespsi dengan jenis yang lain seperti IUD, kondom, spermisida, dan spons. Selain itu, untuk upaya pencegahan tambahan juga dapat dilakukan dengan vaksin HPV.
ADVERTISEMENT
Referensi
Hapsari, A. (2021) Kanker Serviks (Kanker Leher Rahim), hello sehat. Available at: https://hellosehat.com/kanker/kanker-serviks/pengertian-kanker-serviks/.
Pangribowo, S. (2019) Beban Kanker di Indonesia, Pusat Data dan Informasi Kemeterian Kesehatan RI.
Prasistyami, A. (2018) Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUP Dr. Sardjito. POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA. Available at: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1385/1/Naskah Skripsi.pdf.