Si 'Burung Besi' yang Jarang Terbang Lagi

Dewa Komang Ady Suryadinatha
Saat ini bekerja sebagai Humas di Badan Pusat Statistik. Orang Bali yang tinggal di Jakarta. Pemain tenis yang hobi menonton bola. Gemar mendengar musik namun lebih senang mendengar cerita dari lingkungan sekitar.
Konten dari Pengguna
6 Agustus 2021 11:07 WIB
Ā·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewa Komang Ady Suryadinatha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pesawat terbang. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat terbang. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Hari ini maskapai Air Asia Indonesia resmi mengumumkan perpanjangan penghentian sementara penerbangan. Komitmen ini dibuat untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Pemerintah (PPKM) Darurat.

Berita Resmi Statistik mengenai pariwisata. Sumber : Badan Pusat Statistik
zoom-in-whitePerbesar
Berita Resmi Statistik mengenai pariwisata. Sumber : Badan Pusat Statistik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri penerbangan adalah salah satu industri yang paling terpukul karena pandemi. Hal ini karena penerbangan cenderung berbanding lurus dengan sektor pariwisata, yang mengalami dampak tidak langsung penyebaran virus Covid-19. Layu jika ditekuk pagebluk berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Mau dikata apa lagi, secara kumulatif Januariā€“Juni 2021, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia mencapai 802,38 ribu kunjungan atau menurun sebesar 74,33 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 3,13 juta kunjungan. Masih banyak?
The devil is in the detail, ratusan ribu kunjungan yang tercatat oleh BPS itu adalah akumulasi sejak bulan Januari. Tentu jika dirunut makin ke belakang akan makin menurun drastis sejak penyebaran varian delta ke Indonesia yang menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menarik rem dalam bentuk PPKM Darurat.
Ilustrasi industri penerbangan di Indonesia. Sumber : pribadi
Pemerintah bukannya tak berusaha. Penerapan protokol kesehatan saat menggunakan transportasi udara telah diterapkan. Sejumlah tahapan harus dipenuhi untuk dapat menggunakan transportasi paling aman di muka bumi. Sebelum berangkat, wajib sudah melaksanakan rapid antigen/tes polymerase chain reaction (PCR), screening suhu badan, mengisi Electronic Health Certificate (e-HAC), di dalam pesawat juga diwajibkan memakai masker.
ADVERTISEMENT
Tetapi tetap saja permintaan pasar yang kecil membuat sektor yang membutuhkan efisiensi ini luntang-lantung. Apalagi pandemi juga menghantam sektor pariwisata, yang merupakan denyut nadi dari sektor penerbangan itu sendiri.
Maskapai Lion Air. Sumber : Pribadi
Maskapai yang menjadi simbol kemerdekaan, Garuda Indonesia, setali tiga uang. Mereka mencoba melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah karyawan. Hal ini sejalan dengan pengurangan armada pesawat yang beroperasi sejumlah 70 pesawat sejak pandemi, atau kurang dari setengah armada yang dimiliki.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra bahkan mengungkap, saat ini utang perusahaan sudah mencapai Rp 70 triliun dan bertambah 1 triliun setiap bulannya. Pertambahan utang ini karena pendapatan perusahaan tidak bisa menutup pengeluaran.
Belanja pemerintah berupa kegiatan perjalanan dinas terpusat oleh Kementerian/Lembaga yang biasanya digunakan untuk menutup kerugian pun mulai tak tampak. Apalagi setelah Kementerian Keuangan menegaskan mengambil kebijakan untuk melakukan refocusing anggaran. Tak tanggung-tanggung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan refocusing anggaran sebesar Rp26,2 triliun untuk memenuhi kebutuhan penanganan pandemi Covid 19 dan pemulihan ekonomi.
Perkembangan Pariwisata di Indonesia. Sumber : Badan Pusat Statistik
Berat bagi industri ini untuk menggeliat seperti dahulu lagi. Sementara ini, setidaknya Si burung besi harus menahan diri. Pemerintah mau tak mau mesti turun dan memastikan agar misi penyelamatan tercapai. Sehingga nantinya Si Burung Besi bisa terbang tinggi lagi.
ADVERTISEMENT