Konten dari Pengguna

Skripsi Tuh Draining Energi Banget Gak Sih?

Devi Putri Namira
Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto Prodi Ilmu Komunikasi
29 September 2024 9:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Devi Putri Namira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Freepik.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Freepik.
ADVERTISEMENT
Emang kalo nulis skripsi tuh bikin draining energi banget, ya? Kok orang-orang bisa survive, ya? Apa mereka gak capek dihantam sana sini? Dihantam skripsi, desakan orang tua, teman yang udah duluan sidang, ataupun dosen pembimbing yang mau mahasiswanya lulus cepet biar gak usah nambah semester lagi.
ADVERTISEMENT
Kalian tahu gak sih siapa yang mengusulkan skripsi pertama kali? Kok dia bisa enteng banget ya ngusulin skripsi tanpa tahu kapasitas orang lain? Selain itu manfaatnya apa sih skripsi itu?
Setelah ditelusuri, ternyata skripsi itu bermula dari zaman pertengahan abad di Eropa. Tapi, namanya bukan skripsi, loh. Namanya adalah masterpiece!
Pada waktu itu, bukan mahasiswa yang diwajibkan mengerjakan skripsi, namun para pekerja yang ingin bergabung dengan asosiasi pekerja. Ketika mereka akan masuk asosiasi, mereka harus membuat masterpiece sebagai bentuk bahwa mereka memiliki keahlian dan suatu karya yang dapat dibuktikan. Setelah itu, karya masterpiece tersebut akan diperiksa dan dilakukan pengujian oleh para pengusus asosiasi. Jika lulus, maka mereka akan menyandang gelar ahli dan diterima menjadi anggota asosiasi pekerja.
ADVERTISEMENT
Hal ini sama seperti skripsi bukan? Kita mengerjakan suatu karya yang dapat membuktikan bahwa kita mampu dan memiliki keahlian di bidang yang selama ini kita pelajari. Setelahnya, hasil karya tersebut diperiksa oleh dosen pembimbing dan dosen penguji. Jika kita lulus, kita akan menyandang gelar sarjana! Keren, bukan?
Proses dalam pengerjaan skripsi memang berat. Namun, akan lebih berat jika tidak dikerjakan, bukan? Kita boleh mengeluh, kita boleh menangis, dan kita boleh merengek atas segala kesulitan yang kita alami saat mengerjakan skripsi. Tapi, jangan buat keluhan tersebut bikin kita jadi down dan lupa akan tujuan kita mengerjakan skripsi tersebut.
Memang apa sih tujuan kita mengerjakan skripsi? Kan bisa aja kita bayar para petinggi di kampus untuk dapat meloloskan kita dari skripsi dengan mudah? Atau kita bisa saja melakukan cara lain agar tidak perlu mengerjakan skripsi, kayak misalnya bayar joki skripsi?
ADVERTISEMENT
Tujuan kita mengerjakan skripsi selain membuktikan bahwa kita mampu dan memiliki keahlian di bidang yang kita jalani adalah:
Ingat ya, skripsi itu tidak perlu yang bagus dan sempurna. Skripsi itu yang terpenting adalah "selesai".
Ketika skripsi selesai, penderitaan kita dalam mengerjakan skripsi juga selesai, bukan?
Apalagi di zaman sekarang sudah semakin canggih, kita mau cari jurnal? Bisa lewat google scholar dan website jurnal lainnya. Kita bingung merangkai kata? Bisa minta tolong ChatGPT atau AI lainnya. Kita bingung bagaimana memulainya? Bisa hubungi saja dosen pembimbing kalian, hehe.
ADVERTISEMENT
Kalau kalian merasa gak mood, coba cari hiburan dulu. Kalau kalian butuh bantuan, coba hubungi teman ataupun kerabat terdekat. Kalau kalian merasa gundah, coba deh, dekatkan diri sama yang menciptakan kamu.
Intinya, di balik kesulitan yang dialami saat mengerjakan skripsi, pasti ada kemudahan yang mengiringi. Jadi, kalian para pejuang skripsi, semangat, ya!
Bisa nggak nih gak usah nambah semester lagi? Pasti bisa dong! Yuk bisa yuk! Kita pasti lulus!