Konten dari Pengguna

Kapitalisme dan Gejolak Idealisme

Nanda Pratama
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jambi
2 Desember 2023 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nanda Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era kapitalisme kontemporer, perubahan disegala lini sangat mudah kita saksikan dari dunia politik yang serba pragmatis, dunia ekonomi yang materialis, hingga prilaku masyrakat yang berlomba-lomba menuju hedonis. System ini secara kompleks telah menciptakan tantangan baru bagi masyarakat. Sementara itu, idealisme sudah menuju titik senja yang bersemi di penjuru negeri. mahasiswa yang diharapkan muncul sebagai kekuatan kritis yang tidak hanya merespons, tetapi juga mencoba membentuk arah masa depan hingga tidak banyak yang terkena jebakan ini.
ADVERTISEMENT
Masih basah dalam ingatan kita ungkapan Tan Malaka “Idealisme merupakan kemewahan terakhir yang dimiliki pemuda” sudah menjadi ungkapan kering dalam realita hari ini. Semua sudah berpikir jangka pendek untuk menyelematkan pribadi masing-masing. Gerakan-gerakan yang di luncurkan tak lebih dari sebuah usaha untuk menarik perhatian isi-isi kerajaan agar di tarik dalam pusaran yang basah dengan keuangan.
Agar terbebas dari jebakan negatif dari kapitalisme tentunya perlu dibekali oleh pemahaman terhadap pemikiran ini. Memang tidak semua hal dalam ide kapitalisme ini buruk, tetapi peran pemuda, mahasiswa harus mempu memfilter mana yang buruk dan tidak cocok untuk bangsa kita sehingga jebakan-jebakan ini bisa terminimalisir.
Penting untuk memahami ciri-ciri kapitalisme pada era ini, di mana globalisasi dan teknologi memainkan peran kunci. Tantangan sosial dan ekonomi yang muncul menciptakan landskap yang kompleks, menuntut respons yang inovatif. Dalam sistem yang serba cepat dan berat membuat kita membuang spirit bangsa yang namanya gotong royong. Kita mengedepaankan semangat induvidu guna sampai cepat pada target yang sudah di catat.
ADVERTISEMENT
Aktivis mahasiswa diharpkan hari ini menjadi garda terdepan dalam menanggapi ketidaksetaraan dan dampak negatif kapitalisme. Dengan menerapkan nilai dan prinsip idealisme, mereka mencoba membawa perubahan yang lebih adil dan berkelanjutan. Tapi banyak kecewa dari suka yang diterima karena semangat ini mulai menemui masa senja. Banyak yang apatis, suka yang gratis hingga ditakut takuti dengan besi berbaris.
Namun, perjalanan idealisme mahasiswa tidaklah mudah. Pembatasan kebebasan berpendapat dan tantangan finansial merupakan hambatan serius yang dapat membatasi peran mahasiswa dalam membentuk opini dan mewujudkan aksi perubahan. Meskipun dihadapkan pada tantangan yang signifikan, idealisme mahasiswa tetap menjadi harapan. Upaya mahasiswa dalam meraih perubahan dan menciptakan aspek-aspek positif dalam masyarakat menjadi kunci untuk mencapai tujuan bersama.
ADVERTISEMENT
Terkadang, solusi terletak dalam kolaborasi antara mahasiswa dan pihak eksternal. Mahasiswa yang serba keterbatasan finansial terkadang jadi peluang bagi pihak eksternal untuk memasukkan nita jahatnya dalam melunturkan idealismenya. Tentu perlunya upaya bersama baik dari pihak mahasiswa dan pihak eksternal untuk menemukan solusi dan strategi yang dapat mengatasi tantangan kapitalisme menjadi langkah krusial dalam perjalanan ini.
Sebagai refleksi dari dinamika kapitalisme kontemporer, peran idealisme mahasiswa menjadi semakin penting. Dengan harapan sebagai pendorong utama, kita dapat merangkul perubahan yang membawa keadilan sosial dan ekonomi. Tulisan ini mengajak pembaca untuk merenung, berdiskusi, dan bersama-sama berkontribusi pada perubahan yang positif bagi masa depan yang lebih baik.