Konten dari Pengguna

Sejarah Manusia Tertarik Menggapai Angkasa

Desy Viani
Staf Humas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
9 November 2021 19:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Desy Viani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran. Kita selalu dibekali rasa ingin tahu. Hal tersebut mendorong manusia untuk mengenal, memahami dan menjelaskan apa pun guna memenuhi kebutuhan informasinya. Bahkan, manusia memiliki naluri untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi. Sifat alami tersebut mendorong manusia untuk mengumpulkan pengetahuan seperti fenomena alam, baik di permukaan bumi maupun angkasa luar. Ketika teknologi belum secanggih sekarang, impian meninggalkan Bumi adalah fantasi yang mustahil.
Ilustrasi. Sumber: .pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Sumber: .pixabay.com
Perlahan-lahan usaha untuk menggapai angkasa luar adalah keniscayaan. Bermula dari pemikiran Pythagoras dan Aristoteles tentang alam semesta. Dilanjutkan dengan pengamatan berbagai benda langit yang dilakukan Galileo Galilei membuat pemikiran manusia terheran-heran. Ternyata permukaan Bulan tidak rata. Bimasakti bukan kabut. Planet Venus kadang berbentuk sabit, kadang bundar pada waktu tertentu. Galileo Galilei membuktikan bahwa Venus yang mengelilingi matahari, bukan bumi. Dengan kata lain, matahari adalah pusat alam semesta, sedangkan bumi hanya salah satu planet yang mengitari matahari.
ADVERTISEMENT
Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman bernama Johannes Kepler juga tertarik mengamati pergerakan benda langit. Berdasarkan hasil pengamatannya, planet-planet di luar angkasa bergerak dengan lintasan elips. Menurutnya lintasan berbentuk elips adalah gerakan yang paling sesuai untuk orbit planet yang mengitari matahari. Pemikiran ini dikenal dengan Hukum Lintasan Elips. Meski sudah mengetahui bentuk lintasannya, Kepler tidak mengetahui penyebab planet-planet tersebut bergerak mengitari matahari.
Seiring berjalannya waktu, pemahaman tentang pergerakan benda angkasa semakin berkembang. Salah satu penemuan luar biasa tentang hasil pengamatan Kepler ini digagas oleh Isaac Newton. Newton berpikir bahwa ada sesuatu di dalam bumi yang belum diketahui oleh banyak orang. Gaya tersebut bisa membuat benda yang awalnya diam menjadi bergerak. Newton bahkan menyadari bahwa gaya tersebut juga menyebabkan bulan selalu dalam jarak yang dekat dari bumi. Setelah melakukan penelitian dan pengamatan, Newton menyimpulkan bahwa gaya tersebut adalah gaya gravitasi. Melalui Hukum Newton tentang gravitasi ini, pergerakan benda angkasa bisa dideskripsikan.
ADVERTISEMENT
Coba kita bayangkan, ada sebuah benda yang diikatkan ke sebuah tali. Kita memposisikan diri sebagai pusat dari benda bertali tersebut, lalu benda itu diputar. Benda tersebut bisa berputar karena adanya tarikan yang dihasilkan oleh tegangan tali ke arah kita. Newton menyadari itu. Apabila planet bergerak mengelilingi matahari, berarti terdapat gaya yang menarik planet tersebut ke matahari. Newton membuat gagasan bahwa tarikan yang dialami planet adalah akibat interaksi antara massa planet dengan massa matahari yang saling tarik menarik. Peristiwa tarik menarik tersebut tidak hanya terjadi pada benda luar angkasa saja, tetapi dialami oleh setiap benda yang bermassa. Tarikan itu juga yang membuat apel bisa jatuh ke tanah.
Sama halnya dengan satelit. Satelit yang diluncurkan ke luar angkasa tetap mengitari Bumi sesuai orbitnya. Tarikan gaya gravitasi bumi menjaga satelit agar tetap berada di orbitnya. Satelit tersebut tidak jatuh karena bergerak di luar angkasa yang hampa udara pada ketinggian dan kecepatan tertentu. Namun, apabila satelit bergerak pada kecepatan yang terlalu cepat, maka satelit tersebut bisa terlepas dari orbit. Begitu pun sebaliknya, jika kecepatan satelit terlalu lambat, maka satelit bisa keluar dari lintasannya bahkan jatuh ke bumi.
ADVERTISEMENT

Ambisi Manusia Menggapai Angkasa

Gagasan mengenai lintasan elips dan gaya gravitasi ini mendorong para ilmuwan dalam mengeksplorasi luar angkasa. Ketertarikan manusia terhadap luar angkasa kian menguat. Tak hanya sekadar mengamati, manusia mulai tertarik untuk menciptakan benda yang mampu meluncur ke angkasa. Kini para ilmuwan berlomba-lomba membuat roket, satelit hingga wahana antariksa.
Ilustrasi. Sumber: .pixabay.com
Eksplorasi antariksa bermula ketika manusia berhasil menciptakan roket untuk tujuan perang. Wernher Von Braun, ahli roket yang juga mantan nazi ini menjadi kunci pengembangan teknologi roket di dunia. Ia memiliki visi membawa manusia ke luar angkasa. Ia ingin penelitiannya tentang teknologi roket tidak hanya untuk berperang. Ambisi tersebut menjadi cikal bakal persaingan antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat dalam Space Race (perlombaan antariksa). Sejarah manusia menggapai angkasa pun dimulai.
ADVERTISEMENT