Konten dari Pengguna

Merawat Kenangan yang Memudar: Sentuhan Paliatif bagi Penderita Demensia

Devina Banafsa
Mahasiswa Keperawatan di Universitas Jember
19 Oktober 2024 13:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Devina Banafsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Demensia. https://www.freepik.com/free-photo/side-view-man-with-his-hat-nursing-home_10892992.htm#fromView=search&page=1&position=18&uuid=c53c9f49-ca9c-4782-9099-fcac66b53f1f
zoom-in-whitePerbesar
Demensia. https://www.freepik.com/free-photo/side-view-man-with-his-hat-nursing-home_10892992.htm#fromView=search&page=1&position=18&uuid=c53c9f49-ca9c-4782-9099-fcac66b53f1f
ADVERTISEMENT
Demensia merupakan suatu kondisi yang diakibatkan oleh beberapa penyakit yang secara bertahap dapat merusak otak dan membunuh sel-sel saraf, sehingga mengganggu fungsi kognitif seseorang dan disertai dengan perubahan suasana hati, kontrol emosi, perilaku, dan motivasi. Dampak demensia dari segi fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi tidak hanya memengaruhi penderita, tetapi juga keluarga, pengasuh, serta masyarakat luas (WHO, 2023). Di sinilah perawatan paliatif berperan penting, memberikan pendekatan holistik yang berfokus pada kenyamanan dan kualitas hidup pasien.
ADVERTISEMENT

Pendekatan Holistik dalam Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang digunakan untuk membantu pasien dan keluarga mereka yang menghadapi masalah yang berkaitan dengan penyakit yang mengancam jiwa untuk meningkatkan kualitas hidup. Perawatan paliatif dapat mencegah dan mengurangi penderitaan baik fisik, psikososial maupun spiritual (WHO, 2020). Meskipun demensia secara historis tidak dipandang sebagai penyakit “terminal”, penelitian telah menunjukkan bahwa median waktu bertahan hidup dari diagnosis demensia ditegakkan yaitu sekitar 3,5 tahun (Rait dalam Harrison, 2023). Oleh karena itu, perawatan paliatif untuk pasien demensia tidak hanya bertujuan untuk meredakan gejala fisik, tetapi juga memberikan dukungan psikologis, emosional, dan spiritual.

Dukungan Keluarga dan Pengasuh

Demensia merupakan penyakit yang mempengaruhi seluruh keluarga, bukan hanya pasien. Oleh karena itu, dukungan keluarga dan pengasuh dalam perawatan paliatif untuk pasien demensia sangat penting karena mereka memainkan peran sentral dalam perawatan harian pasien. Dalam perawatan paliatif, keluarga sering dianggap sebagai bagian dari unit perawatan, bahkan berperan sebagai anggota tim perawatan. Mereka membutuhkan dukungan dalam bentuk pelatihan, informasi, dan edukasi untuk memastikan mereka dapat memberikan perawatan yang terbaik bagi orang yang mereka cintai. Selain itu, keluarga juga membutuhkan dukungan psikososial untuk membantu mereka mengatasi beban emosional dan stres yang timbul dari merawat pasien dengan demensia yang terus mengalami penurunan kondisi (O'Connor et al., 2022).​
ADVERTISEMENT

Dukungan Psikologis dan Spiritual

Penderita demensia sering mengalami penurunan progresif dalam kemampuan kognitif, yang membuat mereka semakin bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan spiritual. Kebutuhan ini mencakup hubungan dengan makna hidup, harapan, serta koneksi dengan masa lalu, sekarang, dan masa depan. Selain itu, pasien demensia sering kali merasa bingung, cemas, depresi, dan takut akibat penurunan fungsi kognitif. Oleh karena itu, tim paliatif berperan penting dalam membantu meredakan kecemasan ini dengan memberikan dukungan psikologis dan memperhatikan kebutuhan spiritual pasien. Kebutuhan spiritual ini bisa menjadi sumber ketenangan di tengah kondisi yang membingungkan, sehingga membantu pasien merasa lebih nyaman dan damai.

Tantangan dalam Perawatan Paliatif untuk Demensia

Perawatan paliatif untuk pasien demensia menghadapi sejumlah tantangan unik. Salah satu masalah utama adalah kurangnya diagnosis demensia yang tepat waktu, sehingga intervensi paliatif sering kali terlambat diberikan. Selain itu, sulitnya memprediksi perkembangan gejala membuat tenaga medis kesulitan menentukan langkah perawatan yang tepat. Tantangan lain yang signifikan adalah ketidakmampuan pasien untuk mengungkapkan gejala atau preferensi mereka secara verbal seiring dengan memburuknya kondisi kognitif, sehingga tenaga kesehatan harus lebih proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien. Keluarga pasien juga menghadapi beban emosional yang besar akibat diagnosis demensia, menjadikan mereka bukan hanya pendamping, tetapi juga bagian penting dari tim perawatan. Di samping itu, keterbatasan dalam model layanan perawatan, baik di rumah, komunitas, atau rumah sakit, menambah kompleksitas dalam menyediakan perawatan paliatif yang optimal. Oleh karena itu, pendekatan yang berpusat pada pasien dan keluarga sangat diperlukan, dengan memperhatikan kebutuhan spesifik di setiap tahap perkembangan demensia untuk memastikan kualitas hidup yang baik hingga akhir hayat (Timmons & Fox, 2022).
ADVERTISEMENT

Akses dan Kesadaran akan Perawatan Paliatif

Akses terhadap layanan perawatan paliatif bagi penderita demensia masih terbatas, meskipun layanan ini dapat meningkatkan pengalaman akhir hayat mereka dengan memungkinkan perencanaan dan pengambilan keputusan terkait perawatan. Banyak penderita demensia tidak mengakses perawatan paliatif, dan ketika mereka melakukannya, biasanya terjadi saat krisis atau menjelang kematian (Eisenmann et al., 2020). Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang manfaat perawatan paliatif. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang manfaat perawatan paliatif bagi penderita demensia agar mereka dapat membuat keputusan perawatan yang tepat. Pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam akses layanan ini dan meringankan beban pada sistem kesehatan. Selain itu, upaya untuk meningkatkan pemahaman dan keahlian dalam perawatan paliatif harus dimasukkan dalam pengembangan profesional tenaga kesehatan dan dilakukan dalam berbagai layanan kesehatan (Yorganci & Sleeman, 2023).
ADVERTISEMENT
Perawatan paliatif bagi pasien demensia adalah kunci untuk menjaga kualitas hidup, baik bagi pasien maupun keluarga mereka. Dengan pendekatan yang holistik dan berfokus pada kenyamanan, perawatan paliatif membantu mengurangi penderitaan dan memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan di masa-masa yang sulit ini. Di tengah kabut yang disebabkan oleh penyakit demensia, perawatan paliatif memberikan cahaya harapan bagi mereka yang paling membutuhkan.

REFERENSI

Eisenmann Y, Golla H, Schmidt H, Voltz R, Perrar KM. (2020). Palliative Care in Advanced Dementia. Front Psychiatry. 11:699. doi: 10.3389/fpsyt.2020.00699
Harrison Dening K (2023) Dementia 7: palliative and end-of-life care for people with dementia. Nursing Times [online]; 119: 9.
O, Connor, N., Fox, S., Kernohan, W.G., Drennan, J., Guerin, S., Murphy, A., Timmons, S. (2022). A scoping review of the evidence for community-based dementia palliative care services and their related service activities. BMC Palliative Care, 21, 32. https://doi.org/10.1186/s12904-022-00922-7
ADVERTISEMENT
Timmons, S., & Fox, S. (2022). Palliative care for people with dementia. Handbook of Clinical Neurology, 191, 81-105. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-824535-4.00013-6
WHO. (2020). Palliative Care. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/palliative-care [Diakses Pada 17 Oktober 2024].
WHO. (2023). Dementia. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dementia. [Diakses Pada 17 Oktober 2024].
Yorganci, E., Sleeman, K. E. (2023). Palliative care can benefit people with dementia. BMJ, 380, 754. https://doi.org/10.1136/bmj.p754