Konten dari Pengguna

Menjadi Superman ala Nietzsche

Nanda Pratama
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jambi
1 Oktober 2023 13:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nanda Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam dunia filsafat, konsep Superman yang diajukan oleh Nietzsche telah memicu diskusi yang mendalam tentang potensi manusia. Dalam pandangannya, Superman bukanlah pahlawan super dengan kekuatan fisik, melainkan individu yang melampaui batasan manusia biasa melalui keberanian, kebebasan, dan kreativitas.
ADVERTISEMENT
Superman bukan sekadar karakter fiksi, ia adalah lambang keberanian untuk melangkah di luar zona nyaman. Dalam masyarakat yang cenderung mempertahankan status quo, Superman mewakili individu yang berani mencari jalan baru, bahkan jika itu berarti melangkah sendiri. Ini menantang kita untuk mengeksplorasi potensi terdalam kita.
Kaitan Superman dengan kehendak berkuasa Nietzsche adalah kunci dalam memahami konsep ini. Kreativitas tanpa batas dan dorongan untuk mencapai keunggulan adalah inti dari kehendak berkuasa.
Dalam hal ini, Superman adalah manifestasi puncak dari kehendak berkuasa manusia, membebaskan diri dari belenggu konvensi dan norma sosial yang membatasi pertumbuhan.
Namun, ada kritik yang menyertai konsep Superman. Beberapa berpendapat bahwa idealisme ini dapat mengarah pada egoisme dan ketidakpedulian terhadap kebutuhan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, ketika dipahami dengan benar, konsep Superman seharusnya menjadi dorongan bagi individu untuk menggabungkan kebebasan dengan tanggung jawab sosial.
Ilustrasi Superman. Foto: Getty Images
Dalam budaya populer, citra Superman sering diromantisasi, tetapi esensi konsep ini tetap relevan. Superman mewakili keinginan manusia untuk menjadi lebih baik, untuk melampaui batasan dan memberikan kontribusi berarti kepada dunia.
Di era media sosial, kita melihat munculnya "Superman-sosial" yang menggunakan kekuatan mereka (pengetahuan, kreativitas, dll.) untuk memperbaiki dunia melalui advokasi sosial dan inovasi.
Akhirnya, menjadi Superman bukan hanya tentang meraih kesuksesan pribadi, tetapi juga tentang membawa perubahan positif dalam masyarakat. Dalam mencapai keunggulan, kita memiliki tanggung jawab moral untuk membagikan keberhasilan kita, memberdayakan orang lain, dan membangun dunia yang lebih baik untuk semua orang.
ADVERTISEMENT
Dalam esensinya, Superman Nietzsche adalah panggilan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Konsep ini mengajak kita untuk membebaskan diri dari ketakutan, memahami kekuatan kreativitas, dan memimpin dengan contoh dalam membentuk masa depan yang lebih cerah.
Dalam melangkah menuju kebebasan sejati, kita harus selalu mengingat bahwa keunggulan sejati datang dengan tanggung jawab sosial yang tak terpisahkan.