Konten dari Pengguna

Kesehatan Mental yang Tidak Boleh Disepelekan

Devina Nafra Anggraita
Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
1 Januari 2025 12:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Devina Nafra Anggraita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seseorang yang sedang mengalami gangguan depresi (sumber: istockphoto.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang yang sedang mengalami gangguan depresi (sumber: istockphoto.com)
ADVERTISEMENT
Depresi merupakan gangguan yang marak terjadi di kehidupan. Diperkirakan ratusan jiwa penduduk di Indonesia menderita depresi. Depresi menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat terutama terhadap remaja. Dan bila tidak di obati dapat terjadi hal yang sangat buruk karena menimbulkan gangguan serious dalam fungsi sosial, kualitas hidup penderita, hingga kematian karena bunuh diri. Depresi juga berdampak pada kesehatan dan kehidupan sosial seperti, penurunan imunitas, gangguan kekebalan tubuh, serta penurunan minat dalam kegiatan yang dulu di gemari.
ADVERTISEMENT
Menurut ahli psikologi Beck dan Alford depresi di anggap sebagai masalah kognitif yang di dominasi oleh suatu evaluasi negatif seseorang terhadap diri.
Depresi sendiri adalah suatu gangguan suasana perasaan yang mengalami suasana hati sedih, hampa, putus asa, bahkan kehilangan minat dan semangat untuk menjalani aktivitas. Depresi terjadi karena adanya stress dan kecemasan berkepanjangan yang menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunnya kualitas fisik. Orang yang mengalami gangguan depresi umumnya memiliki gejala seperti sering melamun, kurang nafsu makan, sulit tidur, lesu, atau sulit konsentrasi.
Kesehatan mental sangat penting untuk menjunjung produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Gangguan mental dan kejiwaan bisa di alami siapa saja. Dokter spesialis kedokteran jiwa Indonesia mengungkapkan terdapat 800 ribu orang di dunia meninggal tiap tahun akibat bunuh diri. Dimana 80% hingga 90% dipicu oleh gangguan mental. Faktanya korban pada umumnya adalah kelompok remaja dengan rentang usia 15-29 tahun. Contohnya seperti pada kasus seorang siswa merasa tertekan karena tuntutan nilai yang tinggi dari orang tua. Sehingga ia mulai kehilangan minat belajar, menarik diri dari teman teman dan sering merasa cemas, akibat nya ia mengalami insomnia, kehilangan nafsu makan dan akhirnya menunjukkan gejala depresi
ADVERTISEMENT
Remaja yang mengalami depresi beresiko tinggi mengalami banyak masalah serious, karena mereka bertujuan untuk mengatasi rasa sakit emosional yang di rasakan. Depresi dapat menyebabkan perasaan marah dan mudah tersinggung, yang mengakibatkan sikap negatif yang berkelanjutan atau pembangkangan . Depresi memiliki dampak negatif terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti pada kejahatan mental, Depresi dapat menyebabkan remaja merasa putus asa, yang meningkatkan resiko percobaan atau pemikiran untuk mengakhiri hidup. Depresi sering kali disertai dengan kecemasan yang dapat memperburuk kondisi psikologis.
Depresi dapat diatasi dengan kombinasi perawatan profesional, perubahan gaya hidup, dan dukungan sosial. Langkah untuk menanggulangi dapat dilakukan seperti melakukan aktivitas fisik, berjalan, yoga, atau bersepeda karena dapat meningkatkan produktsi hormon endorfin yang dapat membantu mengurangi stress. Sehingga cara mengobati depresi dapat dilakukan dengan cara liburan, entah sama keluarga,sahabat , atau orang tersayang. Relaksasi juga diperlukan dalam metode pengobatan depresi seperti, berdoa dapat membantu menenangkan pikiran.
ADVERTISEMENT
Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran, perilaku dan kesehatan fisik seseorang. Kondisi depresi di tandai oleh gejala seperti perasaan sedih berkepanjangan, kehilangan minat, gangguan tidur, kelelahan dan kesulitan konsentrasi. Penanganannya dapat dilakukan seperti melakukan aktivitas fisik, berjalan, yoga, atau bersepeda karena dapat meningkatkan produktivitas hormon endorfin yang dapat mengurangi stres. Relaksasi juga diperlukan seperti berdoa, karena dapat membantu menenangkan pikiran.
Ditulis oleh:
Devina Nafra Anggraita
Mahasiswa Psikologi UMM
Angkatan 2024