Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Merawat Kenangan yang Memudar: Sentuhan Paliatif bagi Penderita Demensia
19 Oktober 2024 13:07 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Devina Banafsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pendekatan Holistik dalam Perawatan Paliatif
Dukungan Keluarga dan Pengasuh
Demensia merupakan penyakit yang mempengaruhi seluruh keluarga, bukan hanya pasien. Oleh karena itu, dukungan keluarga dan pengasuh dalam perawatan paliatif untuk pasien demensia sangat penting karena mereka memainkan peran sentral dalam perawatan harian pasien. Dalam perawatan paliatif, keluarga sering dianggap sebagai bagian dari unit perawatan, bahkan berperan sebagai anggota tim perawatan. Mereka membutuhkan dukungan dalam bentuk pelatihan, informasi, dan edukasi untuk memastikan mereka dapat memberikan perawatan yang terbaik bagi orang yang mereka cintai. Selain itu, keluarga juga membutuhkan dukungan psikososial untuk membantu mereka mengatasi beban emosional dan stres yang timbul dari merawat pasien dengan demensia yang terus mengalami penurunan kondisi (O'Connor et al., 2022) .
ADVERTISEMENT
Dukungan Psikologis dan Spiritual
Penderita demensia sering mengalami penurunan progresif dalam kemampuan kognitif, yang membuat mereka semakin bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan spiritual. Kebutuhan ini mencakup hubungan dengan makna hidup, harapan, serta koneksi dengan masa lalu, sekarang, dan masa depan. Selain itu, pasien demensia sering kali merasa bingung, cemas, depresi, dan takut akibat penurunan fungsi kognitif. Oleh karena itu, tim paliatif berperan penting dalam membantu meredakan kecemasan ini dengan memberikan dukungan psikologis dan memperhatikan kebutuhan spiritual pasien. Kebutuhan spiritual ini bisa menjadi sumber ketenangan di tengah kondisi yang membingungkan, sehingga membantu pasien merasa lebih nyaman dan damai.
Tantangan dalam Perawatan Paliatif untuk Demensia
Perawatan paliatif untuk pasien demensia menghadapi sejumlah tantangan unik. Salah satu masalah utama adalah kurangnya diagnosis demensia yang tepat waktu, sehingga intervensi paliatif sering kali terlambat diberikan. Selain itu, sulitnya memprediksi perkembangan gejala membuat tenaga medis kesulitan menentukan langkah perawatan yang tepat. Tantangan lain yang signifikan adalah ketidakmampuan pasien untuk mengungkapkan gejala atau preferensi mereka secara verbal seiring dengan memburuknya kondisi kognitif, sehingga tenaga kesehatan harus lebih proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien. Keluarga pasien juga menghadapi beban emosional yang besar akibat diagnosis demensia, menjadikan mereka bukan hanya pendamping, tetapi juga bagian penting dari tim perawatan. Di samping itu, keterbatasan dalam model layanan perawatan, baik di rumah, komunitas, atau rumah sakit, menambah kompleksitas dalam menyediakan perawatan paliatif yang optimal. Oleh karena itu, pendekatan yang berpusat pada pasien dan keluarga sangat diperlukan, dengan memperhatikan kebutuhan spesifik di setiap tahap perkembangan demensia untuk memastikan kualitas hidup yang baik hingga akhir hayat (Timmons & Fox, 2022) .
ADVERTISEMENT
Akses dan Kesadaran akan Perawatan Paliatif
Akses terhadap layanan perawatan paliatif bagi penderita demensia masih terbatas, meskipun layanan ini dapat meningkatkan pengalaman akhir hayat mereka dengan memungkinkan perencanaan dan pengambilan keputusan terkait perawatan. Banyak penderita demensia tidak mengakses perawatan paliatif, dan ketika mereka melakukannya, biasanya terjadi saat krisis atau menjelang kematian (Eisenmann et al., 2020) . Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang manfaat perawatan paliatif. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang manfaat perawatan paliatif bagi penderita demensia agar mereka dapat membuat keputusan perawatan yang tepat. Pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam akses layanan ini dan meringankan beban pada sistem kesehatan. Selain itu, upaya untuk meningkatkan pemahaman dan keahlian dalam perawatan paliatif harus dimasukkan dalam pengembangan profesional tenaga kesehatan dan dilakukan dalam berbagai layanan kesehatan (Yorganci & Sleeman, 2023) .
ADVERTISEMENT
Perawatan paliatif bagi pasien demensia adalah kunci untuk menjaga kualitas hidup, baik bagi pasien maupun keluarga mereka. Dengan pendekatan yang holistik dan berfokus pada kenyamanan, perawatan paliatif membantu mengurangi penderitaan dan memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan di masa-masa yang sulit ini. Di tengah kabut yang disebabkan oleh penyakit demensia, perawatan paliatif memberikan cahaya harapan bagi mereka yang paling membutuhkan.
REFERENSI
Eisenmann Y, Golla H, Schmidt H, Voltz R, Perrar KM. (2020). Palliative Care in Advanced Dementia. Front Psychiatry. 11:699. doi: 10.3389/fpsyt.2020.00699
Harrison Dening K (2023) Dementia 7: palliative and end-of-life care for people with dementia. Nursing Times [online]; 119: 9.
O, Connor, N., Fox, S., Kernohan, W.G., Drennan, J., Guerin, S., Murphy, A., Timmons, S. (2022). A scoping review of the evidence for community-based dementia palliative care services and their related service activities. BMC Palliative Care, 21, 32. https://doi.org/10.1186/s12904-022-00922-7
ADVERTISEMENT
Timmons, S., & Fox, S. (2022). Palliative care for people with dementia. Handbook of Clinical Neurology, 191, 81-105. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-824535-4.00013-6
WHO. (2020). Palliative Care. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/palliative-care [Diakses Pada 17 Oktober 2024].
WHO. (2023). Dementia. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dementia. [Diakses Pada 17 Oktober 2024].
Yorganci, E., Sleeman, K. E. (2023). Palliative care can benefit people with dementia. BMJ, 380, 754. https://doi.org/10.1136/bmj.p754
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 10:01 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini