Konten dari Pengguna

Ragam Budaya Minangkabau

devinanakita
Mahasiswa program studi Sastra Jepang, Universitas Andalas
2 Oktober 2024 7:18 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari devinanakita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
canva.com
zoom-in-whitePerbesar
canva.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
 Masyarakat Minangkabau merupakan sekelompok etnis yang mendiami wilayah Sumatera Barat, Indonesia. Mereka dikenal memiliki kebudayaan beragam dan ciri khas tersendiri. Salah satunya karena sistem kekerabatan matrilineal yang telah diyakini secara turun-temurun, di mana garis keturunannya berasal dari pihak perempuan. Selain kaya akan keberagaman budayanya, dan sistem adat isitadat. Objek wisata serta kulinernya pun tak kalah menggoda, salah satu diantaranya, rendang yang menjadi ikon utama di Sumatera Barat. 1. Kebudayaan Minangkabau ditinjau dari 7 unsur kebudayaan menurut Koentjara Ningrat Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebudayaan didefinisikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Koentjaraningrat, seorang antropolog asal Indonesia, berpendapat kebudayaan merupakan tindakan dan hasil karya manusia dan keseluruhan sistem gagasan dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dimiliki manusia dengan cara belajar. Tujuh unsur kebudayaan menurut koentjaraningrat diantaranya bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, religi, serta kesenian. a. Bahasa Bahasa Minangkabau merupakan bahasa daerah yang digunakan dalam keseharian oleh Masyarakat Minangkabau, dikenal sebagai anak cabang Bahasa Austronesia. Terdapat perbedaan pendapat mengenai Bahasa Minangkabau, ada yang berpendapat Bahasa Minangkabau merupakan Bahasa proto-Melayu, ada lagi yang menganggap Bahasa yang dituturkan masyakarat Minangkabau merupakan bagian dari dialek Melayu, Dalam Bahasa Minangkabau terdapat berbagai dialek, hal tersebut bergantung pada masing-masing daerah, seperti dialek Padang, dialek Pariaman, dialek Bukittinggi, dialek, Pasaman, dialek Payakumbuh, dan dialek Pesisir Selatan. Sementara itu, di Kepulaun Mentawai yang dikenal bagian dari Propinsi Sumatera Barat, mereka menggunakan Bahasa Mentawai dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa ini umumnya memiliki tiga dialek utama, Siberut Utara, Siberut Selatan, dan Sipora Pagai.
ADVERTISEMENT
b. Sistem Pengetahuan Masyarakat Minangkabau memiliki sistem pengetahuan yang diwariskan secara turun temurun, salah satnya sistem pengetahuan di mana anak berusia 7 tahun biasanya akan tinggal di surau dan belajar agama serta adat Minangkabau untuk menimba ilmu, setelah mendapat banyak ilmu mereka bisa kembali membangun kampung mereka dan menjadi sosok yang bertanggung jawab terhadap keluarganya.
c. Sistem sosial dan kekerabatan Suku bangsa Minangkabau memiliki sistem materilenial dalam sistem kekerabatannya. Dimana garis keturunan seseorang ditetapkan berdasarkan garis ibu. Sejalan dengan garis materilenial yang dianut maka peran utama dalam keluarga dipegang oleh “mamak”, dalam hal ini terbagi lagi atas tiga jenis, mamak rumah, mamak kaum, dan mamak suku. Mamak rumah adalah saudara laki-laki ibu yang tugasnya membina serta memipin keponakannya, mamak rumah biasanya dipanggil datuk, tetapi mendapat kehormatan sebagai penghulu. Mamak kaum bertugas mengurusi kepentingan-kepentingan kaumnya. Mamak suku ialah yang menjadi pimpinan suku.
ADVERTISEMENT
d. Sistem peralatan hidup dan teknologi Suku Minangkabau memiliki sistem peralatan hidup dan teknologi yang mencerminkan budaya dan kebutuhan masyarakatnya. Dibidang pertanian mereka menggunakan alat tradisional seperti cangkul, sabit, dan kerbau bajak, dibidang musik tradisional terdapat saluang, talempong untuk mendukung kesenian seperti tari-tarian. Dibidang kontruksi rumah, ada rumah adat yang atapnya didesain berbentuk limas menyesuaikan dengan iklim tropis dan budaya matrilineal.
e. Sistem mata pencaharian Masyarakat Minangkabau yang Sebagian besar tinggal di Sumatera Barat memilki mata pecaharian Bertani, mereka bercocok tanam di sawah dan ladang, serta menanam sayuran didaerah subur. Selain Bertani mereka juga berprofesi sebagai nelayan dan pedagang dengan jiwa wirausaha yang kuat. Namun, seiring berjalannya waktu banyak Masyarakat Minangkabau yang pergi ke kota besar untuk mencari peluang ekonomi yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
f. Sistem religi Masyarakat Minangkabau mayoritas menganut agama islam, agama inilah yang menjadi landasan perilaku sosial Masyarakat Minangkabau. Islam mulai masuk ke Minangkabau pada abad ke-13, setelah Sultan Alif memeluk agama islam diikuti oleh rakyat Minangkabau. Sistem Pendidikan juga sangat terkait dengan praktik religius di Minangkabau. Sejak usia dini, anak-anak pergi belajar agama dan adat di surau sehingga membentuk karakter mereka sebagai individu yang bertanggung jawab.
g. Sistem kesenian Masyarakat Minangkabau memiliki kesenian yang beragam, seni tersebut antara lain, tari-tarian, musik, dan seni pertunjukkan. Beberapa tarian yang terkenal adalah tari piring, tari randai, dan tari indang, tarian ini sering ditarikan dalam berbagai upacara dan perayaan adat. Alat musik tradisional di Minangkabau menggunakan talempong, saluang, gandang tabuik, dan rebana. Selain itu, seni lisan seperti pantun atau batombe salah satu kegiatan berbalas pantun antara dua orang laki-laki dan Perempuan atau berkelompok, kesenian ini merupakan bagian dari kebudayaan Minangkabau.
ADVERTISEMENT
2. Kebudayaan Minangkabau Sebagai Ide/Gagasan Kebudayaan Minangkabau sebagai ide atau gagasan mencakup nilai-nilai, norma dan adat yang diwariskan secara turun-temurun. Berikut beberapa ide dan gagasan dalam masyarakat Minangkabau : Falsafah Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah adalah filosofi hidup masyarakat Minangkabau, yang menekankan Adat harus berdasarkan pada syariat Islam, dan syariat harus berumber dari Al-Qur'an. Budaya merantau merupakan salah satu gagasan dalam masyarakat Minangkabau. Merantau dianggap sebagai jalan yang dilakukan untuk mengembangkan diri, mencari pengalaman baru, dan memperluas jejaring sosial. Meskipun merantau orang-orang Minangkabau tetap mempertahankan ikatan dengan asal mereka. Gotong royong, tradisi yang melibatkan masyarakat Minangkabau untuk berperan aktif dalam melakukan kegiatan sosial, dengan dilakukan gotong royong diharapkan dapat menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan, seperti semangat bersama yang tercermin dalam pepatah "Barek samo dipiku, ringan samo dijinjiang. D Satria (2022) menyatakan bahwa "Alam Takambang Menjadi Guru'' merupakan falsafah pendidikan masyarakat Minangkabau yang memanfaatkan kearifan lokal yang diperoleh dari alam sebagai tempat pembelajaran dan landasan pengembangan karakter. Alam adalah guru sejati bagi manusia, memberikan hikmah dan usaha (Nengsi & Eliza, 2019). Artinya alam mempunyai arti yang tidak terbatas, karena tidak hanya sebatas tempat lahir, hidup dan berkembang, tetapi merupakan sumber utama pembelajaran.
ADVERTISEMENT
3. Kebudayaan Minangkabau sebagai benda/artefak Kebudayaan Minangkabau juga dapat dilihat dari bentuk benda atau artefak, di antaranya : Rumah Gadang Rumah gadang merupakan rumah tradisional khas Minangkabau, didesain dengan atap melengkung ke atas seperti tanduk kerbau atau biasa disebut gonjong. Gonjong ini melambangkan kemenangan nenek moyang minangkabau yang berhasil memenangkan pertarungan melalui kerbau. Fungsi dari rumah adat ini bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga menjadi tempat kehidupan sosial, adat, dan lainnya Songket Songket merupakan kain tenun tradisional Minangkabau yang telah menjadi identitas budaya di Minangkabau. Terdapat beragam jenis motif serta filosofi dalam setiap motifnya. Kain ini telah diwariskan secara turun temurun sehingga sampai sekarang terpakai dalam acara adat serta pernikahan. Alat musik tradisional Suku Minangkabau memiliki beragam alat musik tradisional Minangkabau, diantaranya Talempong, Saluang, Rabab. Selain digunakan sebagai hiburan, alat musik ini biasanya juga digunakan untuk mengiringi acara adat dan upacara tertentu. Seni ukir minangkabau Seni ukir khas suku minangkabau memiliki makna simbolik dan filosofi, ukirannya dapat ditemukan pada dinding Rumah Gadang. Kebudayaan Minangkabau merupakan warisan yang kaya dan beragam yang mencakup banyak aspek kehidupan, mulai dari bahasa dan adat istiadat hingga seni dan sastra. Dalam kesehariannya, masyarakat Minangkabau memadukan adat istiadat yang diwariskan dengan ajaran Islam sehingga menciptakan budaya yang unik dan dinamis. Baik dalam bentuk gagasan, kerajinan tangan, bahasa maupun sastra, kebudayaan Minangkabau terus hidup dan berkembang serta menjadi bagian penting dari jati diri bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT